45. | Rumah kacau

127 13 1
                                    

Derren sudah meminta pekerjaan kantornya biar sekretarisnya yang handle. Tugasnya sekarang hanya menjaga anak-anaknya.

Sepertinya ini terlalu berat buat Derren.

"Ya ampun. Kenapa masih main? Cepet siap-siap berangkat sekolah!"

Mereka menggeleng. "Gak! Kita gak mau sekolah."

"Jangan bikin Payah marah. Cepet ganti baju terus berangkat."

Derren memakai jaket lepis berwarna hitam, tak lupa dengan kaca mata hitam juga yang sudah menyantol di idung mancungnya.

"Tapi Payah beliin mainan ya? Kalo gak beliin motol closs yang kecilnya! Ethan mau itu!!"pinta Ethan ngadi-ngadi.

Derren melotot. "Kemarin kan udah di beliin mainan. Masa mau beli lagi. Apa kata kamu? Motor cross? Payah udah punya di begasi, tapi kamu masih kecil, jadi bahaya. Mending fokus belajar aja."

"Yaudah kalo gitu, Ethan gak mau sekolah!"ambeknya.

"Ihh Kia juga mau dong beliin motol vespa yang mini!"

"Lala juga mau motol ninja mini!"

Semuanya aja mau. Mau satu, mau semua. Mampu-mampu saja untuk membelinya, tapi mereka masih belum cukup umur dan Derren takut mereka kenapa-kenapa.

"Payah.."rengek mereka menganggu Derren.

Derren mengacak rambutnya prustasi. "Iya nanti Payah beliin sama toko-tokonya. Sana cepat ganti baju terus kita berangkat."

"Yey!"mereka bersorak heboh.

.....

"Maaf sudah menganggu bapak. Saya menyuruh bapak kesini karna ada satu hal yang ingin saya beri tahu. Beberapa guru yang mengajar di kelas A kebanyakan yang mengundurkan diri karna para twins yang bandel itu atau bisa di bilang anak bapak. Mereka sudah nyerah dan tidak sangup lagi. Saya mohon bapak menasehati anak-anaknya agar tidak banyak lagi guru yang mengundurkan diri dari sini."

Derren sudah yakin ini. Jika di panggil ke ruang bk, pasti ada masalah yang di lakukan oleh anak-anaknya. Meskipun sekolahan ini sudah di beli olehnya, namun Derren tak bisa berbuat seenaknya.

"Saya akan menasehati mereka. Maaf dan terimakasih."

Derren pamit keluar.

Ia menghela nafas. Memijat pelipisnya yang terasa pening. Jika begini terus, sekolahan ini tidak akan maju-maju. Derren harus mendidik mereka agar menjadi lebih baik ke depannya.

"Kalian sini."

Mereka pada berlari menghampiri Payahnya. Sekarang mereka tengah berada di taman samping sekolah yang udaranya sangat sejuk sekali dan nyaman di tempati.

"Kalian kalo bandel itu tau tempat. Kalo gak ada guru lagi yang mau ngajar disini gimana? Terus nanti sekolahan ini kedepannya bakal jadi apa?"

"Jangan mentang-mentang sekolah ini sudah jadi milik kalian, kalian jadi seenaknya. Harusnya kalian bikin sekolahan ini makin maju."

Mereka menguap lebar. Bagaikan angin yang lewat, omongan Derren di abaikan.

Derren menatap jangah. Hatinya dongkol sekali ingin menaboki mereka semua. Jika bukan anaknya sudah di pastikan mereka udah di buang di tengah hutan dan di makan binatang buas.

"Kalian nanti gak usah makan, gak usah tidur!"

"Terus kita harus ngapain Yah?"tanya mereka mengedipkan matanya berulang kali.

"Ngamen!"

....

"Kalian bisa mandi sendiri kan?"

CHERYL [2] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang