Edward yang mendengar panggilan putri kesayangan nya itu menoleh ke asal suara, dilihatnya putri nya yang dalam keadaan kacau. Surai perak yang selalu rapi itu terlihat sedikit berantakan, mata sembab, hidung merah, sesekali putri nya itu menarik ingusnya yang ingin turun.
Di mata siapa pun saat ini yang melihat wajah Adrenalin yang seperti itu pasti menahan gemas tak terkecuali Edward, pria berambut cokelat gelap itu menahan diri untuk tidak mencubit pipi tirus namun terlihat imut itu.
Apalagi pipi itu akan memunculkan dua lubang ketika berbicara. Oh Tuhan nikmat mana yang engkau dustakan?
Brukk...
Adrenalin langsung memeluk ayah nya saat sudah berada di hadapan Ayah nya, ia terisak di pelukan ayah nya sambil berbicara tak jelas. Edward membalas pelukan Adrenalin penuh akan kasih sayang sambil mengelus lembut surai perak Adrenalin lembut.
"Sstt tenang yah sayang, Ibu pasti akan sembuh!" Edward mencoba menenangkan putri nya itu
"Hiks... T-tentu hiks... I- hiks... Bu pas- hiks... Ti akan sembuh hiks..." Seru Adrenalin disela-sela tangisan nya.
Dokter yang menangani Marina segera menghampiri Edward dengan mimik wajah sedih membuat Edward merasa was-was. Dokter itu membungkuk kan badan nya 90°
"Saya minta maaf Duke, Duchess telah pergi ke sang pencipta!" Ucap Dokter yang masih dalam posisi membungkuk.
Adrenalin tidak terlalu mendengarnya karena masih menangis sesenggukan sedangkan Edward yang mendengar itu dengan begitu jelas bak di sambar petir siang bolong pria yang sudah kehilangan istri tercinta itu menegang dengan mata kosong.
Adrenalin yang tidak merasakan usapan di kepalanya mendongak menatap ayahnya yang masih mematung dengan wajah tak percaya membuat Adrenalin bingung
"Saya sekali lagi minta maaf Duke tidak bisa menyelamatkan istri anda"
Kali ini Adrenalin yang mendengar dengan begitu jelas alih-alih menangis dirinya justru menatap penuh amarah pada pemuda berumur sekitar 20 an itu. Dirinya tidak percaya dengan apa yang di dengarnya, gadis itu melepaskan pelukannya dari ayah nya lalu menghampiri pemuda yang hanya berjarak dua langkah dari nya.
"Beraninya kau, siapa kau bisa mengatakan seperti itu HAH!?" Bentak Adrenalin dengan dada naik turun serta menatap garang pemuda itu namun sayangnya malah jatuh menjadi semakin menggemaskan
Dokter itu diam melihat kecantikan yang mampu membuat seluruh alam cemburu, dirinya berani bertaruh bila alam bisa bicara mereka akan mengatakan "saya sangat cemburu dengan kecantikan yang dimiliki oleh Nona" bukan nya lebay karena itulah kenyataannya bahkan suaranya saja sangat lembut. Kecantikannya itu bukan bak Dewi melainkan di atas para Dewi, Surai peraknya itu terlihat sangat suci seolah tidak ada satupun makhluk berbeda gender dengannya tidak pernah menyentuhnya selain orang yang memiliki hak atas dirinya dan memang itulah kenyataannya.
Adrenalin yang tidak mendapatkan jawaban dari Dokter itu tiba-tiba saja jatuh pingsan, bukan karena apa hanya saja dirinya begitu syok dan tidak ingin menerima kenyataan ini. Demi sang pencipta alam Adrenalin sangat-sangat tidak rela ditinggalkan oleh sesosok Ibu lagi.
Sebelum dirinya benar-benar jatuh kelantai dan kesadaran nya menghilang dirinya merasakan sebuah tangan kokoh yang melingkar di pinggang nya dan setelah itu kesadaran nya sepenuhnya menghilang.
Dokter yang tadinya hanya diam langsung tersadar setelah melihat sosok yang memiliki gelar Angel Of Death berdiri di depannya sambil menggendong Adrenalin ala bridal style. Wajah dingin dan datar sosok itu membuat udara di ruangan ini semakin dingin
"Semoga berkat dan rahmat sang pencipta alam semesta selalu menyertai anda, Putra Mahkota Aztraxtalfal!" Dokter itu membungkuk hormat sambil memberi salam.
KAMU SEDANG MEMBACA
PEMERAN FIGURAN
FantasySeorang gadis yang berasal dari dunia nyata tiba - tiba saja masuk kedalam novel yang habis di bacanya tadi malam. Gadis itu menjadi sosok yang menyandang gelar The most beautiful girl in the world dan hanya menjadi seorang figuran dalam novel itu...