"Ayo Kayla angkat telepon nya.. Kau dimana sih?" Aku bergumam pada diriku sendiri karena untuk kelima kalinya, aku masih tetap gagal menghubungi Kayla.
Aku menarik napas dalam dan meletakkan ponsel dengan asal dan kembali fokus pada jalanan di depan ku.
"Kayla kau dimana sih..." Aku masih tetap bergumam pada diri sendiri, otak ku berpikir keras, memikirkan dimana tempat Kayla berada saat ini.
"Apa jangan-jangan dia masih menungguku di cafe biasanya?" Gumamku tak yakin.
Hari sudah larut sekali, Aku tau Kayla tidak akan mungkin menunggu ku sampai jam segini. Dia pasti sudah pulang ke rumahnya.
"Tapi bagaimana jika ternyata dia masih menunggu mu?"
Hati kecil ku berkata seperti itu, dan itu membuatku merasa semakin khawatir pada Kayla.
Hati kecilku benar, bagaimana jika Kayla nekat menungguku, sendirian di malam hari seperti ini?
Aku menarik napas dalam dan langsung melajukan mobil dengan kecepatan diatas rata-rata,
Aku sedang terburu-buru, aku ingin mengecek keberadaan Kayla, aku ingin melihat bahwa dia baik-baik saja.
Karena jika dia kenapa-kenapa, aku tidak mungkin bisa memaafkan diriku.
Namun kemudian, tiba-tiba ada satu tempat yang terlintas di pikiran ku.
Rumah sakit tempat Kevin dirawat.
Kayla pasti disana, aku tau itu.
Dia tidak mungkin menungguku terlalu lama dan meninggalkan adik-adiknya sendiri.
Aku yakin Kayla disana.
Tapi... demi Tuhan, jika Kayla ternyata tidak ada disana, aku.....
"No, no, Louis. Jangan berpikiran yang tidak-tidak. Kay pasti baik-baik saja." Aku berkata pada diriku sendiri dan mengusir pikiran-pikiran jelek dalam diriku.
Dengan nekatnya, aku langsung memutar arah mobil dan melaju ke arah rumah sakit.
*****
"Apa maksudmu Kayla tidak kesini hari ini?" Pekik ku pada Debora, salah satu nanny yang aku hadirkan untuk merawat dan mengawasi Kevin dan Kylie.
"Maafkan aku, Louis. Tapi Kay memang tidak datang hari ini.. Kevin dan Kylie tadi bilang padaku bahwa Kay mungkin tidak bisa datang karena dia ada acara denganmu...."
Aku mengacak-acak rambutku frustasi ketika mendengar nya.
Shit! Dimana sih kau, Kay?
"Lalu sedang apa Kevin dan Kylie sekarang?" Tanyaku. Debora melirik kearah pintu yang ada di belakangnya, pintu ruang rawat Kevin.
"Mereka berdua sedang tidur." Jawabnya. Aku menarik napas dalam. "Baiklah, kau jaga mereka dulu ya." Gumamku sembari berjalan menjauh, keluar dari rumah sakit ini dan mulai mencari Kayla.
"Lou, apa yang terjadi sehingga kau bisa kehilangan Kayla?" Pertanyaan Debora membuatku berhenti melangkah.
Apa yang terjadi sehingga aku bisa kehilangan Kayla seperti ini?
Aku bodoh.
Itulah yang terjadi.
Tanpa menoleh ke belakang dan tanpa menjawab pertanyaan menusuk Debora, aku langsung pergi dari sana.
*****
Setelah dari rumah sakit, aku nekat untuk mencari Kayla di rumah nya.
Dan.. Ya Tuhan.. Dia tidak ada disana.
Aku tidak tau lagi dimana keberadaan nya, dan aku sangat khawatir. Aku takut dia kenapa-kenapa.
Aku mengusap wajahku dengan tangan, dan mulai kembali menjalankan mobil.
Hanya ada satu tempat yang bisa kupikirkan, dan itu adalah cafe tempat kami biasanya.
****
"Fuck! Fuck! Fuck! Open this fucking door!" Seruku sembari mengetuk pintu cafe dengan kasar.
Aku kesal, aku marah, aku khawatir sekali.
Cafe sudah tutup, dan Kayla tidak ada disini.
"Kayla?! Baby, are you there?!" Seruku lagi. Namun tak ada sahutan.
"Kayla...." Bisikku pelan sembari menyandarkan dahiku di pintu. "Kau dimana, sayang?" Gumamku lagi.
Aku menarik napas dalam dan berjalan menjauh dari pintu, namun langkah ku terhenti ketika aku melihat ada bekas darah di depan cafe.
Jantungku terasa seperti berhenti berdetak.
Aku tak bisa bernafas.
Darah, Darah siapa ini?
Jangan-jangan.... Kayla?
Tidak.
Tidak.
Tolong jangan.
Tuhan tolong jangan lakukan ini padaku.
Jangan jadikan keselamatan Kayla sebagai hukuman atas tindakan ku yang sudah memyakitinya.
Jangan..
Aku mengerjapkan mata berkali-kali, menahan air mata yang sudah ingin keluar,
Dan kemudian aku segera berlari menuju mobil, dan aku akan menjalankan mobil menuju rumah sakit terdekat di sini untuk membuktikan bahwa Kayla tidak ada di salah satunya.
Aku tidak mau Kayla kenapa-kenapa.
****
Ketika aku menjalankan mobil menuju rumah sakit ketiga yang akan ku datangi, ponsel ku berdering dengan nyaringnya, menunjukkan nama Justin di layar.
Aku mengacuhkan nya, aku fokus pada jalanan yang ada di depanku,
Namun , Justin tidak menyerah dan terus meneleponku, hingga akhirnya aku menyerah dan menerima telepon nya.
"Sorry, Aku sedang sibuk sekarang." Ucapku langsung pada Justin.
"Datanglah ke Bupa Cromwell Hospital sekarang juga." Ucapnya.
"Excuse me?"
"Bupa Cromwell Hospital. Now."
"Memangnya ada apa?" Tanyaku lagi.
"Dammit, Lou! Jika kau tidak mau berada di samping kekasihmu yang sedang di operasi karena baru saja tertusuk pisau, then fine!"
Ucapan nya membuatku mengerem mobil mendadak.
"Kau bercanda kan? Tolong katakan padaku jika kau bercanda..." Mohon ku.
Justin terdiam. Lalu menarik napas dalam. "Bupa Cromwell Hospital, Lou. Dia membutuhkanmu."
Dengan begitu dia menutup telepon nya.
Aku terhenyak,
Dan tak kuasa lagi menahan semua emosi ini.
"Bangsat!" Seruku marah sembari memukul steer mobil.
"Satu-satunya orang bangsat disini adalah kau, karena kau lupa janjimu, Kay lah yang menerima akibatnya."
Aku terisak mendengar suara hati kecil ku itu,
Karena semua nya benar.
Jika aku tidak mengingkari janjiku pada Kay,
Jika aku tidak menuruti nafsu ku,
Maka Kayla tidak akan seperti ini.
Kayla tidak akan terluka seperti ini.
Ini semua salahku.
Aku jahat.
****
Sorry for the late update!
Biasa, Maba, sibuk habis ospek sama sibuk kuliah hihi.
Semoga kalian suka ya! Jangan lupa vote comment nyaaa :3

KAMU SEDANG MEMBACA
The proposal
Fiksi PenggemarLouis yang baru saja putus dari kekasihnya sedang dirundung musibah. Ia mendapat berbagai gosip tak sedap sehingga management memutuskan agar louis mempunyai 'kekasih pura-pura' yang akan membantunya mengurangi gosip-gosip itu. Tapi apa jadinya jika...