step father (minwon)

14.7K 354 45
                                    

"Ibu akan menikah lagi?" Wonwoo mengernyitkan dahinya, menatap ibunya yang mengangguk untuk menanggapi apa yang Wonwoo pastikan. "Dengan siapa?" Tanya Wonwoo, menunjukkan wajah bingung.

"Kim Mingyu, CEO di perusahaan tempat ibu bekerja." Balas ibunya. Ia menatap putra semata wayangnya dengan lekat. "Kau tidak apa-apa?" Tanya ibunya.

Wonwoo menghela napasnya. "Apa ibu sudah tidak mencintai ayah lagi?" Tanya Wonwoo dengan ragu, ia menelan ludahnya kasar, takut ibunya akan marah.

"Bagaimana bisa ibu mencintai seseorang yang sudah mengkhianati kita? Dia meninggalkan kita Wonwoo, demi perempuan lain."

"T-tapi.." Wonwoo terdiam lalu menunduk, ia bangkit dari duduknya. "Ibu bisa menikah, aku tidak apa-apa.." Lalu berjalan keluar dari ruang makan dan masuk ke kamarnya.

Ia duduk di sisi tempat tidurnya, menunduk dan memikirkan apa yang ibunya katakan. Ia pernah sekali bertemu dengan Kim Mingyu, saat ia mengunjungi ibunya di tempat kerjanya, ia tidak tahu jika ibunya memiliki hubungan dengan pria yang tiga belas tahun lebih tua darinya.










































Wonwoo terus menunduk, ia tak berani menatap pria yang duduk di seberangnya. Sedari tadi hanya mendengarkan perbincangan antara ibunya dengan pria yang akan menjadi ayah tirinya.

"Tidak apa kan Wonwoo jika pernikahan kami diadakan minggu depan?" Mendengar penuturan ibunya, Wonwoo menoleh ke samping, menatap ibunya dengan lekat lalu mengangguk untuk menanggapi.

Ia lalu menoleh dan menatap Mingyu yang tersenyum ke arahnya lalu kembali menunduk. Wonwoo menelan ludahnya kasar, tatapan Mingyu padanya begitu intens dan ia merasa aneh dengan hal tersebut.

"Kalau begitu, kita bisa mempersiapkannya sedari sekarang." Tangan Mingyu terulur meraih tangan Seulgi yang tersenyum. Wonwoo sedikit meliriknya, melihat bagaimana jempol Mingyu yang bergerak mengelus punggung tangan ibunya. "Setelah itu, kalian bisa pindah ke rumahku." Tambah Mingyu.

Wonwoo langsung mendongak dan menatap Mingyu. "Pindah?" Tanyanya dan menoleh ke arah ibunya. "Kita akan pindah dari rumah itu ibu?" Tanyanya dengan dahinya yang mengkerut.

Seulgi mengerjap lalu mengangguk, ia mengusap pundak Wonwoo dengan tangan kirinya. "Iya nak, kita akan tinggal di rumah Mingyu setelah kami menikah."

"Tapi rumah itu-"

"Rumah itu tidak akan di jual Wonwoo, kau bisa memakainya kelak." Sela Mingyu, Wonwoo menatapnya dengan lekat. "Untuk sekarang, kau harus tinggal bersama kami, kau belum cukup umur untuk tinggal sendirian." Tambah Mingyu.

Wonwoo menggigit bibir dalamnya lalu mengangguk untuk menanggapi, mendapat helaan napas lega dari Mingyu dan melihat senyum ibunya.



















Wonwoo menatap ibunya yang berdiri berhadapan dengan Mingyu di altar, melihat senyuman merekah dari ibunya. Ia berbalik dan berjalan menjauh dari tempatnya berdiri saat melihat ibunya yang berciuman dengan Mingyu.

Berjalan menuju meja dan mengambil minum lalu meneguknya habis. "Kenapa?" Wonwoo menoleh saat mendengar suara pamannya. "Kenapa Wonwoo?" Tanyanya lagi.

Wonwoo menggeleng pelan. "Tidak paman, aku hanya haus."

"Sungguh? Apa bukan karena kau tidak rela ibumu menikah lagi?"

"Bukan.. Bukan seperti itu."

Seungcheol menghela napasnya dan menepuk pundak keponakannya. "Semuanya akan baik-baik saja, percaya pada paman." Ucapnya sembari sedikit meremas pundak Wonwoo.

Mingyu x WonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang