37. | Bocil jagoan

187 14 0
                                    

Malam telah datang. Ruang tamu sangat berisik karna perkumpulan para bocil yang sedang beributan para mainan.

Rumah selalu ramai dengan adanya mereka. Para Tetangga sering kali menegur karna merasa terberisikan atas teriakan-teriakan pada anak kembar sepuluh itu.

"Aduh. Jangan beributan, barengan mainnya."Cheryl menuruni tangga menghampiri anak-anaknya.

"Mabun.. masa mainan El di ambil ama Lala."Adunya dengan memelas. Anak yang lahir awal dari mereka semua itu menintikan air matanya.

"Rara. Kasih ya mainannya ke abang kamu. Rara kan cewe, masa mainannya mobil-mobilan?"

Balita kecil itu menggeleng. Ia mengeratkan pelukannya pada mobil-mobilan milik Rafael seakan-akan tak mau mengembalikannya.

Rafael semakin menangis.

"Ini El. Pake aja mainan punyaku."Azka memberikan sebuah mobil-mobilan miliknya, yang hampir percis mirip kayak mobil-mobilan milik Rafael yang kini tengah dimainkan oleh Rara.

Rafael menatap mobil-mobilan itu berbinar-binar. "Benelan?"

Azka mengangguk. "Benel El."

Cheryl tersenyum hangat. Azka memang mempunyai hati yang sangat baik.

Cheryl mengelus surai Azka penuh kasih sayang. "Makasih ya Azka."

Dahi Azka mengkerut. "Kok Mabun yang bilang makacihnya?"

"Iya. Jadi kalo ada orang yang ngasih sesuatu itu harus bilang makasih."

Balita itu mengangguk-angguk seakan-akan paham."Maacih Mabun."

"Makasih buat?"

"Maacih kalna udah lailin Azka ke dunia, dan maacih juga kalna udah jadi Mabun yang paling telbaik di dunia."

Cheryl tersenyum haru. Ia memeluk anaknya.

......

Di pagi yang siang ini, para balita itu sudah rapih dengan seragam sekolah PAUD nya. Mereka berlarian kecil ke arah luar dengan tas yang di gendongnya.

"Muti kamu beneran mau nemenin mereka sekolah?"tanya Cheryl memastikan. Tadi pagi sekali, Muti datang ke rumahnya dan bilang ingin menemani anak-anaknya bersekolah hari ini. Cheryl tidak enak kalo nantinya mereka akan merepotkan.

"Kalian jangan bandel ya! Jangan bikin onti Mutinya marah."

"Siap Mabun!"

"Tante tomboy, panggil aja dia pake sebutan itu."Ajaran sesat Payahnya.

Mereka tersenyum kecil. "Tante tomboy!!!"

Muti mendelik tajam ke arah Derren.

Mereka sebelum berangkat sekolah, mencium tangan Mabunnya dulu. Setelah itu mereka masuk ke dalam mobil yang akan di kendarain oleh Derren sekalian Derren berangkat kerja.

"Dadah!!"Mereka dari dalam mobil melambai-lambaikan tangannya heboh kepada sang Mabun.

"Semoga hari ini aku bisa hidup tenang."

.....

"Tante! Nathan mau nanya. Cenapa meleka ikutin kita?"tanya Nathan menunjuk ke arah awan yang seperti mengukuti ke arah yang mereka tuju.

Muti menoleh. "Gak ngikutin Nathan."

"Ih ikutin tau! Coba deh liat ke atas!"

"Ih awannya lucu!!"

"Payah-payah!!"Ethan mengerecoki Payahnya yang sedang menyetir di depan.

"Iya sayang?"tanya Derren sedikit kesusahan saat anak ke tiganya duduk dipangkuannya dengan sedikit menghalangi pandangannya di depan.

CHERYL [2] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang