PROSES REVISI.
TYPO BERTEBARAN!!AGAR AUTHOR LEBIH SEMANGAT NULISNYA KALIAN BOLEH KOMEN.
JANGAN LUPA PENCET TOMBOL VOTE NYA. GRATIS!! TINGGAL NYALAIN DATA AJA.
Hari ini adalah tanggal satu Oktober, tanggal yang di tunggu seseorang. Alena melangkahkan kakinya di kolidor, banyak sekali yang menatapnya benci.
"Dia bukan sih yang kemarin dorong Grenth?" Tanya siswi itu pada temanya, tak lupa tatapan tak suka kepada Alena.
"Oh, iya itu dia. Kakak dan adek gak ada bedanya, sama sama pembuat onar."
"Ngapain sih dia sekolah di sini?" Tanya salah satu siswi yang lain.
"Yaa, mungkin dia malu satu sekolah sama kakaknya." Nyinyirnya.
Alena berusah menahan sesuatu yang akan keluar dari pelupuk matanya. Dia tak kuat mendengar hinaan ini, terlebih ketika mereka membicarakan kakaknya.
Sebenci itukah mereka? Dia jadi ingin pulang dan memeluk kakaknya. Di depan sana anggota The Vansking sekitar dua belas orang berjalan dengan berdampingan.
Saat melewati Alena mereka membisikan sesuatu yang menyakitkan.
"Penyusup."
"Lo pantas buat mati!"
"Sana lo pergi, ganguin kedamaian kita aja lo"
"Mati aja lo sana sama kakak lo bitch.!"
Dan masih banyak lagi hinaan hinaan lainya. Alena berlari menuju kelas. Namun tiba tiba dia di hadang oleh kakak kelasnya.
"Lo ikut gue!" Siswi itu menarik lengan Alena menuju belakang sekolah, yaitu taman.
Plak
Sebuah tamparan yang sangat keras mendarat di pipi mulus Alena. Wanita yang bernama tag Jesica itu mendorong Alena kasar membuat Alena terjatuh, dan sikutnya berdarah.
"Akh, sshh" Ringisnya.
Lalu temanya yang lain yaitu Amanda menarik rambut Alena kasar.
"BISA BISANYA LO MASUK KE SEKOLAH INI! SEDANGKAN LO ITU MUSUH DI SINI!!" Bentak Amanda.
"S-siapapun berhak buat sekolah di sini" Alena berusaha melawan. Ia tak ingin di injak injak seperti ini.
"Gak usah ngelawan lo" Marah Dinda teman Jesica dan Amanda.
Dinda menonjok wajah Alena, membuat Alena berangsur mundur dengan posisinya yang terduduk. Alena menutup wajah nya, kemudian terisak.
Kenapa nasibnya seperti ini. Bukan ini yang ia inginkan. Di benci? Itu sesuatu yang Alena hindari.
Kemudian Jesica menginjak kaki Alena.
"AKH! KAK SAKIT!!" Jerit Alena.Ia tak kuat menahan sakit. Sekarang wajahnya di penuhi lebam dan juga hidung dan bibirnya yang kini mengeluarkan darah. Tak lupa juga sikut dan kakinya.
"Udah Jes, kita ke kelas aja" Amanda menghentikan aksi temanya. Setelah itu mereka pergi meninggalkan Alena sendirian.
Alena terisak dengan terus menutup wajahnya. Hingga tiba tiba suara gaduh terdengar di lapangan. Dengan keadaan yang kacau Alena berusaha berdiri dengan susah payah.
Setelah hampir sampai banyak orang yang menatapnya, pasti karena hidung dan bibirnya yang kini terus mengeluarkan darah, namun ia tak peduli karena Alena tak sempat membersihkannya
Dari atas Alena menatap nanar seseorang di lapangan sana. Vano yang kini tengah berjongkok sambil menyodorkan buket bunga untuk Grenth, dan juga anak anak The Vansking yang mengelilinginya. Tak lupa Arga, Rey, Digra dan Regvan yang setia di belakang Vano. Bahkan anak anak The Vansking memamerkan senyumanya. Itu adalah hal yang paling langka untuk Alena.
Tiba tiba sebuah balon terbang di udara, dan juga tak lupa dengan tulisan Happy Birtdhay Grenth Robertson Yang Ke 17 Tahun.
Dan terdengar suara riuh untuk mengucapkan selamat untuk Grenth. Indah! Sungguh indah. Alena ingin di posisi itu. Alena menangis lalu berlari menuju toilet. Ia tak peduli dengan kondisi kakinya dan juga tatapan aneh orang orang yang mereka lontarkan padanya. Saat ini yang ia pedulikan adalah kondisi hatinya yang terasa sangat sesak.
Alena masuk ke dalam bilik toilet dan menguncinya. Dia bersandar dan terduduk. Ia telah mencintai seseorang yang salah, seseorang yang membencinya. Ia meremas dadanya kuat lalu memukulnya.
"Hiks" Alena menangis tersedu sedu. Sesak, itulah yang ia rasakan saat ini di dadanya.
****
Saat ini Alena membasuh wajahnya, terlihat jelas sekali matanya yang kini sangat sembab. Namun tak apa ini masih lebih baik dari tadi.
Alena mambuka pintu toliet nya, lalu berjalan melangkah keluar.
Brak
Tiba tiba dia menabrak dada bidang seseorang. Alena mendongakan kepalanya.
"Maa-af" Ucapnya terhenti ketika dia mendapati Vano di depanya.
Vano menatap dalam Alena. Kenapa gadis ini? Dan yang mencuri perhatianya adalah muka lebam dan juga mata sembabnya. Apakah gadis ini di pukul? Tapi sama siapa. Tiba tiba ia teringat anak anak The Vansking yang sangat membenci Alena, apakah mereka.
Alena menunduk lalu pergi dari sana. Vano terus menatap punggung Alena yang kini hilang di balik tembok dengan tatapan sedihnya.
Selesai Baca? Tolong Vote dan Komenya★
TOLONG HARGAI KARYA SESEORNG!
JANGAN DI KETIK ULANG!!Terima Kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
VANO ALDEVARO
Teen Fiction[FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA] Vano Aldevaro ketua geng motor The Vansking itu sering kerap di panggil iblis sekaligus malaikat pencabut nyawa bagi siapapun yang berani berbuat macam padanya. Tak lupa wajahnya yang tampan itu membuat Vano...