Rencana

31 5 9
                                    

Dua hari kemudian kedua orang tua Scarlea telah kembali dan membuat gadis itu sangat gembira, pasalnya ia tidak akan berada di rumah sendiri lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua hari kemudian kedua orang tua Scarlea telah kembali dan membuat gadis itu sangat gembira, pasalnya ia tidak akan berada di rumah sendiri lagi. Baginya, kesepian ketika di rumah adalah hal yang paling membuatnya sedih. Bayangkan saja rasanya kesepian di dalam teritorimu sendiri. Tempat yang seharusnya penuh kehangatan, berubah menjadi tempat yang dingin bak musim hujan yang sangat lekat dengan kesedihan, dan kesendirian.

"Ayah, bolehkah aku bertanya?" Scarlea mengarahkan pandangannya pada ayahnya yang sedang mengunyah ayam bakarnya. Pria itu hanya mengangguk karena mulutnya masih menikmati ayam bakar lezat buatan istrinya.

"Ini soal anak-anak yang hilang...dan soal ritual.." ucapnya. Arona yang turut mendengarkan itu pun memandang putrinya dengan tatapan serius karena wanita itu tahu jika topik itu adalah topik hangat yang sedang ramai dibicarakan.

"Iya..lalu?" balas Kyle tanpa memandang anak gadisnya. Scarlea mengumpulkan keberanian. Bukan karena ia takut pada kedua orang tuanya, tapi karena topik ini adalah hal mengerikan pertama yang ia ketahui baru-baru ini soal kasus hilangnya anak-anak dan penuturan Danio.

"Apa benar Necromancer menginginkan kekuatan dengan ritual dan..mengorbankan anak-anak?"

Tidak hanya anak-anak saja.

Kyle menelan ayam bakarnya dan memandang putrinya dengan lembut, ada sedikit kesedihan yang terpancar di sana.

"Benar. Ayah tidak bisa berkata tidak untuk itu. Mereka memang begitu. Kekuatan adalah segalanya, Scarlea—entah bagaimanapun caranya. Keinginan untuk lebih kuat dan menguasai sesuatu serta kemampuan untuk melakukan segala hal yang bahkan tidak bisa dilakukan sorcerer dan orang lain."

Scarlea mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Kata-kata ayahnya terdengar menakutkan  dan entah mengapa membuat tenggorokannya tercekat. Kekuatan tanpa batas yang bisa membuat pelakunya melakukan apapun, namun didapatkan dengan cara yang mengerikan.

"Apa kau takut tentang itu, Scarlea?" Kyle bertanya dengan nada yang tiba-tiba saja bisa membekukan suasana sarapan yang terasa hangat sebelumnya.

"Kau tidak perlu takut soal itu, sayang. Lagnam adalah tempat yang aman," tutur Arona mencoba mencairkan suasana. Kyle tersenyum dan seketika suasana dingin itu kembali menjadi hangat dan membuat Scarlea mengambil nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya. Ayahnya dengan mudah mengendalikan suasana.

"Benar. Tidak ada yang perlu ditakutkan," Scarlea menenangkan dirinya sendiri. Ia tidak tahu mengapa kasus anak-anak ini begitu menguras atensinya hingga ia sangat ingin tahu tentang perkembangan kasusnya, terlebih karena Danio dan Rey terlibat langsung dalam penyelidikan. Scarlea merasa ada hal besar yang menunggunya di akhir kejadian tentang necromancer ini—terlebih setelah ia mengetahui kenyataan bahwa rambut merah memang berhubungan erat dengan necromancer. Terselip rasa takut di bagian terdalam hatinya jika suatu saat ia menjadi necromancer yang mengerikan. Apakah hal itu adalah sesuatu yang berada diluar kendalinya?

NECROMANCER [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang