One Otaku Trouble

4.7K 339 15
                                    

TIDAK DIPERKENANKAN MENERBITKAN ULANG FANFIC INI DI SITUS LAIN TANPA IZIN DARI PENULIS

.:R E S P E C T:.

ENJOY YOUR READ BUT DON’T STEAL ANY CONTENT FROM THIS FANFIC

.

.

.

.

Disclaimer: Kishimoto Masashi

.

.

Bacalah fic ini di waktu senggang Anda. Jangan sia-siakan waktu utama Anda untuk baca fic ini.

Khusus untuk yang muslim, jangan lupa sholat, ya…

Sincerely,

miyazaki rully bee

.

.

.

.

Layar LED papan iklan berukuran besar itu menarik perhatian, seakan semua poster yang ditempel di banyak tempat, tidak cukup. Saat berkeliaran di Shibuya, hampir semua orang tak bisa tak peduli pada benda besar yang setiap detik memancarkan cahaya penuh warna. Pasti banyak uang yang telah digunakan untuk iklan luar biasa itu.

Di sana diputar iklan beberapa versi. Yang paling utama adalah si bintang: Uchiha Sasuke yang tak berkata-kata, hanya bergerak, berjalan, dengan efek angin yang melambaikan jubah hitamnya. Kesan misterius yang disampaikan video itu membuat orang terpana. Sasuke berjalan dari arah hutan yang gelap menuju padang rumput yang diberkahi cahaya kuning keemasan. Hamparan rumput hijau dengan bunga-bunga indah yang sebenarnya hanya rekaan digital komputer dipilihnya sebagai tempat istirahat. Sasuke duduk, menikmati langit cerah musim semi, dan berbaring. Dari kejauhan berderap seekor kuda putih bertanduk, yang kemudian menghampirinya, menunduk ke arahnya lalu duduk di dekat Sasuke.

Hinata memerhatikan semua itu karena ia tak punya kerjaan. Harusnya Kiba sudah tiba sejak setengah jam yang lalu. Di kedai kopi tempatnya menunggu, iklan parfum yang menurut Hinata berlebihan itu adalah satu-satunya hiburan yang ada selain musik klasik di kedai yang membuatnya mengantuk.

Akhirnya setelah iklan sama berganti versi, Kiba melangkah masuk tanpa merasa bersalah.

“Nunggu lama?”

“T-tidak.”

Kiba tak menemukan cangkir kopi atau bagel di meja. Hanya ada sekeranjang roti gratisan berisi tiga. Keranjang itu masih tak tersentuh. Roti yang ada di dalamnya terlihat kering. “Kenapa belum pesan?”

“A-ano … Kiba-kun, aku tidak bisa lama-lama di sini.”

“Memangnya kamu ada perlu?”

“A-ada …” Hinata menarik napas, “Ano … sebenarnya, hari ini a-aku ada janji.”

Ekspresi Kiba berubah terkejut. “He…? Tumben. Sejak kapan kamu punya teman selain aku dan Shino?”

Pertanyaan Kiba yang jujur tak terlalu enak didengar. Hinata tidak berani bekomentar.

“I-itu … Ino-chan.”

“Ino?”

“Iya.”

“Kenapa dengan Ino?”

“Ano, Kiba-kun …”

“Kamu selalu bertele-tele. Katakan saja.”

Kimi to BokuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang