Ketidakpastian

24 5 5
                                    


Perpustakaan Lagnam sama lengangnya seperti biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perpustakaan Lagnam sama lengangnya seperti biasa. Tidak banyak orang yang datang, namun ada seseorang yang akhir-akhir ini menjadi pengunjung tetap setiap menjelang siang hingga menjelang malam, gadis bersurai coklat tua yang selalu tampak riang ketika memilih-milih buka mana yang akan ia baca. 

Scarlea masuk dengan riang ke dalam perpustakaan, mengedarkan pandangannya sejenak. Ia merasa ada yang aneh. Bukan karena buku-buku yang berserakan di atas meja bagian tengah perpustakaan, tapi gadis itu merasakan ada yang kurang. Biasanya pemuda berkacamata dengan rambut gelap dan tatapannya yang datar tak pernah absen dari meja di dekat pintu. Hari ini pemuda itu tidak ada di tempatnya.

Tunggu dulu, mengapa ada banyak sekali buku di meja tengah—dan berantakan. 

Bisanya tak ada buku di atas meja-meja baca disana. Setelah ada yang membaca buku dan lupa mengembalikannya, pemuda berkacamata itu akan selalu merapikannya—terkadang juga Tuan Martin Gideon yang mengembalikannya. Jadi, mengapa buku-buku itu dibiarkan saja disana? Rasa penasaran menggelayuti benak Scarlea yang memang selalu penasaran akan apapun. Ia pun melangkahkan kakinya dengan pelan menuju meja yang penuh dengan buku-buku namun tak ada presensi manusia di sana.

Scarlea menoleh ke sisi kanan dan kiri, tak ada siapapun di sana. Ia pun menghela nafas pendek kemudian berjalan menuju rak buku tentang sihir yang belum selesai ia jelajahi sepenuhnya. Ia masih ingin belajar banyak tentang sihir dan segala penjelasannya. Kali ini ia akan mencari tahu lagi tentang necromancer yang selalu berhasil menyita rasa penasarannya. Ia pun berjalan menuju rak buku tentang necromancer dan mendapati hanya ada sedikit buku di sana. Banyak bagian rak yang kosong, dan diantara buku yang tersisa itu ia menemukan buku berwarna coklat kusam bertuliskan 'Ritual Kuno' dan mengambilnya karena ia yakin ada hubungannya dengan necromancer. Tampilan buku itu seakan merepresentasikan judul bukunya. Terlihat sangat kuno.

"Kau akan membacanya?" Scarlea terperanjat ketika sebuah suara mengganggunya dari samping.

"Kau mengagetkanku, Danio!" protesnya lalu mengambil buku kusam itu dan mendekapnya. "Iya, aku mau membacanya. Kenapa?" lanjutnya. Bibir Danio terangkat sedikit dan ia terlihat berpikir sejenak.

"Aku membutuhkannya untuk pekerjaanku. Boleh kupinjam dulu? Masih ada buku yang lain kok soal—" ucapan Danio menggantung begitu saja ketika ia baru ingat bahwa sebagian buku necromancer sudah ia keluarkan dari rak buku dan ada di meja sekarang.

"—kalau kau benar-benar ingin membaca yang itu, mungkin kau bisa membantuku?" lanjutnya. Scarlea menatap pemuda itu dengan heran. Pekerjaan apa yang membuatnya sampai harus mengeluarkan hampir semua buku tentang necromancer?

"Membantu apa?" tanya Scarlea tidak mengerti. "Membantuku membaca buku itu dan menemukan sesuatu. Aku juga akan menjawab apapun yang kau ingin tahu tentang necromancer yang kelihatannya membuatmu tertarik. Bagaimana?" tawar Danio.

Ia tak punya pilihan lagi karena ia membutuhkan seseorang untuk membantunya sementara Rey ke markas untuk menemui Azelia entah ada urusan apa. Terry juga tidak biasanya belum muncul, lalu Martin Gideon pun belum kembali. Satu-satunya orang yang bisa ia mintai bantuan hanya gadis ini karena ia sudah hampir muntah membaca banyak buku semalaman karena kasus ini.

NECROMANCER [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang