April, 2017"Tiup lilinnya, satu, dua, tiga!"
Aku meniup tujuh belas lilin di atas kue bertingkat tiga ini sebisa mungkin. Huft susah juga ternyata, beruntung aku tidak sendirian hingga akhirnya lilin berhasil padam.
"HAPPY BIRTHDAY, ALA JEVAN!!"
"YEAYYYY!!" Semua orang bersorak dengan tepuk tangan meriah.
Puluhan balon dari langit-langit gedung dijatuhkan, musik khas ulang tahun kembali dinyalakan membuat suasana semakin meriah.
Diriku yang mengenakan gaun biru seperti Cinderella tak hentinya tergelak menatap cowok di sebelahku yang untuk kesekian kali menyingkirkan mahkota palsu dari kepalanya.
Ayolah, Jejel. Hari ini kamu jadi pangeran.
"EH eh kok dilepas sayang? Pake dulu ayo, kita foto!" Ibu Jevan datang merapikan kembali penampilan anaknya.
"Senyum dong," kataku menahan gelak.
"Demi kamu Al, demi kamu.."
Keluarga Jevan berfoto, kemudian bergantian keluargaku, setelahnya kami semua foto bersama. Oh iya, jangan lupakan tiga pangeran yang tak kalah antusias.
Akhirnya, tepat hari ini aku dan Jevan resmi berusia 17 tahun.
Tolong jangan salahkan diriku mengenai tema acaranya, haha.
Sejak pertama orang tuaku bicara mengenai pesta ulang tahun, aku sudah mengatakan akan menggunakan tema princess yang dulu aku idam-idamkan.Setelahnya aku baru tahu ternyata acara ulang tahun itu akan diadakan berbarengan dengan acara Jevan yang memang juga sudah direncanakan. Orang tua kami pikir, daripada terpisah lebih baik disatukan saja supaya lebih meriah.
Toh, ditahun-tahun sebelumnya juga berulang kali kami merayakan ulang tahun bersama.
Dan di sinilah kami sekarang, bukan gedung mewah namun didekorasi secantik mungkin. Karena ini acara yang spesial, acara ultah ke 17 yang sekali seumur hidup, aku ingin hari ini menjadi yang tak pernah terlupakan.
"Alaa, cantik bangeeett."
"Thiaa.." Aku memeluk temanku itu yang tak kalah cantik dengan rambut kepang dua, gaun biru serta jubah merahnya.
"Selamat legal ya. Tebak gue kospley jadi siapa?"
Aku berpikir memperhatikannya, "Anna?"
"Pinter. Nih buat lo, semoga suka ya.."
"Thank you so much, Thiii." Aku menerima kado dengan pita cantik dari Thia.
"Al, itu.. panggilin dong, hehe.."
"Siapa? Oh—JEL!" Aku memanggil Jevan yang masih sibuk menerima hadiah dari sekumpulan princess dengan make up totalitas tersebut.
Perasaan ini acara ulang tahun deh, bukan Halloween.
"Eh iya? Kenapa, Al?"
"Jevan, hehe.." Thia mengeluarkan satu lagi kadonya, dengan senyum lebar ia menyerahkan pada Jevan. "Happy birthday ya, hehe, buat lo!"
"Wah. Thanks ya." Cowok itu menerimanya ramah.
Thia mengangguk kemudian menatap kue yang telah dipotong, beberapa hiasan kemudian kami berdua,
"Al, kok kayak acara pernikahan ya—""UHUK! UHUKK!" Jevan tersedak es buah yang tengah ia teguk.
"Apaan sih. Eh lo nggak ada gandengan kan ya? Bentar, bentar.." Aku mengedarkan pandangan mencari sosok dibalik keramaian.
KAMU SEDANG MEMBACA
19 reasons to love you | 00L
Novela JuvenilMemang benar tidak pernah ada alasan tertulis untuk mencintai. Kamu adalah sebuah pengecualian. - '19 reasons to love you' adalah sebuah tulisan sederhana yang Ala tuliskan sebagai hadiah ulang tahun untuk cowok bernama Jevan, sahabat sekaligus satu...