Perlindungan

24 3 8
                                    


Danio memandangi meja penuh buku di hadapannya lekat-lekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Danio memandangi meja penuh buku di hadapannya lekat-lekat. Ia tidak sedang membaca buku-buku itu. Pikirannya menerawang jauh dan ia memejamkan matanya. Bahkan setelah mandi pun tidak bisa menyegarkan pikirannya yang seakan penuh dengan kabut. Semua jalan pikirannya terasa dihalangi kabut tebal, tidak ada pencerahan. Setelah Rey melaporkan hasil analisa mereka, Azelia menjaga komunikasi intens dengan para pemimpin sesama divisinya. Mendengar penuturan Rey melalui kristal komunikasinya barusan, semua orang sedang bingung meskipun ada sedikit harapan dengan bantuan Sorcerer. Mantra pelindung.

Namun Danio merasa itu semua tidak cukup. Enam anak dari dua wilayah gagal dilindungi. Semuanya terjadi bahkan tanpa mereka sadari sekalipun pengamanan ketat dilakukan. Inilah bagian menyebalkan dari memburu penyihir, sementara mereka hanyalah manusia biasa dengan banyak keterbatasan. Tidak—lebih tepatnya jika Necromancernya handal seperti ini membutuhkan waktu. Akan jauh lebih baik jika berlawanan secara langsung daripada bermain petak umpet menegangkan begini.

"Jika Necromancer bisa melakukan apapun, itu berarti membuat sesuatu adalah hal yang mudah. Jika mereka membuat tempat persembunyian khusus, itu berarti mereka bisa menyembunyikannya juga ... magic map!" seru Danio tiba-tiba berdiri dari kursinya dan bergegas mencari Terry yang belum ia lihat pagi ini. Pemuda itu melesat menuju meja administrasi perpustakaan, tempat biasanya Terry bekerja. Jam segini ia yakin Terry sudah datang.

Benar saja pemuda itu sedang memilah-milah buku di meja. Danio segera menghampirinya.

"Ruiz!" Terry yang merasa nama belakangnya dipanggil pun menoleh pada Danio yang berlari ke arahnya. Jarak meja baca belakang dengan meja pintu masuk lumayan jauh hingga membuat Danio harus berlari meskipun itu melanggar peraturan perpustakaan.

"Terry saja, kumohon."

"Terry, magic map!" pekiknya sambil mengisyaratkan bentuk persegi panjang dengan jarinya.

"Untuk apa? Itu benda khusus yang tidak bisa seenaknya dipakai," balas Terry sedikit enggan. Danio mendengus, "untuk kepentingan penyelidikan. Ayolah, Terry!"

"Kau perlu izin Tuan Gideon. Lagipula satu-satunya yang bisa membuka peta itu cuma Sorcerer yang tahu mantranya, yaitu Tuan Gideon."

"Aku akan menemuinya sekarang. Keluarkan dulu benda itu. Sekembalinya dari ladang kita akan membukanya dan mencari tahu sesuatu!" Danio pun bergegas meninggalkan Terry sendirian di perpustakaan.

"Bahkan aku tidak pernah melihat langsung cara menggunakannya .... " bisik Terry setelah melihat Danio pergi begitu saja.

*****

"Apa? Magic map?" tanya Martin pada pemuda bersurai perak yang duduk di sebelahnya itu. Danio mengangguk.

"Aku akan membantumu setelah selesai mengisi air di penampungan. Hanya ada aku dan Kyle hari ini," tutur Martin yang harus menunda mengabulkan permintaan Danio setelah pemuda itu menjelaskan maksudnya untuk menggunakan peta ajaib di perpustakaan.

NECROMANCER [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang