25. | Di bentak

170 11 3
                                    

"Alder, bangun dulu!"Cheryl menggoyang-goyangkan tubuh Derren yang masih tertidur.

"Aku beneran punya hadiah buat kamu."

"Palingan popok lagi."Sindir Derren dengan mata yang masih terpejam. Derren beneran pundung karna kejadian tadi di mall.

Cheryl terkikik. Padahal kali ini, ia berikan hadiah yang sungguh beneran dan pastinya sangat istimewa dengan harga yang tidak main-main.

"Kalo kamu gak percaya, ayok buktiin bareng-bareng."Ajak Cheryl.

Derren menggeleng. Ia mengambil selimut dan menaikinya sampai menutupi kepalanya.

Cheryl menghembuskan nafasnya berat. Apa harus dibawa kesini dulu hadiahnya? Tapi kan sangat besar, tidak mungkin masuk.

"AAAAA!!"

Derren menjerit lantaran dirinya diseret paksa.

.......

"Buka sana!"Cheryl sedikit mendorong punggung suaminya kasar.

Derren memutar bola matanya. Palingan benda yang sangat besar dengan kertas kado yang melengkapinya, itu palingan cuma popok yang sangat banyak. "Halah, palingan cuma popok."

Cheryl gemas sendiri jadinya. "BUKA DULU!!!"teriak Cheryl geram.

Derren perlahan-lahan mulai membuka isi kado dihadapannya.

Aktifitasnya terhenti dengan tubuhnya yang menegang serta syok melihat isi kado yang besar tersebut.

Matanya membola dengan mulutnya yang sedikit terbuka.

"K-kamu beneran?"

"Iya. Gimana? Suka?"

"Banget!"

Derren mulai menggelilingi mobil dan motor hadiah dari Cheryl barusan. Kedua hadiah ini adalah keinginan yang selama ini Derren inginkan.

Mobil kesukaannya dan juga yang pastinya keluaran terbaru. Harga beh.

"HAI!"

Cheryl terpekik kaget. Lebih kagetnya lagi saat melihat suara itu berasal dari belakangnya yang terdapat wanita yang sangat familiar.

Cheryl memegang tangan Derren erat.

"Takut amat suami lo gue ambil Ryl."Fiona terkekeh. Ia menyodorkan satu surat kepada mereka berdua.

"Gue cuma mau ngasih ini."

"Ini apa?"

"Surat undangan."

"Lo mau nikah?"tanya Derren.

"Iya. Jangan lupa datang. Gue tunggu kehadirannya!"

Cheryl membaca surat undangan tersebut. Ia sempat salah paham kepada Fiona. Cheryl kira, Fiona datang kesini untuk merebut Derren darinya tapi ternyata cuma ngasih surat undangan.

Cheryl menyodorkan tangannya. Memberi selamat. "Selamat ya!"

"Makasih. Oh iya, sebelum gue pulang ada yang mau gue kasih tau."

"Apa?"

"Tadi gue ngeliat Syilla di kompleks sebelah."

Deg.

.......

Melyn tidak membiarkan Syilla mati begitu saja. Ia sengaja tidak membunuh Syilla karna ia tidak mau mengotori tangannya sendiri.

Jika Syilla mengusik hidup Cheryl kembali, maka Melyn akan menyiksanya secara perlahan.

Setelah kejadian kemarin, Melyn yakin jika Syilla tidak akan mengusik hidup Cheryl lagi.

CHERYL [2] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang