Kayla Evans
To: Louis
Louis? Kenapa ponselmu tidak bisa di hubungi? Hari sudah malam, cafe sudah mau tutup. kau dimana?
Aku mengirimkan pesan keempat untuk Louis, tapi tetap saja dia tidak membalas pesan ku.
Sebenarnya dia ada dimana?
Apa dia baik-baik saja?
Oh ya Tuhan.. aku takut dia kenapa-kenapa..
"Nona, cafe sudah mau tutup. Kurasa sebaiknya kau pulang." Aku mendongak dan mendapati pelayan cafe yang baru saja menegurku. Aku melirik ponsel ku. Dan benar saja, sekarang hampir jam 12 malam, sudah waktunya cafe untuk tutup.
Aku tersenyum meminta maaf pada pelayan itu sembari mengemasi barangku. "Maafkan aku, aku pasti membuatmu telat pulang ya?" Ucapku tak enak hati.
Wanita itu menggeleng pelan. "Ah tidak kok. Aku memang harus menutup tempat ini jam dua belas malam." ucapnya. "Kalau boleh tau.. kenapa kau daritadi disini? Aku memperhatikan mu daritadi, kau sudah berjam-jam disini hingga memesan minuman empat gelas. Apa kau menunggu seseorang?" Tanyanya.
Aku mengangguk kecil.
"Ya, aku menunggu kekasihku. Tadi dia berjanji akan menjemputku jadi aku menunggunya."
Wanita separuh baya itu menatapku prihatin. "Honey, ini sudah malam. Dan terlihat jelas sekali jika kekasih mu tidak akan menjemputmu. Lebih baik kau pulang sekarang. Kau mau aku antarkan pulang?" Tawar nya. Aku tersenyum kecil dan menggeleng.
"Terimakasih atas tawaran nya, tapi aku tidak ingin merepotkan mu." tolakku.
"Kau tidak merepotkan kok. Aku hanya khawatir padamu. Daerah ini sepi sekali di tengah malam seperti ini.." ucapan nya membuatku sedikit takut, tapi aku tetap tersenyum sopan.
"Jangan khawatir. aku bisa menjaga diriku sendiri. aku akan menunggu kekasihku di luar saja, mungkin sebentar lagi dia datang. Terimakasih banyak." ucapku sambil tersenyum, dan sebelum ibu itu sempat menjawab ucapanku, aku sudah keluar dari cafe.
Ibu itu benar,
Daerah sini memang sangat sepi ketika tengah malam seperti ini.
Aku menghela napas dalam ketika mengetahui bahwa pesan yang ku kirimkan ke Louis tidak terkirim.
Sebenarnya ada apa dengannya? Aku khawatir sekali padanya..
Aku berdiri, dan terus berdiri, menunggu kedatangan Louis.
Aku takut Louis tiba-tiba datang ketika aku memutuskan untuk pulang,
Aku tidak mau membuat ia kecewa ketika tau bahwa aku tidak ada di tempat yang kami janjikan..
Tak terasa, satu jam berlalu.
Kaki ku mulai kram karena daritadi aku terus berdiri.
Cafe sudah tutup, dan ibu itu sudah pulang.
Aku menghela napas dan menyandarkan diri di dinding .
Louis, kau dimana?
Aku lelah sekali,
Aku mengantuk,
Tapi aku tidak mau pulang..
Aku menarik napas dalam dam membuka mataku,
Dan dari ujung mataku,
Aku bisa melihat sekumpulan lelaki berbaju hitam,
Dan mereka semua menatapku.
Aku menelan ludah,
Perasaan ku tidak enak,
Aku takut.
Cepat-cepat aku mengirim pesam baru untuk Louis.
To: Louis
Louis, kau dimana? Aku takut.
"Hey, nona. apa yang gadis cantik seperti mu lakukan disini sendirian, hmm?"
Aku langsung memasukkan ponsel ku kedalam saku celana ketika mendengar ucapan seorang lelaki asing.
Dari mulutnya, aku bisa mencium bau alkohol.
Ya Tuhan aku takut sekali.
"Apa kau sedang menunggu seseorang untuk menyewamu, hmm?" Ucap lelaki lain yang juga berbau alkohol.
My God, mereka pikir aku wanita panggilan?
Walk away, Kayla. walk away.
Aku memutuskan untuk mengikuti kata hatiku dan berjalan meninggalkan mereka,
Tapi belum sempat aku melangkah, lelaki berbadan besar yang pertama kali bicara padaku itu menarik tanganku, membuatku tidak bisa pergi.
Tenaga nya kuat sekali, dan dia memegang tenganku dengan sangat kasar.
"Mau kemana cantik? Jangan pergi dulu, lebih baik kita senang-senang dulu." ucapnya sembari mendekatkan wajahnya ke wajahku, membuatku semakin ketakutan.
"Don't hurt me, please..." ucapku pelan dan penuh ketakutan.
Tapi mereka semua tertawa, dan tawanya semakin membuatku takut.
"Kami tidak akan menyakitimu, kami ingin main denganmu." ucapnya sembari mengusap tanganku.
Aku berusaha memberontak, tapi mereka semua menahanku .
Aku takut sekali...
Oh my god..help me please...
"Jangan sentuh aku." ucapku keras dan berusaha menjauhkan diri dari mereka yang menyentuhku, tapi mereka malah semakin semangat untuk menyentuhku.
Aku merasa mataku memanas,
Aku takut,
Aku tidak mau mereka menyentuhku.
"Leave her alone!" Aku menoleh ke satu sumber suara, dan hatiku langsung sedikit lega melihat Justin Bieber berdiri di belakang para pria hidung belang ini.
"Atau apa, pretty boy? Kau mau mnghajarku?" Ucap salah satu pria itu.
Justin meludah ke tanah. "Aku akan menghajarmu, begitu pula mereka." dari belakang Justin, muncul empat orang berbadan super besar, dan aku bisa menebak bahwa mereka adalah bodyguard Justin.
"Kalau itu maumu, ayo saja kita bertarung." ucap pria lain nya, dan sesaat kemudian mereka semua saling hajar.
Aku terpekik kaget ketika salah satu pria itu memukul Justin, tapi untungnya Justin bisa membalas pukulan lelaki itu,
Justin kemudian menarikku dan menyuruhku untuk lari dengan nya.
Tapi belum sempat aku berlari,
Aku merasakan sakit di punggung ku,
Aku berteriak kesakitan dan menyentuh punggungku yang saat ini berlumuran darah.
Pisau,
Ada pisau menancap di punggungku.
Dan aku bisa mendengar teriakan Justin sebelum semua menjadi gelap.
*****

KAMU SEDANG MEMBACA
The proposal
Hayran KurguLouis yang baru saja putus dari kekasihnya sedang dirundung musibah. Ia mendapat berbagai gosip tak sedap sehingga management memutuskan agar louis mempunyai 'kekasih pura-pura' yang akan membantunya mengurangi gosip-gosip itu. Tapi apa jadinya jika...