The proposal

20

Louis Tomlinson

"Aku tidak mau uangmu,Louis. Aku hanya mau kau seutuhnya."

Aku memejamkan mata ketika mendengar ucapan Kayla itu.

Kayla...

Dia sangat lembut,

Dia gadis yang baik,

Dan aku,

Aku malah memanfaatkan kebaikan nya itu.

Aku memanfaatkan dia,

Memanfaatkan perasaan nya padaku.

Aku membohongi nya, menipu nya,

Menyakitinya...

Aku benar-benar jahat...

Kayla sangat baik dan tulus, dia tidak pantas untuk di sakiti,

Apalagi disakiti oleh pria bajingan seperti ku.

Aku menarik napas dalam, dan berusaha menjawab ucapan Kayla setulus mungkin.

"I'm all yours,babe." jawabku.

Aku tidak perlu melihat wajahnya, karena aku tau saat ini ia pasti tengah tersenyum.

Louis, you bastard.

Kau membuat dia tersenyum sekarang, tapi bagaimana dengan esok hari?

Kau pasti akan membuat dia menangis dan kehilangan senyuman nya.

Atau bahkan yang lebih parah,

Kau sendiri yang akan menangisi Kayla ketika dia meninggalkan mu nanti.

Aku menggelengkan kepalaku pelan, berusaha menghilangkan pikiran menakutkan itu dan kembali fokus pada Kayla yang sedang menceritakan tentang Kevin yang tidak hentinya bilang bahwa aku hebat.

Tanpa kusadari, Aku tersenyum mendengar suara Kayla dan keantusiasan nya.

Mungkin aku memang harus benar-benar belajar mencintai Kayla dan melupakan Eleanor,

Aku tidak mau menyakiti gadis sebaik Kayla.

Aku tidak mau.

******

"Bye guys, see you tomorrow!" Seruku pada teman-teman ku yang juga mulai memasuki mobil nya masing-masing.

"Bye,Lou! Sampaikan salamku untuk Kayla!" Ucap Harry dengan nada semangat nya seperi biasa. Aku tertawa dan menunjukkan ibu jariku padanya.

"Beres! Aku duluan ya!" Pamitku sebelum aku menjalankan mobil dan meninggalkan studio tempat kami rekaman.

Hari ini, kami sedang mengerjakan album ketiga kami. Kami semua sangat antusias menyambut album ini, dan aku sendiri sedang menulis beberapa lagu. yah walaupun aku belum seberapa yakin dengan lagu ciptaanku itu,karena ada yang mengganjal rasanya.. entah apa.

Aku menjalankan mobil menuju rumah ku. aku lelah sekali hari ini.

Tadi pagi-pagi sekali, aku memaksa Kay untuk berangkat kuliah bersamaku, dan setelah mengantar Kay kuliah, aku langsung ke studio dan bekerja bersama teman-temanku.

Jarak dari studio ke rumah tidak seberapa jauh, hanya membutuhkan dua puluh menit perjalanan. Dan tanpa terasa, aku sendiri sudah sampai di depan rumah. Aku pun segera mengemasi barang-barangku dan turun dari mobil.

Aku berjalan menuju pintu depan sembari mencari kunci rumah yang ada di kantung ku. Dan ketika menemukan nya, aku pun langsung membuka pintu.

Namun betapa terkejutnya aku ketika pintu tiba-tiba terbuka dan menunjukkan sosok gadis cantii berambut coklat.