16

11.1K 1.2K 136
                                    

Ketika aku sedang duduk di ruang tunggu rumah sakit dan menunggu operasi Kevin yang tengah berjalan,aku merasakan kehadiran seseorang di dekatku. Orang itu juga meletakkan satu kaleng minuman dingin di dahiku,membuatku terlonjak kaget dari dudukku dan sukses membuat Kylie yang tengah tidur di pangkuanku menjadi terganggu. untung saja dia tidak bangun.. aku tau adik ku itu sangat lelah..

Aku menatap kearah lelaki berambut coklat yang tengah menempelkan minuman kaleng itu ke dahiku,membuat dahiku terasa dingin.

"Jangan khawatir,Kay.. Semua akan baik-baik saja,Kevin akan sembuh,aku janji." ucapnya sembari menyerahkan minuman kaleng itu padaku.

Aku menerima kaleng itu tanpa berkata apa-apa. Louis mendesah dan duduk di sebelahku.

"Jadi...aku masih dapat silent treatment darimu?" Gumamnya. Aku tidak menjawab. dan kurasa Louis menganggap diamku sebagai jawaban ya.

Suasana hening. Kami terdiam dan berada di pikiran masing-masing.

Pikiranku melayang ke tindakan Louis tadi. Aku masih tak tau kenapa dia bisa mendonorkan darah nya untuk Kevin?

Kenapa ia melakukan nya?

Apa alasan nya?


Tak tahan lagi,aku pun segera bertanya padanya.

"Kenapa?" Tanyaku. Louis menoleh kaget,Lalu ia menoleh ke sekelililng,seolah tak yakin bahwa aku bicara dengannya. ketika ia tidak menemukan siapa-siapa,ia pun menatapku dengan mata yang berbinar. "kau bicara denganku?" Tanyanya dengan bodohnya. aku tak tahan untuk tidak memutar mata.

Dari ujung mataku,aku bisa melihat Louis yang tersenyum lebar.

"Kenapa apanya,Kay?" Ucap Louis sambil tersenyum.

Kenapa,

Merupakan satu kalimat tanya,

Yang bisa menanyakan berbagai pikiran yang berkecamuk di otakku.

"Kenapa kau mendonorkan darahmu untuk Kevin?" Tanyaku,Senyuman di wajah Louis menghilang. Tapi aku terus melanjutkan ucapanku. "Apa alasanmu? Apa kau melakukannya hanya agar aku tidak bisa lepas darimu? Agar aku merasa berhutang padamu?Karena jika itu tujuanmu,selamat,kau berhasil!" Ucapku dingin. Louis semakin terdiam mendengar ucapanku. Lalu ia menggeleng pelan.

"Apa pikiran mu sebegitu rendah nya terhadapku,Kay?" Ucapnya penuh dengan rasa kecewa. "Aku melakukan itu bukan karena apa-apa.. aku mendonorkan darahku bukan karena aku ingin mencegahmu,apalagi karena aku ingin membuatmu merasa berhutang padaku. aku tidak melakukan tindakan seperti itu dengan niat jelek,Kayla. aku melakulan itu karena Kevin membutuhkan nya,karena aku menyanyangi Kevin seperti adikku sendiri. Karena aku perduli pada mu dan aku tidak bisa melihatmu menangis,Kay!" Ucap Louis,aku melihat ada sepercik kemarahan dan kekecewaan di matanya.

Aku memutuskan untuk diam dan membiarkan api kemarahan Louis menyala.

"Dammit,Kay! Melihatmu menangis membuatku merasa ingin ikut menangis,Kay! Aku tidak tau kenapa,aku tidak bisa melihatmu sedih!" Ucapnya frustasi. Louis menjambak rambutnya pelan. "aku perduli padamu,ok? Aku sangat perduli padamu." ucap Louis lagi.

Aku terdiam sejenak,lalu membuka suara. "Berhenti membuatku berpikir bahwa kau mencintaiku,Lou." Bisikku. Louis menoleh dan menatapku.

"Do you love me,Kay?" Ucapnya pelan,aku terhenyak kaget karena tidak percaya bahwa Louis bisa bertanya seperti itu padaku.

"A-apa maksud----" ucapanku terhenti karena lagi-lagi,Louis meletakkan jemari nya di bibirku.

"Yes,or no?" Ucapnya sambil menatap mata coklatku. mata kami saling menatap,hingga akhirnya aku tak kuat menatap mata nya dan mengalihkan pandangan ku dari nya.

"Kay..." panggilnya. Ia meraih tanganku. "please...jawablah.."

Aku menarik napas dalam dan menatap mata Lou dalam-dalam.

"Yes. i fucking love you." I spat.

Louis terdiam,dan aku ikut terdiam.

Aku mengalihkan pandangan ku dari wajah Louis. aku tidak bisa melihat wajah dan reaksi nya karena pernyataan ku barusan.

Pasti Louis akan merasa bahwa aku sangat bodoh,karena bisa jatuh cinta dengan orang yang seharusnya ia anggap sebagai boss,

Pada orang yang masih belum bisa melupakan mantan kekasih nya.


Bodoh.


Silly Girl..


He doesn't care..

"Itukah sebabnya kau sangat marah ketika aku bersama El?" Gumam Louis tiba-tiba. Aku diam dan tidak menjawab.

"Maafkan aku,Kay.. aku benar-benar bodoh." ucapnya.

"Jangan meminta maaf. bukan salahmu jika kau tidak merasakan hal yang sama untukku. Bukan salahmu jika kau tidak bisa mengontrol perasaanmu. bukan salahmu jika aku jatuh cinta padamu." ucapku masih terus menatap kearah selain Louis.

Kami berdua terdiam,

dan kemudian,aku terkagetkan sepasang tangan kokoh yang memeluk ku dari samping.

Dan aku semakin terkagetkan ketika menyadari kepala Louis yang bersandar di pundakku.

"The truth is...." Louis menyembunyikan wajahnya di leherku,dan bergumam dengan jelas. "aku menyukaimu,Kay.. aku perduli padamu,dan kurasa aku menyukaimu." ucapannya,membuat jantungku berdetak kencang.

"Tapi..aku tidak yakin bahwa perasaan ini cinta,Kay.. Tidak..bukan tidak yakin,tapi belum yakin." ucapnya. ia melepaskan rangkulan nya dan mengenggam tanganku. "aku lelaki idiot,Kay. aku bodoh,tidak bertanggung jawab,dan sembarangan. aku bodoh,aku tidak bisa menggambarkan perasaan ku ini padamu. aku menyukaimu,tapi kau tau bahwa aku juga masih menyukai El. aku bodoh,dan egois." ucapnya pelan.

Ia menarik napas dalam. lalu,Louis menatap mata coklatku. Louis tersenyum kecil dan mengusap rambutku lembut. "Tapi Kay,aku yakin suatu saat aku bisa melupakan Eleanor dan mencintaimu seutuhnya." ucapnya lembut. "apakah kau mau membantuku,Kay? Membantuku melupakan nya,dan membuatku mencintaimu?" Ucapnya lagi.

Aku menatapnya dalam,berusaha mencari percikan yang menunjukkan rasa tulus di matanya.

Dan ketika aku melihat ketulusan nya,

Aku tak kuasa menahan diri dan tersenyum padanya.

"Kau berengsek,Lou." Ucapku,Louis tertawa kecil. "But.... i will do my best." tambahku pelan,Louis tersenyum manis dan mendekatkan wajahnya ke wajahku.

"Thank you,miss Evans." bisiknya,ia lalu mengecup bibirku lembut.

Ketika bibir nya menyentuh bibirku,aku merasa sangat histeris hingga rasanya ingin teriak karena terlalu senang nya.


"Mulai sekarang,Kay.." ucap Louis setelah ia melepaskan ciuman kami.

Louis menatapku dalam dan mengusap pipiku lembut. "Kau bukan kekasih pura-pura ku. Tapi kekasih ku yang sesungguhnya." bisiknya.


*****

He-He-He

Seneng gak mereka baikan?

Gak seneng?

Yaudah deh habis gini di bikin berant lagi.

P.s : main ask yuk? Jijah bikin ask.fm baru gara-gara yg lama lupa password. Follow plus ask me a question on @hellozizah ^^

Btw anyway busway,ada yg mau pesen buku ABOD? Hihi


Thanks love you muah

The proposalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang