Apa Salah Gue

38.7K 2.7K 44
                                    

Andai kenangan seperti lembaran buku, pasti aku akan merobek dan membuang bagian terburuk dari sana.

_Rania Mahendra_

_Rania Mahendra_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Akhirnya masuk. Marsel menyeringai kecil.

Denita menelan salivanya gugup, tangannya bergerak ragu mengusap punggung tegap laki-laki itu.

"Maaf ya Sel, kalo gue bikin lo sedih. Gue cuma penasaran kenapa Ran bisa marah sama lo,"

"Tapi gue berani sumpah kok, kalo gue nggak punya maksud buat nuduh lo, curiga sama lo atau bahkan bikin lo sesedih sekarang." sambung Denita cepat, meski sebenarnya ia tidak sepenuhnya paham dengan apa yang baru saja di ucapkannya.

Marsel mengangguk samar tepat diatas bahu Denita yang mengeluarkan aroma mawar. Dadanya bergerak naik turun dengan cepat, sampai membuat deru nafasnya saling berlomba untuk masuk dan keluar.

"Gue bener-bener minta maaf ya Sel." Denita kembali membuka suara penuh sesal.

Bukannya menjawab perkataan sahabatnya itu, Marsel justru semakin gencar memasukkan aroma mawar yang menguar dari tubuh Denita kedalam indra penciumannya. Bahkan dengan lancangnya ia mempererat pelukan tangannya, pada pinggang ramping itu.

Masa bodo dengan rasa tidak nyaman yang diam-diam merayapi hati Denita, atau jantung gadis itu yang terdengar berdetak tidak menentu.

Yang ada dalam pikiran Marsel hanyalah ia ingin terus dekat dengan Denita, dekat dalam artian lain tentunya. Dari balik pelukan itu diam-diam Marsel menarik smirk-nya.

Gila, kemana aja gue selama ini?

Kenapa gue baru sadar, kalo Denita jauh lebih hot dari pada Rania. Hmm... boleh nih di jadiin umpan selanjutnya. Monolog Marsel dalam hatinya, tak lupa memamerkan senyuman liciknya.

Denita bergerak gelisah, secara perlahan ia mulai mengendurkan pelukan mereka. Bibirnya menampilkan senyuman canggung, hingga membuat wajahnya secara refleks tertunduk menyesal.

"Kenapa, hm?" pancing Marsel.

Denita bungkam dengan wajah yang masih setia tertunduk, namun perlahan dagunya bergerak naik membuat pendangannya secara otomatis terangkat. Netra keduanya saling bertemu dan saling menyelami netra lawan jenisnya.

"Gue baru sadar, kalo lo lebih cantik dari yang selama ini gue lihat." papar Marsel, sukses membuat kedua pipi Denita blushing seketika.

Marsel sadar sudah berhasil membuat Denita terbang berkat rayuannya, bahkan ia siap melancarkan aksi selanjutnya. Perlahan wajahnya bergerak semakin dekat kearah Denita, bersiap merasakan bibir ranum gadis itu yang sepertinya akan menjadi candu untuknya.

SINGLE MOM (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang