Idle Time

4.4K 368 4
                                    

TIDAK DIPERKENANKAN MENERBITKAN ULANG FANFIC INI DI SITUS LAIN TANPA IZIN DARI PENULIS

.:R E S P E C T:.

ENJOY YOUR READ BUT DON’T STEAL ANY CONTENT FROM THIS FANFIC

.

.

.

.

Disclaimer: Kishimoto Masashi

.

.

Bacalah fic ini di waktu senggang Anda. Jangan sia-siakan waktu utama Anda untuk baca fic ini.

Khusus untuk yang muslim, jangan lupa sholat, ya…

Sincerely,

miyazaki rully bee

.

.

.

.

Pintu ditutup Sasuke dengan keras. Jam makan siang telah berakhir sejak beberapa menit yang lalu. Saat ini di ruang loker yang sekaligus menjadi ruang ganti staf, Hinata duduk di kursi kayu panjang yang diletakkan di antara dua baris loker. Sekotak jus bergeming di dekatnya.

Sasuke menghampiri Hinata, menghempaskan tubuhnya saat ia duduk di samping Hinata. Ia menghadap ke arah loker di barisan kiri. Hinata menghadap loker di barisan kanan. Dengan posisi ini, mereka bisa saling memandang dengan lebih leluasa.

Namun saat ini, tak ada aura romansa di antara mereka. Sasuke terlalu kesal. Sedangkan Hinata lebih memilih santai.

“Ada apa?” pancing Hinata akhirnya, tak ingin dianggap tak peduli oleh Sasuke.

Sasuke menahan kalimatnya, ekspresi wajahnya terlihat tertekan. Ia menoleh, menatap mata Hinata dengan pesan yang jelas; ia sedang kesal.

“Kau tahu?” nada suara Sasuke masih datar, tapi perlahan dia mengubahnya menjadi lebih tinggi. “Manajer kita benar-benar tukang ngatur!” Kepala Hinata menekuk ke samping, bertanya tanpa kata. “Tadi,” Sasuke melanjutkan, “Dia menceramahiku. Itu lorongku, pelangganku. Tapi dia malah memintaku mengurusi pelanggan di lorong lain. Itu tanggung jawab Shikamaru! Kenapa harus aku yang mengurusi lorong itu?”

Soleil merupakan restoran mewah yang berkapasitas banyak. Tiap pelayan memiliki lorong mereka masing-masing. Susunan meja di ruang utama dibentuk dengan barisan. Antar dua baris meja disebut sebagai lorong, dan biasanya dikuasai oleh satu pelayan. Di Soleil ada beberapa pelayan yang memiliki lorong mereka masing-masing. Sasuke memiliki lorong utama, yang paling banyak dipilih pelanggannya untuk duduk. Ia hanya berkisar di lorong itu. Jadi, pelanggan yang ingin dilayani Sasuke harus duduk di dua baris meja di pusat ruangan yang jumlah kursinya justru lebih sedikit dibandingkan di empat sisi hall utama Soleil.

“Kenapa Manajer mengatakan itu padamu?”

“Iya, kan? Aku juga berpikir begitu. Pasti karena dia lebih memilih Shikamaru untuk mengurusi lorongku! Itu pilih kasih, namanya!”

“M-maksudku …” Hinata menggeser tubuhnya, kini ia mundur di kursi itu, tapi posisi duduknya lebih miring, dan pusat perhatiannya tertuju sepenuhnya pada Sasuke. “Kenapa, alasan apa yang dimilikinya? Pertanyaan seperti itu pasti ada dasarnya.”

“Bukankah tadi aku sudah bilang? Dia ingin Shikamaru menguasai lorongku!”

“Ehm … kurasa ada kesalahpahaman di sini.”

Kimi to BokuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang