.
Ia menelan ludahnya. Ia yakin bunyi itu tidak berasal dari hewan. Gadis itu yakin jika ia tidak sendirian di sana. Dan benar, samar-samar ia seperti mendengar isakan.
Gadis itu masuk terlalu jauh. Scarlea juga merutuki dirinya sendiri karena bisa-bisanya ia menjadi penasaran di saat begini. Ia pun menarik langkahnya yang berat. Mengurungkan niatnya untuk singgah di goa itu barang sebentar saja. Perasaannya tidak enak dan ia merasa harus segera pergi dari tempat itu sebelum seseorang—meskipun ia juga tidak yakin menganggapnya masuk tanpa ijin dan melakukan sesuatu yang buruk padanya.
Lagi-lagi ia berpikir berlebihan. Tapi peduli setan dengan pikiran buruk. Bagaimana mungkin bisa berpikir jernih saat situasi begini? Scarlea segera berbalik setelah ia mendengar langkah kaki yang terdengar jelas mendekat ke arahnya. Jantung Scarlea berdegup dengan sangat cepat hingga ia bisa mendengarnya dalam kesunyian.
Ia tidak tahu tapi ia tidak boleh tertangkap. Scarlea akan mengingat-ingat benar bahwa ia takkan lagi menuruti rasa penasarannya di tempat asing dan menyeramkan begini. Ditambah tempat ini aneh dan ia tidak tahu bagaimana caranya keluar.
Langkah itu masih terdengar bahkan ketika gadis itu telah sampai di mulut goa. Pintu goa yang menganga lebar itu menjadi harapannya sekarang. Langkah Scarlea menjadi lebih cepat dan ia berpikir akan berlari dengan sangat kencang tepat setelah keluar dari goa aneh itu.
Scarlea berlari meninggalkan goa itu dan sesekali menoleh sedikit ke belakang. Napasnya terengah-engah karena memaksa kaki telanjangnya untuk berlari di atas rerumputan dan sesekali ia menginjak kerikil-kerikil atau sesuatu yang keras.
Tiba-tiba saja tak jauh darinya seseorang yang mengenakan jubah muncul dan membuat mata Scarlea terbelalak. Scarlea tidak tahu darimana sosok itu berasal dan mengapa dia tiba-tiba berada dalam jangkauan pandangannya.
Apa dia orang yang berada di goa tadi?
Sosok berjubah itu perlahan mendekat.
Scarlea sangat ketakutan sekarang. Ia memohon entah pada siapapun agar bisa mengeluarkannya dari tempat ini. Dari hutan aneh ini. Ia mundur beberapa langkah dengan gemetar hebat. Tidak tahu apa yang terjadi kalau-kalau sosok itu mungkin saja melukainya. Diantara rasa takutnya itu, ia bertanya-tanya bagaimana sosok itu ada di hutan yang sama dengannya. Sementara ia masuk dengan tidak sengaja.
Apa hutan ini miliknya?
Gadis itu pun berbalik dengan cepat dan berlari sekuat tenaga menghindari sosok berjubah yang tidak berniat menghentikan langkahnya untuk mendekat.
Scarlea terus berlari dan sosok itu juga sialnya berlari mengejarnya. Ia tidak peduli jika paru-paru dan jantungnya meraung-raung akibat dipaksa untuk berlari sekencang yang ia bisa untuk menjauh. Ia tidak pernah berlari sekencang ini.
Namun sosok itu entah bagaimana berada di hadapannya lagi. Ia tidak bisa melihat wajah sosok itu karena tertutup tudung hingga hidungnya. Hanya bibir saja yang bisa ia lihat dan itu semakin membuatnya takut. Sosok itu menyeringai.
Aku mohon ... keluarkan aku dari sini. Siapapun!
Scarlea memohon dalam hati seraya bergerak mundur. Ia sudah tidak sanggup lagi berlari. Napasnya sudah sangat terengah-engah dan pundaknya naik turun menunjukkan ia membutuhkan oksigen sebanyak-banyaknya. Keadaan tidak menjadi baik ditambah dengan rasa takutnya.
Kenapa aku harus terjebak begini...
Dan sosok itu semakin mendekat. Scarlea berjalan mundur hingga jatuh terduduk karena tersandung kayu di belakangnya. Ia merintih kecil diantara napasnya yang masih terengah.
Sosok itu semakin mendekat sementara gadis itu memaksa mundur dengan posisi terduduk.
Kumohon ... siapapun!
Tiba-tiba saja sebuah cahaya kekuningan muncul dengan sangat terang dan membuat sosok itu mundur dan menghalau cahaya silau itu dengan tangannya. Begitu juga dengan Scarlea yang memejamkan matanya akibat cahaya terang itu. Beberapa detik berikutnya pandangannya benar-benar buta dan ia tak tahu apa yang terjadi selanjutnya.
Entah bagaimana caranya, tiba-tiba Scarlea sudah berada di sebuah ruangan yang kemudian ia ketahui sebagai kamarnya.
Benar. Ketika ia membuka matanya, gadis itu sudah berada di kamarnya.
*****
Ketegangan terasa begitu mendominasi di ruangan Carl akibat Danio dan Jeckyl berdebat tentang apa yang harus dilakukan. Jeckyl yang sudah berpengalaman melawan salah satu Necromancer di Dryatt menyarankan agar mereka menjaga ketat anak-anak yang berpotensi untuk diculik. Karena dari yang mereka alami, anak-anak itu diculik dari rumah mereka sendiri—bahkan di depan orang tuanya. Jika mereka bisa mencegah itu terjadi dan menangkap Necromancer secara langsung di tempat kejadian maka mereka akan berhasil. Sementara Danio merasa hal itu sangat tidak mungkin.
"Aku sudah bilang, menangkap di tempat kejadian itu sangat bodoh. Kau pikir ada berapa personil anggota Patron yang bisa kau kerahkan? Ada 20 anak yang harus dijaga sementara Patron divisi kita hanya 15 orang termasuk dengan 2 Sorcerer yang memiliki kendali mantra pelindung. Jauh lebih baik menunggu pergerakan mereka dan berjaga di tempat yang kemungkinan menjadi tempat teleportasi Necromancer itu," jelas Danio jengah dengan Jeckyl yang bersikeras.
"Aku sudah melakukan itu dan gagal!" sergah Jeckyl yang sudah mulai naik pitam karena Danio selalu berseberangan dengannya dan apa yang telah ia alami.
"Lalu bagaimana caramu menjaga 20 anak? Kau pikir kita bisa mengkloning diri sendiri? Kau harus realistis!" balas Danio. Pemuda itu memejamkan kedua matanya sebentar, "Dengar ... lebih baik 2 Sorcerer itu berada di sini. Lalu kita menyebar di seluruh Bevory. Siapapun yang berada dekat dengan Necromancer itu harus memberitahu yang lain—"
"Maksudmu kita harus menunggu anak-anak itu diculik dulu?" Carl menginterupsi ucapan Danio. Sejujurnya ia sedikit tidak nyaman dengan gagasan Patron dari Lagnam itu karena terdengar sembrono dan tidak punya hati.
"Benar. Bukannya aku tidak punya hati, tapi memang begitu kan cara kerja mantra pelindung? Para Sorcerer bisa melacak pergerakan mereka jika anak-anak itu berpindah tempat dan jika pelindungnya hancur, kan?" ujar Danio dengan datar terdengar seperti tidak melibatkan emosi sama sekali dan membuat semua mata tertuju padanya. Ketiga perwakilan divisi Necromancer termasuk Carl dan 2 Sorcerer itu menatap Danio tanpa berbicara.
Mereka sadar benar jika yang dikatakan Danio sangat benar.
"Empat anak lagi, benar?" ujar Hide yang dibalas anggukan dengan Danio.
"Bevory tidak sebesar Lagnam dan Serrano. Setidaknya kita masih bisa mengusahakan sesuatu," sambung Ethan.
"Jadi, dua Sorcerer ini akan berada di markas. Lalu kalian berempat bersama masing-masing dua orang Patron lain akan berjaga di empat titik yang berbeda," Carl memperjelas rencana yang akan mereka jalankan. Jeckyl dengan berat hati menyetujui rencana yang diucapkan Carl berdasarkan usulan Danio. Jujur saja laki-laki itu masih dongkol dengan Danio karena tidak pernah sepaham dan selalu adu mulut.
Carl membuka gulungan peta wilayah Bevory di meja yang berada di hadapan mereka lalu mulai menandai empat lokasi vital yang harus dijaga. Sementara Danio, Jeckyl, Hide, Max and Evelyn mendengarkan dengan seksama.
Malam ini mereka harus berhasil.
.
To be continue
Jangan lupa vomment :)
KAMU SEDANG MEMBACA
NECROMANCER [TAMAT]
Fantasi//BETRAYAL// Scarlea dicap sebagai Necromancer semenjak orang-orang melihat warna rambutnya. Sejak itulah ia menyendiri di kediamannya yang nyaman jauh dari pemukiman bersama orang tuanya. Sepanjang hidupnya ia bertanya-tanya tentang Necromancer dan...