21.Erlangga dan Alena

334 30 27
                                    

PROSES REVISI.
TYPO BERTEBARAN!!

JANGAN LUPA PENCET TOMBOL VOTE NYA DI BAWAH.

"Alena!" Teriak seseorang. Alena menoleh, matanya membelalak.

"Abang!" Teriak Alena berlari berhambur ke dalam pelukan kakaknya.

"Kamu gak papa?" Tanya Erlangga panik memegang wajah adiknya. Alena menggeleng dan membenam kan wajahnya di dada bidang kakaknya. Di menangis, baru saja kemarin dia dapat musibah sekarang datang lagi musibah yang hampir sama.

Erlangga menatap Vano.
"Setiap adik gue deket sama lo, dia selalu dalam bahaya" Ucapnya marah.

"Ga" Joseph memegang pundak Erlangga.

Erlangga menoleh.
"Lo bawa Alena pergi jauh jauh" Ucapnya memberikan Alena.

Joseph memegang lengan Alena dan memapahnya.

"Lagian suruh siapa adik Lo suka sama gue!" Tekan Vano.

Alena menghentikan langkahnya. Erlangga menatap Vano tajam.

"Dirinya sendiri yang membuat dia di benci oleh semua orang!" Lanjut Vano menatap Alena.

"Kalo dia tahu dirinya di benci, harusnya menjauh, bukan tetep mencintainya layaknya cewek murahan!" Tekanya.

"DIAM LO VANO!!" Teriak Erlangga.

Bugh

Erlangga memukul rahang Vano. Tidak, tidak ada yang boleh menghina adiknya termasuk Vano. Vano memegang sudut bibirnya.

"Cih"

Bugh

Vano memukul wajah Erlangga dan menonjok perutnya kasar.

"Abang" Lirih Alena.

"Ab-"

"Alena udah!" Joseph menahan Alena.

"Kakak lo bisa jaga diri, kita pergi dari sini." Josep menarik lengan Alena.

"Gue gak mau, lepasin!" Alena memberontak.

Jordan dan Jaya yang melihat itu tersenyum miring.
"Makin mantep aja ketika liat dua musuh saling adu jatos." Lalu Jordan meju melangkah.

Bugh

Jordan memukul punggung Erlangga menggunakan baseball kayu.

"Abang!" Teriak Alena, lalu dia menendang penis Joseph.

"Arghh, anjir!" Ringis Joseph. Ayo lah, ini lebih sakit daripada di pukul oleh balok kayu.

"BERHENTI!" Alena menahan lengan Jordan ketika laki laki itu akan melayangkan pukulan lagi.

"Lo diem" bentak Jordan.

Sedangkan Alena tak menggubris, dia terus menahannya. Ia tak ingin abangnya kenapa napa, abanganya sudah sering menyelamatkan dirinya, sekarang dialah yang harus menyelamatkan kakaknya.

"Sialan." Marah Jordan.

Bugh

Sebuah balok kayu menghantam kepala Alena. Alena terjatuh ke aspal dengan darah yang mengucur di kepalanya.

Disisi lain kini pak Suneo dan Bu Wulan menatap sekeliling. Sangat kacau.

"Ada apa ini?" Tanya Bram heran.

"Tawuran lagi." Bisik Suneo pada dirinya sendiri.

"Bu Wulan, ayo kita cek anak anak." Pak Suneo pergi berlari bersama Bu Wulan.

VANO ALDEVARO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang