26. kembalinya Elang

97 7 3
                                    

TYPO BERTEBARAN!

JANGAN LUPA PENCET TOMBOL VOTE NYA DI BAWAH. GRATIS KOK GRATIS!!

Kini Alena tengah bersandar di pundak mamih nya dengan Radit di depan yang tengah menyetir mobil. Ya hari ini Alena di perbolehkan pulang, karena tidak ada luka yang terlalu serius di kepalanya menurut dokter.

"Lain kali kalo mau keluar minta temenin ya Alena, bukan keluar sendirian kayak gitu bahaya, mamih takut kamu kenapa napa lagi." Alea mengusap puncak kepala anaknya lembut. Sedang kan Alena mengangguk saja sebagai jawaban.

Namun saat hendak melewati SMA High School Radit melihat di depan sana banyak kegaduhan bahkan membuat jalanan macet.

"Ada apa sih di depan." Mamih Alena celingak celinguk menatap ke arah depan sana. Dan Alena mengikuti arah pandang mamih nya. Matanya membelalak, itu adalah The Vansking dan The Rack. Apakah mereka tawuran? Atau jangan jangan Erlangga kakaknya menyalahkan Vano sebagai penyebab ia seperti ini.

"Mih itu geng nya abang." Alena panik dan hendak turun dari mobil.

Radit melarang.
"Alena kamu diem jangan ke mana mana, kamu sama mamih kamu di sini." Radit turun dari mobil dan menerobos kerumunan itu. Banyak sekali asap dan gerungan motor. Sangat berisik.

Erlangga dan Vano terus saling memukul satu sama lain, bahkan keduanya sampai babak belur dengan sangat parah.

"ERLANGGA!" Radit berlari memanggil Erlangga berusaha memisahkan.

"Sudah." Ucapnya melerai.

"Maju lo sini anjing." Erlangga dengan kesetanan.

Bugh

Vano memukul hidung Erlangga sehingga darah di hidungnya bercucuran. Radit yang melihat itu membelakan matanya lalu menatap Vano tajam.

"Kam-"

Prang

Sebuah botol alkohol berterbangan di atas sana menghantam beberapa orang yang ada di bawahnya. Vano dan Erlangga menatap ke arah di mana botol itu muncul. Dan kabut asap bermunculan lagi, namun kali ini lebih parah. Dan kemudian di sela sela kabut asap itu ada sebuah bendera yang berkibar di atas sana. Bendera yang berwarna hitam yang bergambar sebuah burung. Yaitu Elang.

Arga yang melihat itu terkejut bukan main. Elang? Batinnya.

"Arghh" Jeritan dari seseorang yang merasa tak asing di telinganya Arga segera menoleh. Dan mendapati Regvan dengan darah yang bercucuran di kepala nya karena terkena botol botol beling itu.

Arga menyuruh Rey dan Digra memapah Regvan menuju basecame. Lalu sebelum itu Arga menyusul Vano. Kali ini keadaanya benar benar sangat kacau. Rafa yang melihat Arga menghampiri di ikuti oleh kedua sahabatnya.

"Van." Arga.

Vano menoleh. Apakah Elang itu geng yang ada di buku diary yang ia temui di gudang waktu itu? Pertanyaan itu terus membekas di benaknya.

"Ga." Gio yang kini datang bersama dengan Joshep dan Rian dengan keadaan yang parah bukan main.

Erlangga menoleh.
"Suruh semua anggota The Rack kumpul di sini." Erlangga menatap Gio. Sedang kan Gio hanya mengangguk lalu pergi.

"Erlangga! Ada apa ini sebenarnya jawab papih." Desak Radit. Apakah ada geng lain? Kalo memang benar. Radit menegakan tubuhnya ketika teringat sesuatu.

"Alena." Erlangga yang mendengar itu menoleh.

"Apa? Alena?" Erlangga menatap papihnya.

"Alena sama mamih kamu ada di mobil yang jaraknya cukup jauh dari sini. Papih harus segera ke sana." Ucap Radit yang kini pergi membuat Erlangga terkejut bukan main mendengarnya. Bukan kah Alena ada dirumah sakit. Kamudian Erlangga ikut pergi menyusul.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VANO ALDEVARO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang