Beberapa minggu kemudian...
"Lou,kau ingat kan hari ini hari apa?" Tanya Kay padaku,aku mengerutkan kening dan berpikir keras. Hari ini hari apa ya?
Aku melirik Kay yang menatapku tak sabaran dan kemudian berusaha menebak asal,siapa tau tebakan ku benar?
"Um... hari ulang tahun mu?" Jawabku,Kay menggelengkan kepalanya.
"No,Louis." ucapnya,aku mengerutkan kening bingung. Setelah berpikir keras,aku pun akhirnya menyerah.
Aku sama sekali tidak ingat hari ini hari apa.
"Sorry,Kay. aku lupa." ucapku sambil nyengir,aku melihat Kay yang memutar matanya.
"Kau ingat acara di kampus ku yang pernah ku ceritakan itu?" Tanyanya,berusaha memancing ingatanku. Sekali lagi,aku memutar otak. berusaha mengingat apapun yang Kay beritahu padaku,dan kemudian usaha ku itu berhasil,aku ingat apa yang sedang ia bicarakan.
"Oh! Apa yang kau maksud itu malam dimana kau dipilih untuk menjadi model di acara sekolahmu?" Tanyaku sambil tersenyum lebar. Kay mengangguk bersemangat.
"Ya,Lou. yang itu. ku kira kau tidak akan mengingatnya." Ucapnya dengan nada meledek,aku tertawa dan mencubit pipinya.
"Bagaimana aku bisa tidak mengingat nya,Kay? Aku sudah tidak sabar lagi melihatmu berlenggak-lenggok di atas catwalk." ucapku sambil mengedipkan sebelah mata. Kay yang duduk di depanku ini tertawa kecil.
Pernahkah aku bilang padamu bahwa aku sangat menyukai senyuman dan tawa Kay?
"Kau bisa datang kan?" Tanyanya. aku bisa melihat sorot penuh harap di matanya,membuatku tersenyum. bagaimana bisa aku membiarkan harapan nya itu jatuh begitu saja?
I will never bring her down.
Aku tidak akan pernah membuat nya terjatuh,itu janjiku.
"Kayla Evans,tentu saja aku akan datang! Aku sangat bangga padamu,Kay. dan aku tidak sabar lagi untuk meneriakkan nama mu ketika kau muncul di atas panggung." ucapku sambil tersenyum cheeky,Kay tertawa mendengar ucapanku.
"Well,acaranya di mulai pukul tujuh malam,Lou. Jangan coba-coba untuk datang terlambat,ok?" Ia menunjuk dadaku dengan jari telunjuknya,dan aku pura-pura memasang wajah takut.
"Tentu saja aku tidak akan mencoba-coba suatu hal yang bisa membuatku mati di tanganmu." ucapku sarkas,dia tertawa lagi.
Dear god..
Aku suka tawanya..
Dan aku lebih suka lagi jika ia tertawa karena aku."Kau memang harus takut padaku,Tomlinson." Ia menyipitkan matanya dengan wajah yang di buat seseram mungkin,membuatku tertawa kecil dan tak lupa memutar mata.
"Kau janji kan akan datang?" Ucapnya setelah beberapa saat kami terdiam,aku menatap wajahnya. ada ekspresi yang tidak terbaca di wajahnya itu.
"Tentu saja aku janji,Kay. aku akan datang untuk melihatmu,apapun yng terjadi aku akan datang." janjiku,ia terdiam dan kemudian tersenyum manis sekali. membuatku tak kuasa untuk menahan senyumku.
"Thank you,Louis." ucapnya. "Sekarang lebih baik kau habiskan makan siangmu karena aku harus kembali ke kampus. ingat Lou,jam tujuh,ok?" Ia berdiri,bersiap untuk kembali ke kampus nya yang berada di seberang caffe tempat aku dan Kay makan siang. Ia berdiri dan kemudian mengecup pipiku,membuatku terhenyak dan tersenyum lebar. Kay yang sadar akan sikapnya itu langsung cepat-cepat kabur dari sini,membuatku tertawa renyah melihat nya yang salah tingkah itu.
"Kay..Kay... you are really something."
*****
Sekarang ini,waktu sudah menunjukkan pukul setengah tujuh malam,dan aku sudah bersiap untuk datang ke acara kampus Kay. Aku berjalan ke arah ruang tengah,mengambil kunci mobil ku yang berada di atas meja dan setelah itu aku kembali mengamati penampilan ku di depan kaca.
Well,seperti biasa,aku terlihat tampan dan panas. Aku mengedipkan mata ke arah bayanganku di kaca,dan bayanganku itu ikut mengedipkan matanya. Saat ini aku terlihat seperti Zayn yang selalu narsis di depan kaca.
Sudah puas melihat wajah tampanku,aku pun segera keluar rumah sambil bersenandung pelan. Aku meraih gagang pintu dan ketika pintu terbuka,senandungku pun berhenti ketika melihat sosok yang berdiri di depanku.
Sedang apa dia disini?
Aku tak percaya bahwa orang ini akan datang ke rumahku lagi. Kenapa dia disini?
Tenggorokan ku tercekat,berat sekali rasanya untuk menyebut namanya setelah semua yang ia lakukan. Aku terus menatapnya,dan melihat nya yang tengah terisak. Seketika itu,semua perasaan sakit ku meluap dan berganti dengan perasaan khawatir,juga perasaan sedih.
Aku tidak pernah bisa melihat ia menangis.
"Eleanor? Kau kenapa?"
*****
A/n: cerita ini terjadi waktu jaman nya TMH yeees.
Trs buat yg nanya,kenapa kok pendek?jawabannya: soalnya ini aku ganti jadi short story,hhe.Semoga kalian suka yaa jangan lupa vomment nyaa muah

KAMU SEDANG MEMBACA
The proposal
FanfictionLouis yang baru saja putus dari kekasihnya sedang dirundung musibah. Ia mendapat berbagai gosip tak sedap sehingga management memutuskan agar louis mempunyai 'kekasih pura-pura' yang akan membantunya mengurangi gosip-gosip itu. Tapi apa jadinya jika...