40

2.2K 297 37
                                    

"Dok gimana keadaan istri saya?" tanya Aldebaran pada dokter yang baru saja keluar dari ruang IGD

"Pak Al, bu Andin sudah sadar"

"Alhamdulillah, terus bagaimana dok?"

"Dari hasil yang saya periksa, bu Andin mengalami kecemasan akut, dan ini di khawatirkan mengarah ke stress akut. Yang mana jika ini terus di biarkan, bisa berujung di PTSD"

"PTSD?"

"Post traumatic stress disorder"

Aldebaran pun mencoba mencerna penjelasan dokter.

"Terus dok? Hal apa yang harus saya lakukan?"

"Untuk itu, bapak harus terus menjaga kesehatan mental bu Andin. Jangan membuat dia stress, dan untuk kelanjutannya saya akan hubungi dokter Siska, karna dari catatan medikal yang saya terima, bu Andin sempat di tangani oleh dokter Siska, betul pak?"

"Iya dok. Rencananya memang besok pagi saya akan membawa istri saya bertemu dokter Siska, tapi istri saya malah pingsan. Jadi saya bawa ke rumah sakit"

"Apa istri saya harus rawat inap dok?" sambung Aldebaran

"Iya pak. Karna kami tadi memasukan infus isotonic saline, untuk menggantikan cairan yang hilang pada tubuh bu Andin agar tidak dehidrasi, hipovolemia, perdarahan atau sepsi"

"Baik dok"

Tak lama, Andin keluar dari IGD, bersama Elsa, dengan brangkar dan di dorong oleh beberapa perawat.

"Sa.. lo temenin Andin ya. Gue mau ngurus administrasi dulu" ucap Aldebaran

Elsa mengangguk.

Aldebaran menunduk, mencium kening Andin sebelum akhirnya dia pergi ke bagian administrasi.

Setelah mengurus administrasi Aldebaran pun langsung mengabari mamanya, dan mama mertuanya.

Sesudah itu, ia langsung pergi ke ruangan Andin.

"Sa.. pulang aja. Biar gue yang jaga Andin di sini" ucap Aldebaran pada Elsa

Elsa pun mengangguk.

"Iya. Ya udah. Kalo ada apa apa langsung kabarin gue ya" ucap Elsa

"Iya. Pasti. Lo hati hati ya"

Elsa mengangguk lagi.

Ia mendekati ranjang sang kakak, dan berpamitan. Walaupun Andin sudah tertidur.

Sepanjang malam, Aldebaran menemani Andin, ia tertidur di samping ranjang istrinya itu, sambil mengenggam tangan Andin.

Pagi hari pun datang.. Aldebaran terbangun karna Andin terus mengelus pipinya.

Senyum Andin membuat Aldebaran ikut tersenyum.

"Kenapa ikutan senyum?" tanya Andin

"Ga boleh saya senyumin istri saya? Dari pada saya senyum sama perempuan lain?"

"Mulai deh" ucap Andin

Andin yang muka sudah tertekuk pun memilih menatap ke lain arah.

"Saya bercanda Ndin"

"Ga suka. Bercandanya ga lucu" ucap Andin

"Ndin"

"Hm?"

"Say-"

"Permisi selamat pagi bu Andin"

Ucapan Aldebaran terinterupsi oleh perawat yang masuk membawa sarapan untuk Andin.

CINTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang