12. | Derren berbohong.

188 17 7
                                    

Di malam hari yang menyejukan imi memang sangat pantas untuk ngopi.

Derren menyantap kopi hitamnya yang menjadi salah satu minuman terfavorite Derren.

Kopi bikinan Cheryl memang tidak ada duanya.

Ia akhir-akhir ini jarang merokok. Dan digantikan dengan kopi.

Padahal ia tidak mau untuk memberhentikan kegiatan merokoknya. Tapi karna ini permintaan dari istrinya terpaksa Derren turutkan.

Derren buka aplikasi whatsApp nya. Disana banyak sekali nomor tidak dikenal. Layar beranda whatsAppnya sangat ramai bagaikan pasar, itu membuat Derren risih.

Tapi, giliran sepi dia ngeluh. Giliran rame males ngebalesnya. Dasar Derren.

Tapi ada satu chat yang menarik perhatiannya. Ia segera membuka chat itu dan membacanya.

085265xxxx
Hai Derren! Save Syilla ya.
Eh, jalan yok. Masih kangen nih😋

Anda
Ayok, mau jalan kemana?

Syilla [💛]

Nanti aku sharelock lokasinya.

Derren segera meng-save no Syilla. Senyumnya mengembang. Derren bersiap-siap terlebih dahulu.

Moodnya sangat bagus malam ini. Ia harus berpakaian rapih dan wanggi agar Syilla semakin suka kepadanya.

Cheryl keluar rumah untuk menghirup udara dimalam hari. Ia duduk di bangku dan tak sengaja melihat handphone suaminya yang nganggur di meja.

Celinggak-celingguk untuk memastikan ada Derren atau tidak. Merasa suananya aman jadi Cheryl niatkan untuk memainkan handphone Derren sebentar.

Untung saja Handphonenya tidak dikunci, jadi Cheryl bebas membukanya.

Cheryl membuka whatsApp. Matanya melotot kaget melihat nama Syilla di sematkan. Dan apa lagi ini? Kenapa dinama nya ada emot love nya?

Karna rasa penasarannya sudah diujung Cheryl segera membuka room chatnya.

Deg.

Cheryl memegang dadanya. Ia sangat syok. Ternyata Syilla ngajak jalan, dan Derren juga mau?! Ketakutannya yang sangat besar kini akan terjadi.

Cheryl menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia taruh lagi handphone Derren ke tempat semula.

Di sudut matanya sudah keluar air bening.

Karna takut ketahuan Derren, Cheryl segera masuk ke dalam dan duduk di sofa ruang tengah.

Wanggi parfum familiar tercium sengit.

Cheryl memandang intens suaminya yang sudah sangat rapih dan wanggi.

Rasanya hendak nangis saat ini juga, tapi Cheryl tahan sebisanya.

Sebaiknya ia pura-pura tidak tahu saja. "Alder mau kemana? Kok rapih banget?"tanya Cheryl yang emang sudah tahu.

Cheryl pengen ngetes Derren. Derren berbohong atau tidak. Jika Derren berbohong berarti Derren sudah mulai berani.

Derren mengaruk tekuknya.
"Hmmm, mau nemenin Reza beli kado, Yang."

Kedua alis Cheryl bertaut. Cheryl tersenyum pedih. Hatinya sesak karna suaminya sudah berani berbohong.

Cheryl mulai memancing.
"Kado? Reza mau ngasih Muti kado?"

Derren mengangguk.

"Coba ah aku tanya Muti dulu."Cheryl hendak mengambil handphonenya tapi ditahan oleh Derren.

CHERYL [2] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang