13

2.5K 227 14
                                    

Keesokan harinya, di Four Seasons Hotel

Andin dan Aiden sedang bersiap-siap untuk pergi menemui kedua orang tuanya untuk makan siang.
Sementara Elsa, ia sudah pergi dari pagi untuk pemotretan.

Sementara Harris dan Christen baru saja sampai dan sedang meletakkan barang barang mereka di kamar.

"Ndin, mama sama papa udah sampe ya. Nanti kalo kamu udah sampe, bilang aja atas nama Sarah Surya" ucap Sarah di telfon

"Iya ma. Andin lagi nungguin temen Andin" ucapnya

"Okay sayang. See you soon" ucap Sarah

Tangan Aiden yang sedang ada di genggaman tangan Andin pun terlepas. Aiden berlari kesembarang arah dan akhirnya menabrak orang yang lewat.

Andin berjalan sambil memegang handphonenya tak melihat wajah orang yang Aiden tabrak dan langsung meminta maaf.

"Sorry" ucapnya singkat

"Andin"

Suara lelaki itu seakan tidak asing di telinga Andin.
Andin yang tadinya masih sibuk dengan memasukan ponselnya di tas pun akhirnya melihat ke arah orang yang baru ia lalui.

Bumi seakan berhenti berputar.
Ia terkejut dengan siapa yang ada di depan matanya.

"Andin itu?" tanya Al

Al dengan tiba tiba memeluk Andin.

"Ndin, saya minta maaf" ucap Al

Pelukkan itu yang Andin tunggu-tunggu. Rasa nyaman yang ia rasakan di dalam pelukan Aldebaran Alfahri.

"Al?" ucap seorang wanita

Andinpun dengan sigap melepaskan pelukannya dari Aldebaran.

Perempuan itu memperhatikan Andin dari atas sampai ke bawah.

"Sorry" ucap Andin

Tiba tiba sosok yang Andin tunggu, datang. Christen dan Harris.

Lagi lagi Aiden berlari ke Harris, dan Harrispun langsung menggendong Aiden.

"Let's go" ucap Harris sambil melihat ke arah Al

Harris seperti tau dengan siapa Andin berhadapan, ia langsung merangkul Andin.

Ya, khalayak keluarga kecil bahagia yang sedang berlibur.

Sementara Christen, dia berjalan di belakang mereka.

*Aldebaran's POV*

"Siapa laki-laki ini? Apa ini yang pernah Angga bilang?" batin Al

Aldebaranpun melihat kebersamaan anaknya itu dengan laki laki itu.

Hatinya sesak.

"Harusnya papa yang gendong kamu nak, papa yang jagain kamu" batin Al

"Al?"

Panggilan itu membuyarkan pikirannya.

"Nic, aku ga bisa. Aku harus ketemu mama dulu" ucap Al, beralasan.

CINTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang