BIAR AUTHOR LEBIH SEMANGAT NULISNYA KALIAN BOLEH KOMEN YAH.
DAN JANGAN LUPA VOTENYA. GRATIS KOK TINGGAL NYALAIN DATA AJA.
"ENGGA LEPAS!! LEPASIN AKU, AKU MOHON LEPASIN AKU!."
Tangis seorang gadis meminta agar laki laki di hadapanya itu mau melepaskannya.
"DIAM!" Bentaknya jengah,
"Pukul dia sampai pingsan, kalau bisa robek mukutnya!"
Teriaknya sambil menujuk gadis yang ada di depannya yang kini terus menangis.
"Enggak, aku mohon jangan lakuin itu, aku gak punya salah apa apa sama kalian."
Isak gadis itu kepada sekumpulan pria yang ada di depannya, sekilas ia melirik jaket itu.
"Lo serius buat nyulik gadis ini sebagai umpan kita? Kalo dia gak guna gimana?!?"
Tanya salah satu temannya sesekali melirik gadis yang diikat di kursi. CANTIK. batinnya.
Gadis itu melihat pakaian yang laki laki itu kenaka. Dan yap, ia melihat seragam sekolah yang melekat pada tubuh para pria ini.
"Jadi mereka masih sekolah!"
Gumam gadis itu pada dirinya sendiri.
****
"TOLONG! TOLONGIN SAYA SAYA MOHON!!."
Teriak gadis itu terus berlari untuk menghindar dari kejaran mereka, mereka mengejarnya menggunakan motor bahkan ada juga yang mengejarnya mengenakan mobil.
Dia terus berlari sekuat tenaga.
"Cepat anjing ngebut, kejar dia sampai dapat!"
Bentak pria itu sesekali melirik temannya yang kini tengah fokus menyetir mobil.
Dia menyeringai seram ketika ia semakin dekat dengan gadis itu.
"TABRAK!"
Teriaknya dan,
BRAK
Gadis itu terpental sangat jauh, tubuhnya menggelinding di aspal jalan dan kepalanya bayak sekali mengeluarkan darah.
Sekumpulan pria itu berjalan menuju gadis itu.
"Anak yang malang."
Gumam nya sambil terkekeh.
Ia maju mendekat lalu mengeluarkan pisau lipat yang selalu ia bawa. Lalu ia berjongkok dan menggoreskan nya pada betis mulus gadis itu berbentuk hurup E.
Setelah itu dia menyuruh teman temannya pergi dari tempat ini. Namun berbeda dengan satu pria yang kini menatap dalam gadis yang kini tengkurap di atas aspal dengan darah yang tak berhenti mengalir, lalu setelah itu ia pergi menyusuli teman temannya.
****
Dengan perlahan gadis itu membukakan matanya. Silau. Lalu ia mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan sinar cahaya yang menusuk pandangannya.
Dan yang pertama kali ia lihat adalah seorang pria tampan yang kini menatapnya tersenyum dengan air mata yang terus mengalir sangat deras, bahkan sesekali laki laki itu terisak.
"Welcome back (Selamat datang kembali)"
lirih laki laki itu. Sungguh dia sangat bahagia, apakah ini mimpi?.
"K-Kakak"
Bisiknya lemah, lalu ia menolehkan kepalanya ke arah kiri.
"Welcome back princess papa (selamat datang kembali putri papa)!"
Ujar pria paruh baya yang kini terus menitikan air matanya.
Sungguh dia sangat merindukan putrinya, sudah tiga tahun lamanya dia tak melihat tatapan teduh anak gadisnya, sudah tiga tahun pula ia tak mendengar suara putrinya. Dia! Alena Aditya kini telah sadar dari koma panjangnya.
Akhirnya hari yang dia nanti nanti telah terkabul hari ini, Terima Kasih Tuhan.
****
Kini Erlangga tengah bersender pada tembok, sambil sesekali mengusap lembut rambut adiknya yang saat ini tengah berbaring di pahanya.
Sungguh senyuman di bibirnya tak pernah pudar semenjak Alena membukakan matanya. Erlangga berjanji hari ini ia akan menjaga Alena dengan baik, kejadian tiga tahun akan ia pastikan tak akan terulang lagi.
"Alena."
"Em"
Gumannya lalu ia mengangkat kepalanya ke atas di mana Erlangga berada.
"Kenapa?"
Tanyanya lagi lembut membuat Erlangga tersenyum tipis. Lihatlah suaranya saja sangat lembut, sekilas Erlangga melihat wajah Alena dari atas, bulu matanya sangat lentik dan juga tak lupa dengan bibir tipisnya.
Oh sangat cantik, andai ia bukan kakaknya sudah di pastikan Alena akan menjadi miliknya sekarang.
"Anyone sick? (ada yang sakit)?" Tanya Erlangga.
"No"
Alena menggelengkan kepala.
Sesaat mereka menoleh ke pintu rawat yang kini terbuka memperlihatkan kedua orang tua mereka yang kini membawa dua kantung besar yang berisi makanan.
Mami Alena menghampiri anak anaknya lalu ia mengusap lembut rambut putranya lalu berganti kepada rambut putrinya yang kini tengah memejamkan matanya merasakan helusan lembut yang ada di kepalanya.
"Do you want something princess? (kau ingin sesuatu princess)?"
Tanya sang papih menghampiri ketiganya lalu mencium lembut pipi putrinya yang kini tersenyum manis.
Alena hanya menggeleng sebagai jawaban.
"Udah pih Alena kan baru bangun dari komanya dia masih banyak butuh istirahat!"
Ucap mami Alena memperingati suaminya agar jangan banyak bertanya dulu.
"Yaudah, Alena kamu istirahat yah biar cepat sembuh dan bisa pulang ke rumah."
Sang Mamih. Radit menatap Erlangga.
"Ga minggir biarin adik kamu istirahat, kata dokter dia gak boleh terlalu kecapean karena kondisinya masih lemah."
Sang papih pada Erlangga yang kini memutar kedua matanya kesal.
Apa apaan papihnya ini baru saja dia mau mengobrol dan menceritakan apa aja yang Alena lewati, namun kini papihnya malah mengacaukannya.
Dengan terpaksa Erlangga turun dari ranjang, secara perlahan dia bantu adiknya menidurkan kepalanya.
Lalu Alena tersenyum pada kakaknya yang kini ikut tersenyum juga lalu ia memejamkan kedua matanya.
How's the story?
Don't forget to vote and comment★❤
Thank you.
KAMU SEDANG MEMBACA
VANO ALDEVARO
Teen Fiction[FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA] Vano Aldevaro ketua geng motor The Vansking itu sering kerap di panggil iblis sekaligus malaikat pencabut nyawa bagi siapapun yang berani berbuat macam padanya. Tak lupa wajahnya yang tampan itu membuat Vano...