.
.
Sosok berjubah itu mengulurkan tangannya dan sebuah lingkaran sihir berwarna ungu muncul dengan cepat berjarak tak jauh dari Danio dan yang lain. Mereka tahu jika Necromancer itu akan segera melancarkan serangan.
Benar saja, beberapa tembakan meluncur dari lingkaran itu dan membuat para Patron dipaksa bergerak secepat kilat bersembunyi di balik pohon besar terdekat. Ethan melompat dengan cepat ke balik pohon sambil mendekap erat bocah laki-laki di dadanya dan melindunginya dari benturan sehingga punggung Ethan yang bertubrukan dengan batang pohon besar. Pemuda itu sedikit meringis. Untungnya mereka tidak terluka.
Danio memerhatikan rekan-rekannya dan bernapas lega setelah mengetahui mereka baik-baik saja karena dengan cepat menghindar. Rupanya Necromancer ini tidak menahan diri dilihat dari kerusakanyang ditimbulkan pada batang-batang pohon yang terkena sihirnya meleleh dan berlubang.
"Sial. Ethan jaga anak itu dan jangan terlalu mendekat," pinta Danio dan dijawab anggukan oleh Ethan. Lalu Danio mengisyaratkan keempat rekannya yang lain untuk mendekat.
"Kalian takkan berhasil," desis Necromancer itu seraya menggerakkan tangan kirinya dan detik kemudian bocah yang didekap oleh Ethan seakan ditarik paksa.
"Ka-kakak...." rengek anak itu seraya mencengkeram erat baju Ethan sementara anak itu ditarik lebih keras. Ethan jelas tahu jika Necromancer itu yang melakukannya. Sehingga ia berusaha mendekapnya lebih erat.
"Bodoh sekali," hina Necromancer itu setelah merasakan adanya tarikan pada anak itu. Ia pun meenggenggam tangan kirinya dan menarik tangannya dengan erat seperti sedang menarik sebuah tali tak terlihat yang terhubung dengan anak itu.
BRAKK
Necromancer itu terhempas dengan kencang dan membentur batang pohon besar di belakangnya. Terlihat ia terkejut dengan apa yang barusaja terjadi. Ia pun mendongak dan melihat pelaku yang telah menghempaskannya jauh hingga menabrak pohon.
"Veil oblivio zeig es!" Setelah melihat Max berhasil menjauhkan Necromancer itu beberapa puluh meter dengan anginnya, Evelyn segera merapalkan mantra pembuka tabir dan tiba-tiba saja tiga anak terlihat berdiri tak jauh darinya. Mantra itu berhasil menunjukkan keberadaan ketiga anak itu. Dengan cepat Danio dan yang lain menghampiri anak-anak itu dan membawanya menjauh.
"Dia punya semacam tali tak terlihat yang bisa menarik anak-anak ini!" seru Ethan yang berada di belakang. Untuk sementara ia bernapas lega karena tarikan itu sudah tidak terasa.
Ketiga anak sisanya sama ketakutannya dengan anak yang didekap Ethan. Rekan-rekan Danio segera menenangkan mereka dan mendekap mereka satu persatu.
"Sialan!" Necromancer itu bangun dan memunculkan dua lingkaran sihir di kedua tangannya, bersiap melancarkan serangan lagi. Kali ini lingkaran sihir itu muncul dengan tiga lapis dengan ukuran berbeda. Danio yang sadar segera berdiri membelakangi Patron yang membawa tiga anak itu bersama rekannya yang tidak sedang melindungi anak-anak itu. Danio bersiap dengan pedangnya.
"Kalian segera keluar dari hutan!" seru Danio memerintahkan mereka berempat membawa empat anak itu keluar dan menjauh dari hutan.
BLARR
Suara keras terdengar di belakang Ethan, ia menduga itu adalah serangan dari Necromancer tadi. Ia sedikit menoleh ke belakang dan melihat asap sudah membumbung. Namun ia tetap berlari bersama ketiga kawannya untuk keluar dan mengamankan anak-anak itu.
Evelyn membuat perlindungan tepat waktu sebelum ledakan itu mengenai mereka. Danio dan rekan Patronnya menghela napas lega, begitu juga dengan Max. Asap tebal menutupi pandangan mereka sehingga tidak terlihat dimana keberadaan Necromancer itu. Tanpa pikir panjang Max mengibaskan kedua tangannya ke samping dan membuat asap itu terbelah dan menghilang. Namun begitu asap itu hilang, Necromancer itu tak terlihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
NECROMANCER [TAMAT]
Fantasía//BETRAYAL// Scarlea dicap sebagai Necromancer semenjak orang-orang melihat warna rambutnya. Sejak itulah ia menyendiri di kediamannya yang nyaman jauh dari pemukiman bersama orang tuanya. Sepanjang hidupnya ia bertanya-tanya tentang Necromancer dan...