Twelve.

8.8K 1.1K 124
                                    

Aku terdiam,menatap gadis yang hanya mengenakan kemeja putih milik lelaki itu.

Eleanor.

Gadis itu juga diam,ia berdiri di depan pintu dan menatapku dari atas sampai bawah,seolah sedang menilai penampilanku.

Well,bukankah aku yang seharusnya menilai penampilannya itu?

"Mau apa kau kemari?" Ucapan Elanor itu memecahkan keheningan,dan secara tidak langsung,ucapannya itu membuat hatiku terasa seperti tercabik,dan membuat emosi ku semakin memuncak.

"Harusnya aku yang tanya kenapa kau di sini?" Aku tak kuasa untuk menahan emosi dan balas menjawab dengan nada datar seperti Eleanor.

"Maaf saha ya,aku tidak seperti kau yang hanya-----" ucapan El terhenti ketika suara lain terdengar.

Tebak suara siapa?

Yeah benar.

Louis.

"Siapa,El?" Aku membelalakkan mata ketika melihat Louis yang hanya memakai celana,tanpa memakai baju atasan.

What the fuck?

Kenapa Louis tidak memakai baju?

Dan yang lebih aneh lagi,kenapa El memakai kemeja Louis?

Apa jangan-jangan.... mereka habis berhubungan badan?

Memikirkan hal itu membuat hatiku semakin hancur rasanya.

"K-Kay? Apa yang kau lakukan disini?" Ucap Louis gugup,aku menatap nya tepat di mata. "Kau melanggar janjimu." ucapku. Ia menghela napas dan berjalan mendekatiku.

"Aku tau,aku minta maaf,Kayla." ia meraih tanganku,tapi aku menghempaskan tangannya dan berjalan mundur satu langkah. Aku masih terlalu kecewa padanya.

"Kay..." Louis menatapku sedih,dan berjalan maju selangkah lebih dekat lagi,tapi aku tetap mundur.

"Kay,dengarkan aku. aku minta maaf,ok? Aku tau aku melanggar janjiku,tapi aku punya alasan yang jelas,Kay. Eleanor---"

"Go fuck yourself,Kay. Kau bukan kekasih sungguhan Louis,kau tidak berhak marah padanya hanya karena dia melanggar janjinya padamu. Dia punya prioritas utama dan sayangnya prioritas utamanya bukan kau,melainkan aku." Ucapan Eleanor barusan terasa seperti tamparan yang membuatku terbangun dari semua mimpi-mimpi indah ku bersama Louis selama ini. Aku merasa mataku memanas.

Aku benci ucapan El. Aku benci karena aku sadar bahwa ucapannya barusan memang benar adanya.

Sampai kapan pun aku tidak akan pernah bisa menggantikan Eleanor di hati Louis.

"Eleanor jaga bicaramu!" Bentakan Louis pada El tidak membuatku merasa membaik,malah aku semakin sakit hati,entah kenapa.

"What,Lou? Dia bukan kekasih mu yang sungguhan. Dia tidak berhak marah. dan lagipula,Lou,bukankah kau menikmati waktu bersamaku?" Ucapan El seolah memberiku jawaban atas semua ini.

Jadi benar...
Louis tidak datang ke malam yang sangat penting ini dan ia memutuskan untuk menikmati waktu bersama Eleanor.

Jujur,jauh dalam lubuk hatiku aku tidak percaya bahwa Louis tega melakukan itu padaku.

"Kau tidak datang ke acara yang aku anggap penting dan malam yang bisa menentukan masa depanku,hanya untuk bermesraan dengan gadis yang menyakiti hatimu ini dan melakukan hal apapun yang hanya Tuhan lah yang mengetahui nya?" Tanyaku lirih,Louis menatapku bingung dan membuka mulut,namun keduluan oleh Eleanor.

"Jika yang kau maksud adalah sex,ya,aku dan Louis berhubungan sex." ucapan El terasa seperti pedang yang menusukku tepat di jantung.

"ELEANOR!"

"Akui saja,Kay. kau tidak akan pernah menang dariku." dengan begitu,Eleanor menatapku sinis dan memasuki rumah,meninggalkan aku dan Louis yang tetap berdiri di depan pintu.

"Kay aku bisa menjelaskannya,ini tidak seperti yang kau ki----" aku menghempaskan tangan Louis,mendorongnya menjauh dan menatap matanya dengan tatapan dinginku.

"Save it,Lou. i don't need a detail about your sex life." aku mundur selangkah,dan kemudian,tanpa bisa kutahan lagi,air mata yang sedari tadi kutahan akhirnya turun juga.

Aku menarik napas dan menghapus air mataku dengan telapak tangan.

"Besok pagi,aku akan mengirimkan surat pengunduran diriku ke management mu. aku berhenti dari semua ini. good bye." dengan begitu,aku membalikkan badan dan berjalan meninggalkan Louis,tanpa memperdulikan seruan nya yang memanggil namaku dan terus meminta maaf padaku.

Aku menyerah.

******

Aww

Kayla

You

Poor

Little

Thing

Vote,comment please

The proposalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang