TIDAK DIPERKENANKAN MENERBITKAN ULANG FANFIC INI DI SITUS LAIN TANPA IZIN DARI PENULIS
.:R E S P E C T:.
ENJOY YOUR READ BUT DON’T STEAL ANY CONTENT FROM THIS FANFIC
.
.
.
.
Disclaimer: Kishimoto Masashi
.
.
Bacalah fic ini di waktu senggang Anda. Jangan sia-siakan waktu utama Anda untuk baca fic ini.
Khusus untuk yang muslim, jangan lupa sholat, ya…
Sincerely,
miyazaki rully bee
.
.
.
.
Nasi omelet buatannya yang paling enak. Kroket yang ia selipkan dalam bento yang ia siapkan untukku selalu berjumlah tiga. Tubuhnya hangat, jadi terasa nyaman saat dipeluk. Rambutnya halus seperti bulu kucing.
Waktu kecil, aku punya luka baru di punggungku. Saat dia main ke rumah, aku minta padanya untuk menggaruk punggungku. Dia melakukannya, dan aku berdarah. Untuk menebus kesalahannya, dia harus mau jadi milikku seorang.
Aku tak pernah mengatakan pada siapapun tentang gunting yang sengaja kupakai untuk melukai punggungku.
.
.
.
.
.
“Maksudnya apa? Kau tahu apa maksudnya ini?”
Selembar surat dalam amplop berwarna biru mengartikan harapan. Hinata menyampaikan itu pada Sasuke. Susunan kalimat dalam surat itu pun sudah sangat jelas. Penjelasan yang berlebihan dan kata-kata mutiara pastinya tak dibutuhkan dalam surat pernyataan cinta yang sederhana seperti itu.
‘Uchiha Sasuke, sejak pertama bertemu denganmu, hatiku berdebar. Aku menyukaimu. Sempatkanlah waktu untuk menemuiku hari ini di depan air mancur dekat stasiun jam 5.’
“Aku tahu. Maksudku ini,” Sasuke menunjuk bagian bawah surat yang ditulis dengan tinta merah.
‘P.S. Tolong datang sendiri.’
Hinata tersenyum. “Sasuke-kun, aku ada kegiatan tambahan di klub hari ini. Senpai akan—”
“Kalau begitu, aku tunggu.”
“Eh?”
“Kenapa kaget?”
Hinata mengambil satu langkah mundur, menggaruk ujung hidungnya, lalu berjalan menuju kelas setelah Sasuke menarik tangannya dan masuk lagi ke koridor sekolah. “Kau ada kegiatan klub, kan? Aku tunggu sampai selesai.”
Ini tak seperti biasanya. Dia tak pernah memberi izin jika ada jam tambahan di klub. Sasuke lebih suka jika mereka langsung pulang saja. Dia sengaja tak pernah ikut kegiatan klub karena hal ini dan banyak alasan lain. Hinata mengambil klub seni. Hanya klub itu yang kegiatannya tak banyak.
Surat biru itu telah mendarat di tempat sampah yang diletakkan di ujung kelas. Murid yang bertugas piket bertanya sekilas apa surat itu benar-benar tak dipakai lagi. Sasuke mengiyakan tanpa pikir panjang, mengambil tas sekolah Hinata dan menunggu pemiliknya selesai bengong di samping mejanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimi to Boku
FanfictionKumpulan fic SasuHina; one-shot(s) dan mini series. Unrevised; you might find some typo(s). AU. Romance, Drama, General, Mystery, Slice of Life, Slightly Comedy.