25. Bahaya yang akan datang

50 5 0
                                    

JANGAN LUPA PENCET TOMBOL VOTE NYA!!

Alvin yang kini tengah sibuk mencatat terhenti ketika sebuah ponsel berbunyi. Lalu ia mengambil dan mengarahkan ke telinganya.

"Ya hallo? "

"Apa? Di jalan mana? " Ucap Alvin berusaha tenang.

"Baik kami akan segera ke sana." Panggilan di akhiri dengan sepihak. Lalu Alvin bangkit dan menyuruh teman temannya untuk ikut membantunya.

****

Kini Radit dan Alea tengah di dalam mobil menuju rumahnya. Namun saat akan sampai mereka melihat keramaian di tukang warung nasi goreng langganan nya.

"Pih itu ada apa? " Ucap Alea penasaran sambil sesekali memperhatikan sekitar. Dan matanya membelalak ketika dia melihat seorang gadis di seret paksa oleh seorang pria seumuran dengan anak laki lakinya.

"ALENA!" Teriaknya histeris membuat Radit dengan cepat memberhentikan mobilnya sehingga menimbulkan decitan.

Alea dengan cepat turun dari mobilnya dan menyebrangi jalan di susul oleh Radit.

"Alena! " Alea mendorong pria itu yang kini masih menyeret nyeret Alena.

"Mamih."

Alea memukul mukul pundak pria itu namun pria itu sama sekali tidak bereaksi. Walaupun pukulannya memang tidak terlalu terasa.

Radit berusaha melepas cekalan kuat pria itu.
"Lepasin anak saya! " Ucapnya marah.

Alea menatap ke bawah sana di mana seorang pria paruh baya yang kini tergeletak tak bernyawa dengan pisau yang masih tertancap di leher nya, membuat Alea menjerit histeris dengan apa yang di lihatnya.

Radit mengikuti arah pandang istrinya. Dan ia sama terkejut nya. Tidak. Radit tidak akan membiarkan anak gadis satu satunya terluka lagi. Walaupun dia harus mempertaruhkan nyawanya sendiri.

Suara sirine polisi membuat pria itu berdecih.

Sialan. Siapa yang lapor polisi sih. Batinnya.

Dengan cepat pria itu melepaskan Alena dan kemudian memukul wajah Radit dengan kuat.

"PAPIH!" Teriak Alea dan Alena.

Kemudian pria itu naik ke atas motor dan melajukannya dengan cepat. Dan orang orang yang sembunyi di semak semak berkeluaran dan membantu mengangkat tubuh penjual nasi goreng untuk di bawa ke rumah sakit.

****

Seorang pria berjalan ke sebuah gedung megah dan mewah, di sekelilingi oleh ribuan motor. Kemudian ia masuk ke dalam dan mendapati teman temannya yang kini tengah duduk di kursi secara berdampingan.

"Bagaimana? " Tanyanya.

"Gagal, ada polisi datang" Ucapnya kemudian ia ikut duduk di samping orang yang bertanya itu.

"Lo gak ada ninggalin jejak sama sekali kan. " Ucap salah satu teman yang lainnya.

Kemudian ia kembali menggeleng dan mengeluarkan sarung pisau yang ia tancapkan pada bapak paruh baya tadi. Tentu saja dia tidak bodoh. Bagaimana mungkin ia membunuh orang sampai meninggal jejak seperti itu. Dan tentunya polisi pasti akan sangat sulit melacaknya.

****

"Di sana." Ucap Alvin menunjuk ke sebuah tempat yang kini sudah sangat ramai.

Kemudian Akmal salah satu teman kerjanya menurut dan memberhentikan mobilnya ke sisi.

Alvin turun dari mobil dan mendapati seorang bapak bapak yang kini terbaring tak bernyawa di sekelilingi oleh orang orang. Bahkan ada yang menangis histeris, dan seperti nya itu adalah keluarganya.

VANO ALDEVARO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang