Petunjuk Penting

31 7 16
                                    


Rey berlari menaiki tangga menuju lantai atas tanpa memerdulikan siapapun yang ia temui sepanjang perjalannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rey berlari menaiki tangga menuju lantai atas tanpa memerdulikan siapapun yang ia temui sepanjang perjalannya. Ia hanya ingin bertemu Azelia dengan cepat. Kalau saja ia bisa melakukan teleportasi ini akan jauh lebih efisien.

Selang beberapa menit, ia pun sampai di depan pintu ruangan Azelia dan dengan cepat membuka pintu itu tanpa mengetuk.

"Pimpinan!" serunya seraya masuk ke dalam ruangan itu dan mendapati tak ada orang di sana. Azelia tak ada di ruangannya, bahkan Zachary pun tidak ada. Ia pun bergegas keluar dan turun menuju resepsionis. Ia benar-benar menyesal mengapa tidak menanyakan keberadaan Azelia pada resepsionis dahulu.

.

.

"Kenapa kau lari-lari begitu?" tanya Hana, penjaga resepsionis. Wanita itu merasa heran karena tidak biasanya melihat Rey malam-malam berada di markas.

"Apa Nona Azelia sudah pulang?" tanya Rey dengan nafas terengah-engah. Hana pun menyodorkan segelas air pada pemuda itu.

"Ia pergi bersama Zachary ke Serrano. Sepertinya para pimpinan Divisi Necromancer Continentia mengadakan pertemuan di Serrano," jelas Hana dan membuat Rey terkesiap.

"Bagaimana aku bisa menghubunginya?"

"Nona Azelia bilang akan kembali pagi-pagi sekali besok. Tenanglah, astaga!"

Rey berdecih kesal. Ia pun segera keluar dari markas tanpa berpamitan pada Hana dan membuat wanita itu keheranan.

"Sepertinya dia terlalu sering bersama Danio jadi tidak sopan begitu..."


*****

Markas Besar Patron Serrano

Markas patron di Serrano terlihat ramai, terutama Divisi Necromancer. Para pimpinan Divisi Necromancer berkumpul di Serrano untuk membahas informasi kasus dari Azelia. Keempat ketua divisi bersama masing-masing asistennya berada di satu ruangan dengan meja oval panjang di tengah.

"Ada kemungkinan jika 12 korban mewakili bulan yang berbeda," tutur Azelia. Zachary meletakkan ketiga foto anak yang telah dinyatakan hilang di Lagnam.

"Tempat penculikan juga berbeda-beda, ya?" tanya pimpinan divisi Serrano, Alan. Azelia mengangguk yakin.

"Apa penjagaan di portal transportasi dan pintu masuk lain sudah diperketat?" tanya Azelia memastikan. Alan mengangguk.

"Sudah sejak kemarin. Belum ada laporan soal orang yang mencurigakan. Satu-satunya hal aneh di Serrano hanyalah kabut hari ini. Tidak biasanya berkabut di tengah musim kemarau begini," jelasnya. Semua orang tampak saling melempar pandangan. Kabut di tengah musim kemarau? Jelas itu sangat aneh dan harus dicari tahu alasannya. Tidak mungkin kabut datang begitu saja di tengah kota, Serrano bukanlah tempat yang dikelilingi gunung seperti Lagnam. Jika lokasinya di dekat gunung atau tempat dengan suhu yang lebih dingin, masih ada kemungkinan. Tapi Serrano bukan wilayah yang demikian.

"Apa sudah ada penyelidikan soal itu?" tanya Carl, pimpinan dari Bevory.

"Soal kabut belum, karena sampai saat ini tidak ada laporan soal dampaknya. Tapi soal himbauan anak-anak untuk tetap di rumah menjelang senja sudah diberitahukan."

"Aku berpikir Necromancer ini ingin menyebar kekhawatiran ke seluruh Continentia. Bevory dan Dryatt juga akan memperketat penjagaan di pintu masuk dan keluar," pikir Carl.

"Kumpulkan data anak-anak yang lahir di bulan keempat hingga dua belas untuk mengawasi mereka," lanjut Azelia.

Ketiga pimpinan yang lain mengangguk setuju. Lewis, pimpinan dari Dryatt pun buka suara,

"soal bulan merah, itu akan terjadi kurang lebih 3 minggu lagi. Aku rasa itu waktu yang cukup untuk menangkap mereka sebelum 12 anak benar-benar hilang—tentu saja kita akan mencegah 9 yang lain apapun yang terjadi—"

BRAKK

Semua orang yang ada di dalam ruangan menoleh ke arah pintu dengan serempak. Bisa-bisanya ada yang berani mengganggu pertemuan penting tanpa mengetuk pintu.

"Tuan Alan! Ada laporan dari tiga rumah! Tiga anak mereka tiba-tiba menghilang!"

Sontak laporan itu membuat semua yang mendengar bangkit dari tempat duduk mereka.

"Kami harus segera kembali untuk berjaga-jaga!" ujar Lewis.

"Baiklah, pertemuan kita akhiri. Aku akan menghubungi kalian melalui kristal setelah mendapatkan informasi tentang ini. Aktifkan krital kalian 24 jam hingga kasus ini terselesaikan," pinta Alan pada ketiga rekannya. Mereka semua pun mengakhiri pertemuan dan bergegas kembali ke wilayah masing-masing.

****

Scarlea merapikan semua cangkir dan teko teh yang ada di meja untuk dibersihkan.

"Scarlea biar aku saja," ujar Terry yang ingin mengambil alih nampan yang dibawa Scarlea, namun gadis itu menolak dengan lembut.

"Tak apa, aku saja. Oh, dimana aku harus membereskan ini? Aku mau sekalian ke kamar mandi," tanya Scarlea.

"Dapur ada di sana, di ruangan tak jauh dari pintu kamar mandi," tunjuk Terry pada pintu yang terbuka di pojok dengan ikon garpu dan sendok yang terbuat dari kayu menempel di pintunya. Scarlea pun mengangguk mengerti lalu berjalan ke arah sana membawa nampan berisi cangkir dan teko.

"Tuan Gideon, Danio, saya pamit pulang kalau tidak ada hal yang bisa saya bantu," pamit Terry yang dibalas anggukan oleh Martin.

"Baiklah terima kasih untuk hari ini, Terry. Hati-hati di jalan," balas Martin sementara Danio tidak membalas apapun. Itu bukan lagi hal aneh bagi Terry mengingat Danio yang sedang fokus dengan petanya. Terry tidak mempermasalahkan apapun. Pemuda berkacamata itu pun undur diri dan menuju pintu keluar. Ia berpapasan dengan Rey yang barusaja kembali.

.

.

Setelah mencuci cangkir dan teko, Scarlea buru-buru masuk ke kamar mandi karena ia merasa warna rambutnya mulai memerah. Ia menatap cermin yang ada di dalam kamar mandi itu dan melihat warna rambutnya kembali.

"Hah..untung saja aku tepat waktu..." eluhnya lalu memejamkan matanya untuk kembali merapalkan mantra pengubah.

TOK TOK TOK

"Scarlea?"

Scarlea merasa jantungnya berhenti berdetak ketika seseorang memanggilnya dari luar. 

.

Vomment please :)

Thanks for reading~

NECROMANCER [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang