Pagi-pagi sekali Danio sudah berada di depan bangunan Markas Patron. Ia melewati penjaga-penjaga bagian depan dan menyapa mereka sebelum masuk ke dalam bangunan besar jantung keamanan Continentia itu. Danio segera melangkahkan kakinya menaiki tangga memutar menuju satu-satunya tempat yang tidak ia kunjungi akhir-akhir ini karena tidak ada kepentingan, kantor pimpinan divisi Necromancer yang berada di lantai 4, lantai paling atas.
Sekarang ia telah berdiri di depan pintu kayu berukiran dua pedang yang bersilangan dan mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu.
TOK TOK TOK
"Masuk," sahut suara wanita yang tegas dari dalam. Mendengar itu Danio pun membuka pintu di hadapannya dan mendapati seorang wanita—yang ia jelas tahu adalah pimpinannya, serta dua pria berdiri menghadap wanta yang duduk di depan mejanya. Dua pria itu salah satunya adalah asisten pimpinannya dan satu lagi seniornya, Rey Demian.
"Halo Danio, kau terlihat senang," sapa Rey sedikit memutar tubuhnya menghadap pemuda yang tiga tahun lebih muda darinya itu. Danio hanya tersenyum singkat lalu mengalihkan pandangannya pada wanita berambut kuning pucat yang diikat separuh itu.
"Ada kasus dimana?" tanya Danio tanpa basa-basi dan mendekat ke meja wanita itu. "Astaga kau bahkan tidak menyapa dan langsung menanyakan kasus," protes wanita itu agak kesal melihat sikap Danio yang blak-blakan itu.
"Ayolah Azelia, kau tahu kan aku ini sedang bosan?" ujar Danio tanpa dosa dan wanita bernama Azelia itu melempar tatapan tajam pada pemuda yang berdiri di hadapannya. Sementara Rey cekikikan melihat kelakuan mereka berdua. Danio menelan ludahnya kasar.
"Ba-baiklah pimpinan. Selamat pagi," sapa Danio dengan amat terpaksa jika bukan karena tatapan tajam dan wajah seram Azelia yang berhasil membuat nyalinya menciut. Wanita itu sangat seram ketika marah dan semua anggota patron divisi manapun pasti tahu. Dengan ini Danio menarik kata-katanya bahwa Trevor Jord lebih seram dari Azelia Cavelier. Pimpinan divisi Necromancer jelas jauh lebih seram dalam kompetisi siapa pimpinan divisi paling seram. Jangan lupakan soal kemampuan berpedang wanita itu, keluarga Cavelier memang terkenal dengan kemampuan pedang yang cepat. Bahkan jika bertarung pun Danio tidak yakin bisa menang melawan kecepatan Azelia.
"Barusaja ada laporan anak hilang di Divisi Kepolisian Umum. Tapi keterangan saksinya—yaitu dua anak berumur 11 tahun—mengatakan jika korban, Kayla Prhymist yang seumuran, diculik arwah berwarna ungu. Astaga omong kosong apa ini!" desah Azelia yang membaca berkas dari kepolisian umum.
"Singkatnya mereka mengatakan ditabrak cahaya berwarna ungu dan kemudian salah satu temannya menghilang. Lokasinya di Hutan Maleybre," tambah Rey. Danio hanya mengernyitkan dahinya heran. "Arwah penasaran bisa memilih warna ketika muncul?" tanya Danio dengan polosnya.
"Apa pernah ada kasus nenek sihir di Maleybre?" lanjut Danio lalu menoleh pada Rey dan pria itu hanya mengedikkan bahu sambil menggeleng. "Sepanjang aku menjadi patron, tidak pernah ada kasus di sana," jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NECROMANCER [TAMAT]
Fantasy//BETRAYAL// Scarlea dicap sebagai Necromancer semenjak orang-orang melihat warna rambutnya. Sejak itulah ia menyendiri di kediamannya yang nyaman jauh dari pemukiman bersama orang tuanya. Sepanjang hidupnya ia bertanya-tanya tentang Necromancer dan...