36

1.9K 304 58
                                    

Seluruh warga Pondok Pelita sudah tertidur, pasalnya ini sudah tengah malam. Andin masih berbalik ke kanan dan kiri, berusaha untuk tidur.

Ada rasa gelisah yang ia rasakan. Pikirannya masih menerawang sikap Aldebaran yang semakin terlihat pilih kasih antara dirinya, Aiden, dan Alana.

Pagi hari pun tiba..

"Mas Al kemana.. kok ga bangunin aku?" gumam Andin.

Andin pun mengecek seisi kamar mereka, namun nihil. Aldebaran tidak ia temukan.

Andin pun mencari Al ke kamar Aiden, dan Alana.

"Ga ada. Mas Al kemana ya?" gumamnya.

"Padahal ini weekend, masa mas Al kerja sih.."

Andin pun mendekat ke arah ranjang anak anaknya.
Saat Andin sedang melihat ke arah Alana, ia mendengar suara putranya.

"Pagi sayangnya mama" ucap Andin.

Aiden pun langsung ingin di gendong oleh Andin, Andin pun langsung menggendong Aiden.

Aiden mengangguk.

"Papa mana ma?"

"Papa.. papa lagi meeting sayang"

Aiden mengangguk, dan menaruh kepalanya di bahu Andin.

Andin pun menaruh Aiden lagi di kasurnya.

Setelah Aiden tertidur lagi, Andin meraih ponselnya.
Andin menelfon Aldebaran.

Namun, hanya nada dering yang ia dengar. Telfon itu tidak di angkat sama sekali oleh sang suami.

"Tenang Ndin.. mas Al pasti ga macem macem. Mas Al cinta sama kamh, dia sayang sama kamu. Hati nya punya kamu. Tenang Ndin" gumamnya.

Air matanya pun menetes.

"Aduh.. Andin.. kamu kenapa sih.. ayo dong. Jangan egois. Jangan mikir aneh aneh. Mas Al itu suami kamu" gumamnya.

Beberapa saat setelah perdebatan batin itu, Andin keluar dari kamar anak anaknya.

Ia bertemu Mirna di lorong rumah.

"Mir.. tolong liatin anak anak sebentar ya. Gue mau mandi."

"Siap Ndinnn" ucap Mirna

Andin pun langsung beranjak pergi. Meninggalkan Mirna yang terbingung bingung.

"Andin kenapa ya? Kok gue perhatiin dari kemaren kalo keluar kamar Aiden Alana suka murung" ucap Mirna yang menyaksikan punggung Andin yang semakin jauh dari tatapannya

Siang hari pun tiba, siang hari ini Elsa bertemu dengan Roy, dan Angga di sebuah cafe ternama di ibu kota.

"Gimana?" tanya Angga.

Elsa pun menceritakan rencananya dengan Roy. Obrolan itu pun terlihat semakin serius, dengan tatapan Angga yang berubah ubah.

*mute*

"Oke. Kita lakuin dalam waktu dekat ya?" tanya Angga

Roy, dan Elsa kompak mengangguk.

"Tapi gue mau nanya deh, ini ngomongin bad case scenario aja ya. Kalo sampe keluarga Harris tau, ini ulah lo berdua, apa ga makin runyam?" tanya Angga pada Elsa dan Roy.

"Ga lah Ngga. Lagi pula keluarga mereka duluan yang nyari masalah. Ya kita yang sekarang udah besar, udah ngerti, dan tau permasalahan itu ya ga bisa tinggal diam, Ngga" ucap Elsa

"Lagi pula, masalah itu kan udah hampir tiga puluh tahun yang lalu, kenapa Harris sama Chris itu balesnya ke kita? Kan kurang ajar namanya" ucap Roy

CINTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang