33. | Musuh baru

122 9 0
                                    

Brum...brum..brum...

Suara motor terdengar sangat bising. Suara itu menganggu banyak orang yang sedang berada dirumah sakit.

Mereka berbondong-bondong keluar untuk melihat ke arah asal suara. Namun, mereka berlarian mencari tempat sembunyi dengan wajah yang tampak pucat.

Derren menaikan satu alisnya. "Ada apa si?"ia berjalan ke depan. Sudut bibirnya terangkat sebelah.

Ternyata ada segerombolan geng motor yang sepertinya bosan hidup.

Derren mengeluarkan benda keramat yang entah dari mana asalnya.

DOR!

Suara tembakan yang begitu keras membuat mereka terkejut. Mereka semakin panik dan heboh, saat mendengar suara itu yang cukup keras.

Cheryl dari dalam tergelonjak kaget. Muti pun sama halnya. Baby twins ten, pada menangis akibat terkejut mendengar suara tembakan itu.

"Alder mana?!"tanya Cheryl panik. Ia mencari suaminya ke sudut ruangan namun tak ada. Aih! Cheryl lupa, jika Derren sedang berada diluar. Bagaimana jika terjadi apa-apa sama Derren?

"Aku mau nyari Alder! Aku takut dia kenapa-kenapa."Cheryl beranjak, namun ditahan.

"Gak! Gak boleh! Lo harus tetap disini!"

"Aku mau nyari Alder!"keukeh Cheryl masih tetap ngeyel.

Suara tanggisan bayi semakin deras.

"Liat anak lo pada nangis! Lo mau ninggalin mereka gitu aja hah?!"tanya Muti tersulut emosi.

Cheryl menggeleng. Ia hapus air yang keluar dari sudut matanya. "Tapi aku takut kalo Alder sampe kenapa-kenapa."

Muti menghela nafasnya. Ia elus bahu sahabatnya. "Percaya sama gue, dia gak bakal kenapa-kenapa."

......

Derren melempar asal pistol itu ke segala arah. Ia berjalan mendekati sang ketua geng motor yang baru saja tertembak.

Anggota geng itu hanya terdiam menegang dengan menampilkan ekspresi takut dan masih terkejut atas kejadian tadi yang terjadi secara tiba-tiba.

Peluru itu mengenai tepat di bagian kepala sang ketua geng itu. Darahnya pada meleber ke mana-mana, dan masih mengalir dari kepala.

Derren tertawa. "Kalo bosen hidup jangan kayak gini tol*l!"

"Tujuan kalian kesini emang mau mati kan?"tanya Derren terkekeh sinis melihat ke arah mereka yang nampak ketakutan.

"Kalian mau nasib kalian sama seperti ketua kalian ini?"

Derren meludah kesamping. "Kalian tau? Selain membuat heboh, kalian juga membuat anak-anak gue nangis! Anjing!"Derren tidak bisa lagi menahan emosinya. Ia menendang semua motor yang masih ditumpangi oleh para anggota geng motor yang tidak tahu bernama apa.

Mereka sama-sama terjatuh dan terluka parah.

Derren sangat marah karna merasa dirinya diusik. Apalagi mereka sudah merusak hari bahagianya. Ia pastikan semuanya bakal mati ditangannya sekarang juga, sama seperti ketuanya.

"Kalah duluan sebelum berperang? Geng bodoh!"

Derren mengelap keringat didahinya. Mereka semua tumbang dan tidak sadarkan diri.

"ANGKAT TANGAN!"

Mobil polisi terhenti. Para polisi pada turun dari mobil dan berlari mendekati Derren dengan menodongkan sebuah pistol.

Derren terkekeh kecil. Ia raih pistol yang sempat ia gunakan tadi. "Mau main pistol-pistolan? Ayok!"tantangnya tak ada rasa takut sedikit pun.

Kedua polisi itu mulai memborgol tangan Derren dan membawanya ke dalam mobil.

CHERYL [2] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang