Kepala ku pusing, sepuluh menit lalu ibuku mengetuk pintu kamarku untuk memberikan bubur dan meminta ku untuk minim obat sakit kepala.Aku sudah melaksanakannya kok, tenang saja.
Oh iya, kata ibuku tadi pagi ketiga umbrella boy itu datang ke rumahku entah mau apa, tapi berhubung aku masih tidur ibuku meminta mereka untuk kembali lagi nanti.
Fiuh, syukurlah. Mereka itu berisik. Bisa-bisa kepala ku semakin sakit nanti.
Mengenai hal lain, ayahku yang sedang bekerja di luar kota pun menelponku berulang kali kemarin. Kami sempat bicara sebentar, beliau banyak mengatakan kalimat bijak dan menyemangati.
Seperti aku baru gagal ujian saja. Huh.
Tetang rencana hadiah ulang tahun buku berisikan 19 reasons to love you itu.
Aku belum menyelesaikannya.
Oke, jangan sebut payah.
Masalahnya aku masih mengingat-ingat tentang anak itu, maksudku cowok aneh itu. Aku menyukainya sejak kali pertama aku melihatnya, jadi sebenarnya tidak ada alasan yang gimana-gimana.
Jika bertanya kenapa harus 19?
Bukan 12, 48, 60, dan lain-lain.
Jujur pada awalnya aku ingin membuat sebanyak 1001, tapi boro-boro menulis lima saja butuh waktu dua bulan.Bayangin aja kalau harus nulis 1001 poin, sementara per bulan aku hanya berhasil menulis paling banyak 3 poin, duh keburu aku tua bangka dong. Begitu kira-kira yang sempat ada dipikiran ku, tapi kembali lagi.. ternyata benar yang namanya usia tidak pernah ada yang tau ya.
Oke, cuttt!
Jadi alasan milih angka 19 itu karena.. 19 adalah tanggal dimana pertama kali kami bertemu, iya serius, aku masih ingat jelas karena saat tiba di rumah aku langsung menulis semuanya di diary yang sekarang sudah hilang entah kemana.
Meskipun sedang sakit kepala,
hari ini aku sudah lumayan punya banyak energi. Jadiii, aku akan mulai menceritakan mengenai tetangga nakal itu alias orang yang aku suka alias cinta pertama ku alias cinta monyet alias orang teraneh alias orang yang pengen aku nikahin.Aku biasa panggil dia Jejel,
singkatan dari Jevan jelek soalnya malu kalau mau nyebut dia ganteng, hahaha. Ups, sorry.Dan ceritanya dimulai dari..
Hari itu.
.
.
19 juli 2010
Rumah baru. Sejujurnya, aku tidak pernah tau rencana kedua orang tuaku untuk pindah ke lingkungan baru ini.
Yang jelas, kata ibu rumah lama kami sudah tidak nyaman untuk ditempati. Terlalu berisik karena posisinya berada di komplek tengah kota, juga kata ibu teman-teman dekat rumah ku bukan teman yang baik untuk ku.
Kalau aku pikir kembali, memang benar sih. Mereka itu suka pelit kalau punya makanan, waktu aku menunjukkan barbie baru yang ayahku belikan pun mereka terlihat tidak suka.
Pernah sekali dengan penuh rasa penasaran aku tanya langsung apa alasan mereka menjauhi ku,
katanya karena aku anak yang terlalu baik.Alhasil keesokan harinya saat mereka tengah main sepeda di taman komplek, aku mengayuh kencang pedal sepeda milikku kemudian menabrak ban belakang sepeda salah satu dari mereka hingga dia terjerembab jatuh dan aku tertawa di atas sepeda.
Bermaksud membuktikan kalau aku sebenarnya tidak sebaik itu.
Eh, bukannya jadi ditemani.
Mereka justru menyebut ku anak yang jahat kemudian mengadu pada orang tua teman yang aku tabrak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
19 reasons to love you | 00L
Ficção AdolescenteMemang benar tidak pernah ada alasan tertulis untuk mencintai. Kamu adalah sebuah pengecualian. - '19 reasons to love you' adalah sebuah tulisan sederhana yang Ala tuliskan sebagai hadiah ulang tahun untuk cowok bernama Jevan, sahabat sekaligus satu...