17. | Syilla

178 18 1
                                    

Hari yang cerah untuk berjalan-jalan. Karna ini hari libur, Cheryl hendak Refleshing dengan cara berjalan-jalan agar tidak terlalu setres.

Pas-pasan Muti mengajaknya untuk memakan bakso didepan kompleks.

Akhir-akhir ini gosip tentang tukang bakso yang mangkal di depan kompleks mulai viral di pergosipan ibu-ibu.

Bakso itu bisa viral, katanya karna ukuran baksonya yang lumayan jumbo dan harganya mumer.

Tentu saja itu tak luput dari bahan gosipan ibu-ibu kompleks yang curiga terhadap harganya yang cukup murah.

Mana mungkin bakso segede itu harganya murah meriah? Kalo tidak mungkin ada apa-apanya?

Tapi bukan Cheryl namanya yang gampang suudzon duluan tanpa ada bukti yang nyata.

Cheryl tersenyum lebar melihat dipantulan kaca dimana ia memakai bando yang bermotif doraemon.

Memang terlihat sangat kekanak-kanakan, tapi karna dia yang make jadi tidak apa-apa.

Rumah sepi. Hanya ada Cheryl sendiri. Derren? Sudahlah jangan ditanyakan lagi. Dia sedang asik dengan selingkuhannya.

Cheryl memilih-milih bando bermotif kartun dihadapannya. Semuanya terlihat lucu dan mengemaskan hingga sulit untuk dipilihnya.

Bando ini ia beli pas jalan-jalan di depan komplek dan kebetulan ada tukang jepitan. Matanya menangkap bando yang mengemaskan dan akhirnya ia borong semua. Termasuk jepitannya juga.

Bahkan sepatu serta bajunya yang sedikit longgar pun bermotif doraemon.

Cheryl memang penyuka kartun doraemon.

.....

Kemungkinan ditempat penjual bakso itu ramai. Dan benar saja. Disana sudah ramai pengunjung yang sedang mengantri ramai.

"Rame banget, terus gimana?"tanya Cheryl mengalihkan pemandangannya ke Muti.

Muti tersenyum kecil. Ia menerobos antrian yang begitu panjang dan mengobrol dengan tukang baksonya.

Cheryl hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah laku sahabatnya.

Sebentar. Kejadian ini?? Mirip seperti dimana ia mengidam bihun gulung. Derren menerobos antrian demi dirinya.

Tapi itu dulu, sekarang sudah tidak lagi. Bahkan Derren tidak mempunyai waktu untuknya.

Muti datang dengan menenteng dua kantung plastik yang sangat besar.

"Dapet baksonya?"

"Dapet dong. Gua gitu loh."

Mereka tertawa bersama.

"Mau makan dimana? Disini rame, lagipula udah pada penuh tempatnya."

"Dirumah gua aja gimana?"usul Muti, karna rumahnya pun kosong tidak ada orang. Reza sedang pergi.

Cheryl mengangguk.

Di siang bolong begini memang cocok buat ngebakso.

.....

Pandangan Cheryl tak luput dari pemandangan yang indah didepannya.

Meskipun terlewat tapi tetap indah.

Mereka sekarang sedang berada dimobil untuk melaju ke rumah Muti.

Mata Cheryl melotot, ia sontak berteriak hingga Muti mengerem mobilnya secara mendadak.

Tidak mungkin. Cheryl mengucek-ngucek matanya untuk memastikan apa yang dilihatnya tadi benar. Bukankah tadi Syilla sedang pergi dengan Derren? Kenapa malah?

CHERYL [2] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang