47. | Pengasuh.

94 11 1
                                    

Pukul 12 malam, terdengar suara langkah kaki berlari-lari dengan cepat. Seorang pria dengan mata beratnya terpaksa begadang demi menjagai anak-anak sahabatnya yang masih bermain di tengah malam kini.

Mereka belum tertidur. Beginilah jika tak ada kedua orang tuanya. Reza yang berstatus sebagai Playboy yang setiap harinya mengurusi banyak cewe pun tak selelah ini.

"TIDUR ANJING CIL! NGANTUK NIH GUE!"protesnya menahan rasa kantuk yang sangat berat.

Azka dan Tata sudah terlebih dahulu tidur.

Yang sangat aktif hingga sekarang hanya Ethan dan Nathan yang masih sibuk kejar-kejaran.

PRANG!

Ethan tak sengaja menyengol beberapa gelas di meja makan, hingga membuat Reza yang tengah memejamkan matanya langsung melotot mendengar suara pecahan beling.

Pelakunya langsung naik tangga terburu-buru memasuki kamarnya takut di salahkan.

Reza mengacak rambutnya prustasi. Setelah ini ia tidak akan mau punya anak karna trauma.

"Astaghfirullah."Berkali-kalo Reza ber-istighfar.

"Gue harus ngomong apa ke Derren? Ntar malah gue yang disuruh ganti. Para bocil sialan."Decaknya membereskan beling-beling kaca gelas yang pecah.

Pelakunya sudah tak ada di tempat.

Kebetulan di rumah segede ini tak ada satupun pembantu membuat Reza tak habis thingking.

"Kuat banget mereka tanpa pembantu atau bebysister."

"Gue aja yang baru ngurus mereka sejam udah mau meninggoy, lah mereka?"

Benar-benar pantas untuk di acungi jempol. Mengurus anak 1 aja rasanya sudah sangat melelahkan apa lagi mereka yang mengurus 10 anak?

Setelah membersihkan pecahan beling yang berserakan, Reza langsung mengecek ke kamar para twins, melihat mereka sudah tertidur atau belum.

Baru menaiki tangga, suara teriakan sudah terdengar. Ternyata para twins itu belum pada tertidur.

"Undur diri aja lah, dari manusia."

.....

Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 4 shubuh. Reza mengucek-ngucek matanya.

Ia jalan ke dapur membuka kulkas mengambil satu minuman soda lalu menuangkannya ke gelas.

"Derren belum balik? Kalo main suka gak tau waktu!"

Reza mengeluarkan handphonenya menghubungi sahabatnya itu. Sampai shubuh pun Derren belum balik juga. Mungkin Derren sudah terlalu stres berada di rumah.

"Dimana lo? Cepet pulang."

"Gue lagi di markas, bentar lagi balik."

Tut.

Reza mematikan telfon tanpa membalas.

Ia melangkahkan kakinya ke kamar mandi untuk mandi. Karna tak membawa baju, jadi Reza akan meminjam baju Derren terlebih dahulu.

Kebetulan di kamar mandi ada kaca, Reza mengaca sambil merapihkan rambutnya.

Matanya melebar melihat banyaknya coretan-coretan sepidol di area wajahnya yang membuatnya seperti badut.

Reza mengeram. "BOCIL SETAN!!"

Awas saja. Mereka akan Reza kasih hukuman karna sudah berani bermain-main.

Reza harus meminta uang lebih banyak lagi ke Derren karna ia mengurus para twins dengan sangat penuh tenaga. Selain membutuhkan tenaga, Reza juga membutuhkan mental.

CHERYL [2] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang