41

2.3K 314 22
                                    

"Mamaaaaa" pekik Aiden yang kemudian berlari ke arah ranjang Andin

Elsa yang berada di belakang Aiden hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah keponakannya.

Sementara Alana, ia masih tertidur di stroller bayinya yang di doronh oleh Mirna.

"Ndenn jangan teriak teriak" pekik Rossa

"Hai sayang. Gimana keadaan kamu?" tanya Sarah

"Andin udah gapapa kok ma. Udah baik baik aja sekarang" jawab Andin seraya tersenyum

"Sini nak" ucap Andin mengisyaratkan untuk Aiden naik ke ranjangnya

"Ga nyampe mama"

"Sini papa bantu" ucap Aldebaran seraya membantu Aiden untuk naik ke kasur Andin

Aiden pun langsung memeluk Andin tanpa bergerak sedikit pun.

"Alana udah makan?" tanyanya pada Mirna

"Udah Ndin, tadi di suapin sama bu bos" jawab Mirna

Andin mengangguk.

"Elsa sama mama udah makan?" tanya Andin

"Udah sayang. Udah kamu ga usah khawatir" ucap Sarah seraya mengelus rambut Andin

"Papa mana ma?" tanya Andin pada Sarah

"Papa udah ke kantor sayang, ada meeting katanya. Tapi nanti abis meeting papa ke sini kok" jawab Sarah

Andin pun mengangguk.

"Mas.."

"Ya? Kenapa? Kamu butuh apa?" tanya Aldebaran pada Andin

"Butuh.. butuh kamu makan mas. Kamu tadi makan cuma sedikit" ucap Andin

Rossa pun beranjak dari sofa dan mencubit lengan Aldebaran.

"Kamu nih gimana sih! Makan ya. Mama minta tolong Mirna beliin" ucap Rossa yang kemudian memberikan beberapa lembar uang untuk Mirna

"Mir, tolong belikan makanan untuk Aldebaran ya. Kalau cukup boleh lah kamu beli cemilan untuk kita di sini" ucap Rossa seraya terkekeh

"Siap bu bos" ucap Mirna

Mirna pun keluar dan pergi ke kantin rumah sakit.

"Nden udah makan?" tanya Andin pada putranya itu

Aiden mengangguk.

"Udah ma. Tadi mam di hotel sama oma oma sama ncus"

"Mam apa Nden?"

"Nden mam.. hm.. mam.. mam nasi goreng ma"

"Enak?" tanya Andin

"Enakan nasi goreng mama"

Andin terkekeh dan mencium pipi Aiden.

"Saya senang liat kamu tertawa begini Ndin, maafkan saya sudah membuat kamu terluka" batin Aldebaran

Andin melihat tingkah putranya yang menggemaskan itu membuatnya mengingat masa masa di mana ia hanya berdua dengan Aiden. Dari Aiden lahir, hingga akhirnya bertemu dengan papanya itu.

"Mama? Kenapa? Mama kenapa?" pertanyaan Aiden membuat satu ruangan langsung menatap kepada Andin.

Andin pun tersadar dari lamunannya.

Buru buru ia menghapus air matanya. Namun, Aldebaran, Rossa, dan Sarah sudah melihat Andin menangis.

"Ndin? Kenapa? Ada yang sakit?" tanya Sarah

CINTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang