Hasil penumuman SNMPTN sudah diumumkan. Meskipun diantara kami berlima hanya diriku yang tidak ikut seleksi ini, sore itu aku juga berada di sana.Berkumpul di halaman belakang rumah Rendra, sambil memperhatikan keempat temanku yang menatap serius layar ponsel masing-masing--menunggu hasilnya muncul.
Tepat jam 3. TARAA!!
Layar ponsel keempatnya seketika menunjukan warna merah, kecuali milik Rendra.
Artinya hanya Rendra yang lulus jalur bebas tes ini.
Kulihat jelas bahu Chan, Jevan dan Jerry merosot, sementara Rendra seketika mengucap syukur meskipun tidak dilebih-lebihkan demi menjaga perasaan teman-temannya.
Aku menepuk bahu Jevan dua kali lantas memberinya semangat, karena ini belum berakhir.
Dan nasib kami ditentukan hari ini.
Pagi-pagi sekali kami berempat sudah bersiap-siap. Hari ini kami akan mengikuti ujian tes masuk PTN yang lokasinya berada di salah satu kampus di pinggir kota. Sekitar 2 jam dari komplek kami.
Rendra juga ingin ikut, alhasil kami berlima ke sana menaiki mobil yang distir Jevan, karena kebetulan hanya dirinya yang sudah memiliki SIM diantara kami semua.
Bukan KCCK namanya kalau tidak ada drama. Belum sampai lima belas menit mobil meninggalkan komplek, Chan memekik mengatakan kartu pendaftarannya tertinggal.
Ya mau tak mau harus putar balik.Meskipun kebetulan seleksi di hari yang sama, ruangan dan sesi kami berbeda-beda. Chan dan Jerry sesi pagi, sementara aku dan Jevan siang.
Sudah sejak setengah jam lalu keduanya meninggalkan aku, Jevan dan Rendra di warung penjual es campur.Alih-alih menikmati minuman menyegarkan di cuaca yang panas ini, benakku justru bercabang kemana-mana.
Aku gugup.
"Al, hei? Kok nggak diminum?" Senggolan Jevan membuatku menoleh.
"Ha? Eh. Diminum kok," jawabku langsung meraih gelas yang isinya sudah mencair itu.
"Haaa pasti deg degan kan lo? Santai aja kali, Al."
"Santai santai. Lo mah enak Ren udah aman damai tenang," sahutku menatap Rendra.
"Yee bukan gitu, tips nya tuh gini Al." Rendra memperbaiki posisi dududuknya. "Konsentasi, jangan gugup, kerjakam dari soal yang paling mudah dulu, usahain semaksimal mungkin dari materi yang udah lo pelajari. Rileks aja, biar nggak ngeblak."
"Dan jangan lupa baca doa," tambah Jevan.
"Nah itu!"
Aku hanya mengangguk.
Gugup itu wajar, semua orang juga pasti pernah merasakannya. Masalahnya jangan sampai perasaan gugup itu mengacaukan segalanya.Oke fokus. Fokusss.
"Rendra!" panggilan seseorang membuat kami sontak menoleh.
"Eh Zie?"
Gadis dengan rambut lurus itu antusias menghampiri meja kami.
"Widihh. Kata om lulus snm lo? Trus ngapain di sini?"
"Emang. Iseng doang. Sendirian aja lo? Sini duduk." Rendra menarik kursi di sebelahnya.
Aku membalas senyum gadis itu ketika matanya menatap kami.
"Al, Van. Ini sepupu gue, si Zie. Dulu pernah main bareng kita juga pas acara ulang tahun gue, inget nggak?"
"Zie?" Jevan mengusap dagunya.
"Oh! Dulu rambut lo pendek kan, kaya dora?"
![](https://img.wattpad.com/cover/279021688-288-k978875.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
19 reasons to love you | 00L
Genç KurguMemang benar tidak pernah ada alasan tertulis untuk mencintai. Kamu adalah sebuah pengecualian. - '19 reasons to love you' adalah sebuah tulisan sederhana yang Ala tuliskan sebagai hadiah ulang tahun untuk cowok bernama Jevan, sahabat sekaligus satu...