Escape part 2

3.2K 293 1
                                    

Sasuke terbangun jam sebelas siang karena lapar. Hinata menyapanya dengan satu lambaian tangan lalu menghangatkan katsu ayam yang disimpan di kulkas semalam. Sasuke hanya menikmati katsu dengan dua lembar roti setelah Hinata menolak permintaan Sasuke untuk semangkuk nasi. “Kau akan makan siang dengan ayahmu, Sasuke-kun.”

Sasuke lebih suka tinggal di sana dan berpura-pura pada ibunya bahwa dia baru saja bersenang-senang di acara reuni dengan ayahnya. Kapan terakhir kali Sasuke bertemu dengan Fugaku? Mungkin sekitar tiga tahun yang lalu saat ia masih SMP. Saat itu istri muda ayahnya baru saja resmi bercerai dengannya dan dia menyadari dia perlu menebus kesalahannya pada Sasuke dan Mikoto.

Dengan mengambil cara termudah, Fugaku mengundang Sasuke dan Mikoto makan siang. Dia menyebutnya sebagai reuni keluarga. Tapi Mikoto tidak datang dan hanya meninggalkan Sasuke sendirian pada Fugaku dan Itachi yang ternyata baru diterima di Universitas Tokyo. Jadi acara makan siang itu juga sekalian merayakan keberhasilan kakaknya yang nyaris tak Sasuke ingat dengan baik.

Makan siang berlangsung lancar tapi sarat ketegangan. Fugaku canggung dengan putra bungsunya, Itachi enggan berbasa-basi dan lebih memilih diam karena tak tahu harus membicarakan apa dengan adiknya. Sasuke masih terlalu kecil saat ia ditinggalkan ayahnya.

Suara air mengalir di bak cuci piring disusul dengan suara Hinata yang mengingatkan Sasuke untuk segera berangkat. Sambil mengunyah katsu, Sasuke mengamati ikan-ikan di akuarium yang airnya terlihat biru berkat cahaya neon di penutupnya. Ukurannya tak terlalu besar, dan ikan-ikan yang ada di sana hanya empat ekor ikan air tawar yang harganya murah. Seingat Sasuke ikan-ikan itu hadiah dari swalayan saat Hinata beli telur. Promosi yang tak pada tempatnya. Mana ada hubungan antara telur ayam dan ikan? Tapi mungkin bagi Hinata yang bahkan tak pernah memikirkan untuk punya peliharaan, ini adalah sebuah kesempatan.

Hampir jam dua belas saat Sasuke akhirnya benar-benar siap berangkat. Ia punya janji dengan Fugaku jam 1.30 siang. Ia dan Hinata naik kereta jam 12.15. Tiba di pusat kota tepat jam 12.45. Dari sana keduanya berjalan kaki menuju restoran yang dulu juga jadi pilihan Fugaku.

Restorannya didesain dengan gaya menyerupai taman-taman di Inggris. Suasana Eropanya didukung dengan camilan manis yang disusun di sebuah tempat kue berciri khas Inggris. Teh Earl Grey yang disajikan adalah salah satu andalan utama restoran ini. Makanannya tak seberapa enak. Sasuke lebih suka makan sushi daripada makan makanan yang menunya menggunakan bahasa asing.

Ini pertama kalinya Sasuke mengajak Hinata ke tempat ini.

Halaman utamanya merupakan taman bunga khusus untuk area luar dan area rokok. Meja-meja besi dan kursinya dicat putih. Jalur utama di sepanjang halaman berlapis semen putih, mempertegas warna hijau rerumputan segar di sekitarnya.

Sasuke meminta Hinata duduk di salah satu mejanya sementara ia masuk menuju meja reservasi untuk menanyakan nama Uchiha Fugaku dalam daftar. Setelah melewati pintu utama, seorang staf wanita berseragam yang berdiri di balik meja reservasi mengangguk lalu tersenyum menyapa.

Ponsel di saku jins Sasuke berdering, nama ayahnya terpampang di layar. “Ya, Ayah?” Sasuke melirik sekilas pada wanita itu, lalu berbalik dan mendengarkan suara ayahnya yang meminta maaf. Janji makan siang mereka dibatalkan, Fugaku bilang karena tiba-tiba saja ada anggota keluarga rekan bisnisnya yang perlu ia temui sebentar lagi. Tapi meja untuknya dan Sasuke telah direservasi sejak dua hari yang lalu dan belum dibatalkan.

“Makanlah sesuatu di sana, bilang saja kau putraku. Untuk pembayarannya biar nanti pegawaiku yang urus.”

Sasuke merasa lega karena tak perlu melanjutkan ini, lalu ia merasa terhina tanpa memahami perkataan ayahnya yang benar-benar menyesal karena tak bisa makan siang dengan putra bungsunya.

Kimi to BokuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang