Stay part 1

3.7K 252 11
                                    

TIDAK DIPERKENANKAN MENERBITKAN ULANG FANFIC INI DI SITUS LAIN TANPA IZIN DARI PENULIS

.:R E S P E C T:.

ENJOY YOUR READ BUT DON’T STEAL ANY CONTENT FROM THIS FANFIC

.

.

.

.

Disclaimer: Kishimoto Masashi

.

.

Bacalah fic ini di waktu senggang Anda. Jangan sia-siakan waktu utama Anda untuk baca fic ini.

Khusus untuk yang muslim, jangan lupa sholat, ya…

Sincerely,

miyazaki rully bee

.

.

.

.

Pantas saja harga sewanya murah. Flat kecil itu memang mungil. Cuma ada satu ruangan yang merupakan ruang utama, dengan meja berkaki pendek dan tak ada sekat pemisah. Lemari berpintu geser di sisi kiri pintu masuk sudah hampir tak dikenali sebagai perabotan. Lebih mirip sebuah sudut yang bisa digunakan sebagai tempat sampah berukuran besar. Lukisan bunga sakura di pintunya tak bisa dinikmati sama sekali.

Tepat berhadapan dengan pintu masuk ada sepasang jendela yang kacanya buram. Cukup luas sehingga lebih mirip pintu menuju balkon. Sasuke meletakkan tas dan kopernya di dekat meja, tak tahan dengan bau apak dan jamur dalam flat barunya. Dia menggeser jendela kaca itu, mengumpat pada tirai yang juga sama kusamnya dengan segala hal yang ada di sini.

Begitu dibuka, Sasuke terkejut dengan pemandangan indah yang luar biasa. Ternyata di halaman belakang bangunan bobrok ini masih ada pohon bunga sakura. Di awal bulan April seperti saat ini, bunganya masih rindang. Desiran angin membuat efek keindahan itu semakin terasa, menjadikan pohon sakura sebagai satu-satunya hal yang terasa hidup di tempat ini.

Saat berdiri di sana dan terpekur menikmati keindahan yang terasa sangat berbeda, penyesalan Sasuke yang nekat menyewa tempat ini berkurang sedikit.

Dia berbalik, menolak untuk bersikap manja dan cengeng karena memang dia tak punya pilihan selain tempat ini untuk dijadikan tempat tinggal. Biaya hidup di Tokyo tak sama dengan di kota lain. Selain itu, di sini semua serba terisi. Tidak heran bila bisnis properti menjamur di hampir tiap bagian kota besar ini.

Sasuke memulai kehidupan barunya secara resmi dengan membersihkan lemarinya. Dia masih punya sisa uang untuk mengganti lapisan luar lemari dan sepertinya lukisan bangau terbang di langit senja akan jauh lebih tepat untuk kamar seorang laki-laki single ketimbang lukisan bunga sakura. Dia akan mengurusi hal itu nanti.

Melupakan lelah yang mendera tubuhnya karena perjalanan jauh, Sasuke mulai merapikan kamar barunya. Dia menggeser pintu lemari dan sudah bisa menerka akan kecewa. Tapi itu tak menghentikan niatnya bersih-bersih.

Bau dari kelembapan lemari yang sudah terlalu lama tak digunakan disiasati Sasuke dengan menebar kapur barus. Dia sengaja membuka pintu lemari agar kelembapannya berkurang.

Tatami yang sebagian besar sudah tak lagi utuh juga perlu diganti. Seharusnya ini menjadi kewajiban pemilik flat. Orang itu berkelit saat Sasuke mengutarakan pikirannya. Menurutnya, biaya sewa yang jauh di bawah harga standar sewa di Tokyo adalah alasan tepat mengapa ia tak membenahi ruangan ini.

Kimi to BokuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang