15. | Zesya

183 13 1
                                    

Aldo mengendarai motor ninjanya dijalan raya. Seperti biasa ia kebut-kebutan, tanpa mengubris beberapa omelan dari pengendara yang lainnya.

Kebut-kebutan di malam hari memang sangat menyenangkan. Angin malam yang dingin menusuk-nusuk permukaan kulit laki-laki itu.

Untung saja sebelum pergi, Aldo memakai jaket terlebih dahulu. Jika tidak bisa-bisa kulitnya dingin dan menjadi beku. Aldo salah satu golongan orang yang ga kuat angin malam.

Mood Aldo akhir-akhir ini suka berubah-ubah. Kadang senang, kadang sedih, dll. Entah, lebih baik Aldo menenangkan dirinya sendiri dengan cara berjalan-jalan sendiri.

Perasaaan nya mulai tidak enak. Pikirannya mulai memikirkan Cheryl.

Apa ada apa-apa ya sama Cheryl?

Aldo langsung tancap gas menuju rumah Cheryl.

...

Aldo menaruh kunci motornya disaku celananya. Ia bersiul pelan, dan melangkahkan kakinya memasuki rumah yang sangat megah.

Wajahnya kian memerah. Matanya melotot, serta tangannya yang mengepal sangat erat.

Ia mencengkram tembok, hingga tembok itu retak dalam waktu sekejab.

Tak pernah ia bayangkan walau kejadian dulu itu terjadi lagi.

Masa lalu itu membuat Aldo prustasi.

Amarahnya kian memuncak. Sang iblis kini hadir didalam tubuh Aldo.

Aldo menendang pintu luar hingga pintu itu roboh, menimbulkan suara bisingan yang sangat keras.

Kedua manusia yang sedang romantis-romantisan, tergelonjak kaget. Mereka terkejut saat mendengar suara yang begitu keras dari arah luar.

Dan yang lebih mengejutkan adalah Aldo yang sedang berada di ambang pintu dengan wajah yang amat-sangat menakutkan.

Mereka merinding, ditambah dengan angin yang masuk dari luar.

Cheryl terbelalak. Kenapa Aldo bisa ada disini? Dilihat dari raut wajahnya, sepertinya Aldo sedang marah. Apa jangan-jangan, Aldo melihat Derren dan Syilla romantis-romantisan?

Cheryl membuka mulutnya lebar. Ia segera menghampiri abangnya.

Menampilkan senyuman menawannya. "Hai abang. Abang udah lama disini? Ayo duduk dulu."Cheryl membawa Aldo ke ruang tamu, dan mendudukannya ke sofa.

Aldo bangkit. Tatapannya begitu tajam serta dingin.

Aldo langsung menghantam wajah Derren berkali-kali, serta membanting Derren ke lantai.

Cheryl menjerit histeris. Sontak ia menutup matanya dan ia pejamkan erat. Tubuh Cheryl gemetar hebat.

Aldo membenturkan kepala Derren ke tembok. Darah segar mulai turun ke lantai.

Cheryl berteriak. Ia menangis.
"STOP!! ABANG JANGAN ITUIN ALDER LAGI!! HIKS STOP ABANG!!!"jeritnya histeris.

Aldo tak berhenti. Ia masih setia membogem serta memberi pelajaran yang bertubi-tubi karna Derren melakukan kesalahan yang sama.

Orang seperti Derren tidak akan Aldo biarkan hidup.

Bisa-bisanya di hadapan ia sendiri, Cheryl dijadikan babu sedangan kedua makhluk ga ada akhlak itu romantis-romantisan.

"MAKSUD KALIAN APA NGEJADIIN ADIK GUA SEBAGAI BABU? MAKSUD KALIAN APA?!!!"Aldo seperti kerasukan.

Syilla sudah dibanjiri keringat. Ia juga ikutan bergetar hebat dan mundur beberapa langkah, takut melihat Aldo yang sekarang.

CHERYL [2] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang