"KA RAN!"
Mata Juan mengedar ke setiap sudut kamar mandi. Disana Juan melihat bercak darah diatas lantai, juga sebuah gunting yang terbuka lebar tak jauh dari posisi mereka.
"Astagfirullah!" pekik pengemudi ojek online.
Juan meletakkan kepala Rania diatas pangkuannya, anak laki-laki itu menangis ketakutan karena ini kali pertama ia melihat begitu banyak darah. Apa lagi semua darah itu mengalir keluar dari pergelangan tangan Rania, kakaknya.
Panik? Tentu saja, bahkan sekujur tubuh Juan sampai gemetar hebat. Pikirannya kalut, Juan tidak tau harus berbuat apa. Jadi ia hanya bisa menangis sambil mengguncang tubuh kakaknya, berharap kedua netra cokelat mahogani itu terbuka.
"Ka buka mata lo, hiks."
"Lo kenapa?"
"Sadar ka,"
"Jangan bikin gue takut, bangun ka hiks."
"Bangun!" teriak Juan.
"Ketemu!" pekik pengemudi ojek online, berhasil merebut atensi Juan.
Ternyata selagi Juan menangis, pengemudi ojek online itu pergi mencari sapu tangan bersih sambil menelepon ambulance. Beruntung Rania selalu meletakkan sapu tangan miliknya diatas meja belajar, jadi tak butuh waktu lama untuk menemukan benda itu.
"Sebentar,"
Pengemudi ojek online itu berusaha tenang ditengah-tengah aksinya membalut luka Rania, dengan selembar sapu tangan yang ditemukannya. Meski sedikit takut, namun ia berhasil menutup luka itu dengan rapi.
Pengemudi ojek online itu memamerkan deretan gigi putihnya pada Juan, bermaksud sedikit menenangkan anak kecil didepannya. Meski tangannya sendiri sudah berbalut darah segar milik Rania.
"Kamu tenang ya, luka kakakmu sudah ditutup. Sekarang angkat tangannya seperti ini, agar pendarahannya bisa berhenti. Mengerti?" ujar pengemudi ojek online sambil memperagakan, dibalas anggukan ragu oleh Juan.
"Bagus, saya sudah memanggil ambulance dari rumah sakit terdekat. Mereka pasti akan datang seb..."
Kalimat pengemudi ojek online itu terjeda, ketika sirine ambulance terdengar meraung kencang dan semakin dekat.
"Syukurlah, mereka sudah datang. Ayo kita bawa kakakmu keluar," ajak pengemudi online itu, yang langsung menggendong Rania ala bridal style.
Mereka keluar dengan tergesa dan langsung menghampiri ambulance yang baru saja terparkir rapi, didepan pekarangan rumah keluarga Mahendra. Dua orang perawat mengeluarkan sebuah brankar, tak perlu waktu lama si pengemudi ojek online itu merebahkan tubuh Rania dengan perlahan.
"Kamu harus tetap bersama kakakmu. Saya akan mengikuti kalian dari belakang, dan lagi..."
Juan yang hendak pergi kembali membalikkan tubuhnya, hingga tatapan mereka kembali bertemu.
"Kamu bawa ponsel kan?" tanya pengemudi ojek itu, membuat Juan mengangguk cepat.
"Hubungi orang tuamu, ceritain apa yang terjadi. Tapi usahakan untuk tetap tenang agar mereka tidak khawatir."
"Keluarga pasien?" panggil seorang perawat.
Juan dan pengemudi ojek online menoleh serentak, lalu mengangguk.
"Kamu cepat masuk, saya akan mengikuti dari belakang. Dan ingat, kabari orang tuamu dengan tenang. Paham?"
Setelah mengatakan itu pengemudi ojek online melajukan motornya, mengekor dibelakang ambulance yang terdengar terus mengeluarkan suara sirine.

KAMU SEDANG MEMBACA
RENATA (END)
General Fiction❗GANTI JUDUL ❗ Perempuan dianggap sebagai makhluk yang lemah, tak heran mereka sering menjadi target kejahatan yang dilayangkan orang-orang tak bertanggung jawab. Tak terkecuali dengan Rania Mahendra, gadis 17 tahun yang harusnya hidup dalam selimu...