49. | Target

120 8 0
                                    

Di tempat yang berbeda kedua perempuan sedang berberes-beres. Hari ini jadwal mereka di perbolehkannya pulang.

Tak ada satupun dari mereka yang bilang atau mengkasihtaukan kepada pasangannya masing-masing.

Biar suprise katanya.

"Good morning."

Mereka menoleh mendapatkan dokter bule yang masih muda. Ganteng pula.

"Sorry you are not allowed to go home for now because we don't want to take any more risks."

Raut wajah Cheryl berubah. Wajahnya musam mendengar perkataan dokter tersebut.

Dokter itu mengatakan, jika Cheryl tak bisa pulang saat ini karna rumah sakit tak mau mengambil resiko lebih.

Meskipun sudah melakukan oprasi tapi masih saja di takutkan.

"Whay? I'm in good condition Doc."

"Then when can we go home?"

"About a week more."

Kedua mata mereka membesar. Cheryl dan Muti saling bertukar pandang.

Kedua bahu Cheryl lemas. Ia sangat merindukan anak-anaknya dan suaminya. Ingin cepat-cepat pulang untuk melihat langsung wajah mereka tanpa vidcall.

Tapi ini sudah keputusan Dokter. Mau bagaimana lagi?

....

"Gimana dong Mut? Aku mau cepet-cepet pulang, kangen sama anak-anak."

Muti menghela nafas pelan. "Ya mau gimana lagi? Gue juga kangen sama Reza."

Cheryl diam-diam tersenyum tipis.

Muti yang menyadari ia keceplosan, langsung saja menutup mulutnya lalu menatap horor ke Cheryl yang sedang tersenyum.
"Kangen marahin dia maksudnya."Ralatnya berusaha menjelaskan.

"Kangen itu kan wajar. Kamu gak usah gengsi bilang kangen."

"Tapi gue gak selebay itu."Gizca memutar bola matanya malas.

"Kangen itu gak lebay. Yang lebay itu gengsi kamu yang kegedean."

...

Kopi hitam di pagi hari memang sangat cocok di minum, di tambahi dengan angin sepoy-sepoy.

Derren dan Reza sedang nyantai di balkon menikmati seteguk kopi.

Kesepuluh twins itu sedang bermain di kolam renang.

"Jadi gini ya kalo gak ada istri. Apa-apa sendiri."

"Iya. Perempuan itu gak bisa kita anggap remeh."

Lemah, letih, lesu. Itu yang mereka rasakan selama tidak ada Cheryl dan Muti.

Mereka mengerjakan tugas ibu rumah tangga seorang diri. Apa lagi ngurus anak-anak yang sangat susah untuk di atur.

"PAYAH HIKS.."

Derren menyemburkan kopi yang baru saja ia minum.

Mendengar teriakan anaknya, Derren langsung tergesa-gesa turun kebawah.

Sedangkan Reza hanya mendumel. "Ck. Gak bisa apa gak ganggu orang yang lagi nyantai?!"

......

CHERYL [2] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang