1.Koma

1.2K 58 15
                                    

Hello, buat kalian yang baru gabung

  Jangan lupa untuk Vote And
  Komenya.

 Happy reading❤
                   
   -o0o-


Seorang laki laki dengan seragam sekolahnya menyelusuri kolidor rumah sakit dengan pandangan kosong.

Baju yang di keluarkan, rambut acak acakan, tas yang dia pinggul di bahu kirinya tak membuat kedar ketampanannya berkurang.

Erlangga Aditya laki laki yang berusia 17 tahun sekaligus seorang ketua geng motor The Rack yang memiliki musuh di mana mana.

Walau dia berandalan dan sering membuat onar, namun nyatanya dia rapuh. Rapuh karena seseorang yang di sayanginya kini tengah berjuang antara hidup dan mati.

Erlangga memberhentikan langkahnya, dia menatap ruangan di depannya sekilas lalu memutar kenop pintu itu.

Cklk

Harum obat obatan menusuk indra penciumnya. Tatapannya tertuju pada gadis cantik yang kini terbaring lemah tak berdaya.

Erlangga melangkahkan kakinya. Jantungnya berdegup tak karuan.

Tangannya menyentuh surai rambut hitam adiknya, lalu mengusapnya. Lagi lagi air mata menetes di pelupuk matanya. Sedih rasanya terus terusan seperti ini, hidup dia sudah gelap dia butuh penerang.

"Cepet bangun cantik" lirihnya.

                         ****

Kini Erlangga memarkirkan motor sport besarnya di depan gedung tinggi yang sedikit jauh dari kerumunan, saat ia melangkah menuju pintu, ada bendera yang bertulisan THE RACK yang berkibar di atas sana.

Dia melangkah ke dalam sana dan mendapati teman temannya yang sedang berkumpul.

"Abis darimana ga?"

ucap seseorang yang duduk di sebelahnya, yang tak lain dan tak bukan adalah Gio sahabatnya yang kini menjabat sebagai wakil ketua The Rack.

"Biasa" katanya singkat.

Gio mengangguk paham, dia sudah tahu apa kata arti biasa itu.

"Ga! Gimana malam ini jadi ga?" tanya josep yang kini duduk di sebelah kirinya.

"Besok aja sepulang sekolah" Erlangga.

Ia sedang tak ingin membahas tawuran dan sebagainya karena ia sedang pusing bagaimana caranya agar gadis itu terbangun dari komanya, sungguh separuh nyawanya hilang saat tiga tahun lalu di mana kecelakaan tragis menimpa orang tersayangnya.

"Gimana adik lo ada perubahan gak?"

Tanya Rian pada Erlangga yang kini bersender pada kursi. Erlangga menggelang pelan bahwa tak ada perubahan sama sekali bahkan sedikit pun tidak ada.

"Mungkin belum saatnya, lo yang sabar aja" Gio prihatin.

Tiba tiba mereka mendengar keributan di luar sana, lantas mereka menghampiri dan mendapati anak buahnya yang sudah babak belur dengan wajah yang memar memar.

"Lo kenapa?" Tanya Erlangga.

"Siapa yang lakuin ini!" Erlangga marah pada anak buahnya yang kini sedang meringis pelan karena menahan sakit.

Anak buahnya yang tak lain adalah adik kelasnya yang kini menjadi bagian anggota The Rack.

"Rafa anak The Vansking dia yang udah mukulin gw kaya gini bang!" Ujarnya mengadu.

Erlangga yang mendengar penuturan dari adik kelasnya menggeram marah.

"Gak bisa di biarin kita balas mereka sekarang!" Ujar anggota lain marah, tak biasanya The Vansking kini memulai lebih dulu, biasanya yang cari ribut terlebih dahulu itu adalah mereka, tetapi kali ini.

"Besok!" Penuturan Erlangga membuat mereka semua terkejut.

"kenapa gak sekarang aja!" Ujar tak terima salah seorang yang kini  seangkatan dengannya.

"Gue bilang besok!" Erlangga tak terbantah membuat mereka semua kesal bukan main, jika penuturan sang ketua seperti ini mereka bisa apa.

Setelah itu Erlangga masuk kedalam markas memikirkan rencana untuk  besok, bagaimana dia membalas semuanya.

Selesai bacanya?

Jangan lupa Vote nya ya, terima kasih❤

Salam sayang buat kamu.
-Rifda Chan

VANO ALDEVARO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang