TIDAK DIPERKENANKAN MENERBITKAN ULANG FANFIC INI DI SITUS LAIN TANPA IZIN DARI PENULIS
.:R E S P E C T:.
ENJOY YOUR READ BUT DON’T STEAL ANY CONTENT FROM THIS FANFIC
.
.
.
.
Disclaimer: Kishimoto Masashi
.
.
Bacalah fic ini di waktu senggang Anda. Jangan sia-siakan waktu utama Anda untuk baca fic ini.
Khusus untuk yang muslim, jangan lupa sholat, ya…
Sincerely,
miyazaki rully bee
.
.
.
.
“Apa Senpai sudah punya pacar?”
Pertanyaan ini selalu ditanyakan padaku. Aku, lama-lama jadi enggan menjawabnya. Meski sudah bersikap dingin, tetap saja mereka menanyakan pertanyaan itu.
“Lalu?” tanya Hinata. Ia bersikap acuh tak acuh, asyik sendiri dengan gadget yang sejak tadi menjadi pusat perhatiannya.
Aku tak pernah menduga seorang Hinata yang pemalu dan otaku itu juga ahli dalam mengutak-atik permainan, menantang dirinya sendiri dan menemukan kode-kode cheating paling ampuh yang kemudian dia publikasikan pada perusahaan penerbit dan tercatat sebagai buku paling laris. Hinata yang seharusnya tidak bisa apa-apa malah sudah menghasilkan uang hanya dengan bermodal keisengan.
“Tapi … “ katanya, meregangkan otot di sekitar lehernya dengan menekuk kepala ke kiri dan kanan. “menurutku, tenis itu mirip dengan permainan pedang.” Dia mengangkat wajahnya, memandangku dengan binar lemah di balik kacamata minus berbingkai hitam. “Sasuke-kun, apa sebenarnya kau tertarik dengan pedang?”
“Konyol. Aku ini anti-hero. Anti-hero!”
“Aku tidak bilang kau hero-nya, kan?”
Aku nyaris menghela napas kesal, “Kau memang tak pernah perhatian padaku.” Suaraku terlalu pelan di antara suara ketikan tuts keyboard gadget-nya.
“Ini laptop, loh,” kata Hinata tiba-tiba. “Bukan gadget sembarangan.”
“Memangnya siapa yang bilang benda itu gadget?” sindirku, menyadari bahwa pikiranku sebenarnya mudah ditebak.
Akhirnya Hinata selesai dengan perbincangan satu arahnya, dia berganti fokus, melepas kacamatanya dan menungguku membuka mulut lagi.
“Aku malas bicara.”
“Oh,” desahnya. Dia lalu membereskan kertas-kertas yang berserakan, merapikan alat-alat tulisnya, menutup laptop, dan berdiri.
“Sebentar lagi waktu istirahat akan berakhir.”
“Ya,” sahutku.
“Hari ini Sasuke-kun ada latihan?”
Aku junior di sekolah, sudah pasti selalu ada jadwal latihan. “Ya.”
“Boleh aku lihat?”
Nada suara Hinata yang terdengar riang membuat kakiku gemetar. Aku tak punya pengalaman soal perempuan. Hinata mungkin otaku, dia juga pemalu, tapi dia kakak kelas yang sudah seharusnya kuhormati. Bukan hanya karena dia senior-ku, tapi juga karena strata keluarga kami yang tak bisa disamaratakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimi to Boku
FanfictionKumpulan fic SasuHina; one-shot(s) dan mini series. Unrevised; you might find some typo(s). AU. Romance, Drama, General, Mystery, Slice of Life, Slightly Comedy.