06 - Thank you 4 helping me

284 24 0
                                    

Assalamu'alaikum temen-temen ^^

SELAMAT MEMBACA

SEMOGA SUKA, YA ^^

--- >•< ---

BUGH!

Suara pukulan dari samping kanannya mengagetkan Zahira. Ia mendongak dan mendapati laki-laki yang masih menggenakan segaram mirip dirinya.

"Lepasin tangan kotor lo itu!"

Segera ia melepaskan cekalan preman itu saat cekalan tangan itu mulai melonggar. Ia berjalan mundur untuk menjauhi preman itu.

Dilihatnya laki-laki yang menolongnya itu melawan preman yang hampir menculiknya. Ia meringis sambil menutup matanya sesekali melirik di balik jari tangannya. Memastikan bahwa laki-laki yang menolongnya baik-baik saja.

Selang beberapa menit ia menunggu perkelahian itu selesai. Saat laki-laki itu berbalik, alangkah terkejutnya Zahira saat tahu yang menolongnya adalah teman Abangnya yang ia temui beberapa kali di masjid. Zahira mengingat namanya, ah, ya dia lupa!

"M-makasih," ucap Zahira karena masih terkejud dengan apa yang terjadi padanya beberapa menit lalu.

"Jangan pulang dulu, gue telfon Azhar bentar," ucap Isham dengan nafas yang tersengal.

Zahira menurut, mengangguk lalu diam sambil mendekap tubuhnya dengan kedua tangannya. Semua doa baik ia ucapkan berharap Azhar segera datang.

Isham menyibukkan dirinya berkutik dengan ponselnya. Sedekar membuka dan menutupnya kembali selagi menunggu Azhar tiba. Ia tak memiliki pilihan lain selain melakukan kegiatan tak berguna ini.

Ia melirik ke arah gadis yang ia tolong beberapa menit yang lalu. Dilihatnya gadis itu mendekap tubuhnya sendiri. Jarak yang cukup jauh ia ciptakan agar tidak terjadi fitnah.

Buru-buru ia mengalihkan penglihatannya agar tidak berfikir untuk mendekati gadis itu. Sekuat tenaga ia menahan tubuhnya agar tidak sekedar mendekat, meskipun ia merasa kasihan. Ia sangat yakin gadis itu mengalami ketakutan.

Suara sepeda motor mengalihkan perhatian Zahira dan Isham. Dilihatnya Abangnya itu datang dan ia langsung memeluk Abangnya.

"Zahira takut, Bang," lirih Zahira bergetar. Azhar mendekap Zahira yang menangis di pelukannya.

"Kamu diapain sama preman tadi?" tanyanya pelan. Tidak ada jawaban, hanya gelengan kepala dari Zahira.

"Jangan bilang sama Papa, Zahira takut," ucapnya dengan mulut yang masih bergetar ketakutan.

"Kenapa? Papa nggak marah juga kalau Abang bilang."

"Jangan," Zahira memperingati Azhar. Ia tau Papanya tidak akan marah. Ia hanya tidak ingin membebani pikiran Papanya.

"Nggak, Abang nggak bilang. Maafin Abang yang nggak bisa jagain kamu."

"Nggak, Abang nggak salah. Zahira aja yang ngeyel nggak langsung pulang tadi."

"Udah, gausah nangis. Nanti kalau Mama tahu jadi khawatir," Zahira megangguk. Tangannya mengusap air matanya.

Azhar beralih menatap Isham. Temannya itu dari tadi menjadi menjadi penonton setia.

"Ham," panggil Azhar. Isham yang sedikit melamun, buru-buru menatap Azhar.

"Hm?,"

"Makasih udah nolongin Zahira," Isham mengangguk mengiyakan.

Secret FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang