the soldier (wonmin)

6.5K 169 5
                                    

Bang... Lagi, suara pistol menderu di gudang yang sudah tak terpakai, mengenai salah satu dari mereka yang memakai baju serba hitam.

Wonwoo menoleh, mendapatkan karibnya yang ada di seberangnya, juga sedang bersembunyi dari serangan musuh mereka.

Kedua mata rubahnya bertemu tatap dengan pemilik mata elang. Ia menarik alis kanannya sembari tersenyum bermaksud untuk menggoda, membuat yang digoda berdecak kesal dan memutar bola matanya malas.

Mingyu melongok sedikit. Bang.. Peluru panas tersebut mengenai tembok tempat ia bersembunyi, Mingyu menurunkan tubuhnya, menggerakkan kakinya untuk melompat, meluncur ke arah Wonwoo.

Ia menarik pelatuk kedua pistol yang ada di kedua tangannya, membunuh mereka yang berada di sana.

Ia berhenti dan bangkit, bersembunyi di tempat yang sama dengan Wonwoo, dengan dirinya menghimpit Wonwoo dengan tembok dibelakang Wonwoo. "Tinggal beberapa orang lagi dan mis-" Mingyu membulatkan kedua matanya saat tiba-tiba Wonwoo melumat bibirnya.

Ia mendorong Wonwoo yang terkekeh pelan. "Ini bukan saatnya untuk berciuman!" Ucapnya dengan tegas. Semakin membuat Wonwoo terkekeh dan mengecup bibir Mingyu lagi. Membuat Mingyu semakin geram dengan kelakuan karibnya.

Bang.. Bang..

Suara pistol tersebut keluar berkali-kali. Mingyu sedikit melirik, ia membulatkan kedua matanya ketika melihat salah satu musuhnya mengambil granat. "Sial." Umpatnya.

Wonwoo menoleh mengikuti arah pandang Mingyu, ia juga membulatkan kedua matanya. Meraih pinggang dan kepala belakang Mingyu, mendorongnya dan secara bersamaan, granat yang sudah di lemparkan itu meledak.

Keadaan gudang tersebut berdebu karena ledakan itu. Wonwoo membuka kedua matanya melihat Mingyu di bawahnya. "Kau tidak apa-apa?" Tanyanya.

Mingyu mengernyit, ia mengarahkan pistol di tangan kanannya ketika melihat bayangan mendekat dari balik kumpulan debu itu. Bang.. Bang.. Bang.. Sebanyak tiga kali tembakan membuat ketiga orang itu langsung terkapar.

Mingyu menoleh ke arah Wonwoo. "Bangun, kau berat Wonwoo." Ucapnya.

Wonwoo tersenyum, ia bangkit dan meraih tangan Mingyu untuk membantunya. Keduanya berjalan pelan dan waspada menuju arah sebuah pintu yang akan mereka masuki.

Melihat para musuhnya yang terkapar di tempat tersebut, bahkan Wonwoo harus menembak mereka yang masih sadarkan diri.

Mingyu masuk, ia langsung bergegas menuju sebuah komputer yang berisi waktu bom yang ada di tengah kota akan meledak. Wonwoo berjaga di pintu, ia menembak siapapun yang datang dan melawannya. "Cepat Mingyu!" Serunya.

Mingyu berdecak kesal. "Memangnya otakku tahu sandinya huh?!" Serunya, ia menoleh untuk menatap Wonwoo yang tengah sibuk melawan musuh mereka. Menembak ketika ada orang yang berhasil masuk.

Mingyu kemudian mengotak-atik komputer tersebut, waktu menunjukkan kurang dari satu menit. Jika ia gagal, maka akan ada dua ratus ribu orang lebih yang meninggal karena bom.

Ia terus memutar otaknya, hingga waktu menunjukkan kita 18 detik, ia berhasil. Ada pemberitahuan di layar komputer bahwa bom berhasil di matikan.

Ia kemudian menghubungi teman-temannya yang ada di tengah kota. "Sudah selesai, kalian bisa melepasnya." Ucapnya.

Mingyu kemudian berbalik dan membantu Wonwoo untuk menaklukan mereka yang masih menyerang Wonwoo. Hingga keduanya selesai, keduanya berjalan keluar.

Untuk kunci bom sendiri sudah di ganti dan dimatikan permanen oleh Mingyu, jadi tidak akan ada yang bisa menyalakannya lagi.

Mingyu x WonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang