14. | Ketakutan yang sebenarnya

210 16 0
                                    

Muti menggeleng keras. Air matanya sudah tumpah sejak tadi. Air mata itu meluncur dengan cepat dan bertambah banyak disaat Cheryl mengatakan kalimat yang cukup membuat dirinya down.

Muti tidak mau kehilangan Cheryl lagi. Jika itu terjadi, mungkin ia akan ikut pergi.

"GAK! GAK CHERYL! GA MUNGKIN!"jeritnya keras.

Muti semakin mengeratkan pelukannya. Seakaan-akan tidak mau membiarkan Cheryl pergi dari kehidupannya.

Cheryl pergi, Muti hancur.

Sehancur-hancurnya.

Kehidupan Muti akan terasa hancur jika kehilangan sahabat  satu-satunya.

Muti tidak mau kehilangan Cheryl. Jikalau harus Cheryl yang pergi tidak akan Muti izinkan. Bahkan, Muti rela jika harus berganti posisi dengan Cheryl.

Muti ingin mati terlebih dahulu sebelum Cheryl.

Ia lebih takut kematian sahabatnya dibanding kematiannya sendiri.

Cukup dimasa lalu saja Cheryl terluka dan jangan lagi.

Muti bener-bener tidak kuat.

"M-maafin aku, M-muti."Isaknya, dengan perlahan kedua matanya mulai menutup.

Muti membelalakan matanya. Ia menjerit keras. "ENGGAK CHERYL!!!!"

Dunianya seakan hancur.

Kebahagiaannya seakan terenggut. Serta kesedihan paling dalamnya mulai hadir.

.....

"A-aku ga mati?"tanyanya mengerjab-ngerjabkan matanya polos.

Muti datang dengan mata yang berair. "G-gua bener-bener takut kehilangan lo, Ryl. G-gua takut!"Muti menghapus air mata yang keluar banyak.

Ia harus menguatkan dirinya. Ia tidak boleh cenggeng. Ia seharusnya kuat dan bisa menguatkan Cheryl.

"Muti, jangan nangis."Ujarnya sedih melihat sahabatnya menangis.

Muti dengan segukan, ia mengangguk. Sesekali memaksa bibirnya untuk tersenyum.

Gimana cara ngasih tau Cheryl tentang kebenarannya?

Kenapa hidup Cheryl serumit ini? Kenapa Cheryl tidak pernah ditakdirkan untuk bahagia? Kenapa dunia jahat? Kenapa dunia tidak pernah adil kepadanya?

Muti melipat kedua bibirnya. Berusah untuk tidak mengeluarkan isakan. Hatinya seperti teriris-iris. Hancur. Muti bener-bener sangat hancur. Ia rapuh.

"R-ryl. P-penyakit itu d-datang lagi."

Deg.

Dunia Cheryl hancur seketika.

.....

Cheryl menguatkan dirinya, meski dunia nya kinu sedang hancur. Cheryl sedang tidak apa-apa saat ini, mau marah juga percuma toh. Sudah takdir.

Yang bisa ia lakukan hanya menerimanya dengan ikhlas. Cheryl percaya bahwa rencana Tuhan akan lebih baik lagi.

Mungkin sekarang ia lagi di uji. Cheryl juga sudah terbiasa dengan ini. Cheryl yakin bahwa, kesedihannya saat ini, kedepannya akan datang kebahagian yang tiada tara.

Cheryl harus kuat demi twins ten. Sekarang ia harus pokus terhadap anaknya yang dikandungan.

Semoga saja, penyakitnya kini tidak menganggu kandungannya.

Dan semoga nanti anak-anaknya lahir dengan selamat.

Cheryl sudah kebal dengan semua yang menimpanya. Ia tidak akan menyerah, terkecuali jika dirinya sudah benar-benar lelah.

CHERYL [2] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang