"Kali ini dua orang?" tanya Danio meminta penjelasan. Kedua tangannya pun terulur untuk membuka berkas itu dan melihat identitas dua anak malang yang diculik.
"Satya Secundia dan Ronald Trontius. Umurnya sama dengan Kayla, kemungkinan hilang di bukit dekat Sungai Flumine dan...tidak ada saksi," jelas Rey singkat lalu menjatuhkan bokongnya di salah satu kursi. Danio mengangkat sebelah alisnya,
"tidak ada saksi, bagaimana kau tahu mereka hilang di bukit?"
"Kedua orang tuanya mengatakan jika mereka berpamitan bermain di bukit. Itu saja. Apa kau pernah melihat mereka berdua? Bukankah kau sering berlatih di bukit itu?" balas Rey. Danio memiringkan kepalanya dan berpikir sejenak setelah mengamati wajah kedua bocah laki-laki yang terpampang di hadapannya lekat-lekat.
"Sepertinya pernah berpapasan. Entahlah aku tidak begitu ingat," jawab Danio sekenanya. Ia pun memfokuskan pandangannya pada informasi identitas dua korban terakhir itu, meneliti setiap kata yang tertulis di sana. Nama lengkap, umur, alamat rumah dan tanggal lahir.
Tanggal lahir. Dua telunjuk Danio berhenti tepat pada bulan lahir kedua bocah itu.
"Satya Secundia lahir di bulan kedua, sementara Ronald di bulan ketiga—" ujarnya.
"Kayla di bulan pertama!" sahut Rey tiba-tiba. Keduanya saling bertukar pandangan dengan bola mata membulat sempurna.
"Apakah ritual bulan merah memiliki syarat bahwa yang dikorbankan harus lahir di bulan-bulan yang berbeda?" sahut Danio yang dijawab Rey dengan mengedikkan bahu. Tidak tertulis demikian di dalam buku-buku yang mereka baca.
"Apa yang kalian ributkan?" tanya Scarlea yang tiba-tiba menginterupsi mereka dan menyodorkan dua potong roti isi ayam hangat yang terbungkus kantong kertas.
"Ini makanlah, aku melihat roti isi ini kelihatannya enak jadi aku membeli cukup banyak," lanjutnya. Kedua pemuda itu pun menyabet roti isi itu dengan cepat karena keduanya memang belum mengisi perut pagi ini.
"Terima kasih Scarlea, kau benar-benar datang tepat waktu," tutur Rey.
"Kalian sudah menemukan sesuatu?" tanya Scarlea lagi setelah mengunyah gigitan pertama rotinya. Danio mengangguk, "iya, dan korban bertambah."
KAMU SEDANG MEMBACA
NECROMANCER [TAMAT]
Fantasía//BETRAYAL// Scarlea dicap sebagai Necromancer semenjak orang-orang melihat warna rambutnya. Sejak itulah ia menyendiri di kediamannya yang nyaman jauh dari pemukiman bersama orang tuanya. Sepanjang hidupnya ia bertanya-tanya tentang Necromancer dan...