50 - Graduation

150 12 0
                                    

Assalamu'alaikum temen-temen ^^

SELAMAT MEMBACA

SEMOGA SUKA, YA ^^

--- >•< ---

Tepat hari ini, kelulusan siswa SMA Nusantara dilaksanakan. Barisan siswa-siswi yang berdiri di lapangan terlihat rapi dan tertib. Meski sudah dapat dipastikan semua siswa lulus, namun tidak ada salahnya antusias dengan menunggu hasil lulusan terbaik masing-masing jurusan.

Selesai pengumuman, semua barisan di bubarkan. Zahira mencari Adiba yang lebih dulu keluar dari barisan untuk pergi ke toilet bersama Zhifa. Pundak Zahira ditepuk oleh Sinta. Zahira berbalik, alisnya ia naikan menjawab isyarat Sinta, 'kenapa?'.

"Ke ke kantin aja, yuk. Disini ramai banget," ajak Sinta pada Zahira.

"Adiba sama Zhifa gimana?" tanya Zahira.

"Ah, gampang, nanti di chat aja."

Zahira mengangguk menyetujui, dilihatnya lapangan tempat mereka berkumpul masih sangat ramai. Banyak siswa yang merayakan kelulusan dengan berbagai macam cara. Mulai dari menyalakan smoke boom hingga mencoret seragam putih abu-abu yang mereka kenakan.

Sinta menarik pergelangan tangan Zahira. Ia hanya menurut mengikuti langkah Sinta. Hingga langkah kaki mereka sampai di kantin, Sinta masih menariknya pada meja kosong yang cukup untuk empat orang.

Selang beberapa menit, Adiba dan Zhifa datang dengan nafas yang tersengal-sengal. Langsung saja mereka berdua duduk dan menyenderkan punggung pada kursi kantin.

"Kalian habis dari mana kok lari-lari?" tanya Zahira menatap dua temannya.

Adiba dan Zhifa saling melirik, lalu tertawa lepas secara bersamaan. Sungguh, Zahira semakin binggung di buatnya.

"Ada apa, sih?" tanya Zahira lagi.

"Itu... anuuu... bwahahahaa," belom mulai bercerita, Adiba sudah tertawa membayangkannya."

"Lo berdua kenapa?" tanya Sinta yang baru saja datang membawa empat gelas es teh.

"Itu... si Aron... bwahahahaha," bergantian Zhifa yang tidak kuat menahan tawanya. Tangannya reflek memukul Adiba yang berada di sampingnya.

Zahira menatap kesal Adiba dan Zhifa. Kesal sebab tak kunjung di beri tahu padahal ia sendiri sudah sangat kepo terhadap cerita mereka.

"Lo berdua lama-lama gue lempar gas nih," ancam Sinta.

"Iya-iya gue cerita nih," ucap Adiba memulai ceritanya.

"Ih, gue aja, Dib," ucap Zhifa menyela.

Adiba meletakkan telunjuknya di bibir Zhifa, "Ssttt diem, gue aja. Keburu kebakar kepo noh temen lo berdua."

"Oke lanjut. Itu tadi kita lihat Aron kena tahi burung pas di lapangan. Habis itu kepleset gara-gara ada plastik bekas es."

"Oh," ucap Sinta.

"Oh doang jawab lo?" tanya Adiba tak terima.

"Terus gue harus salto gitu?"

"Enggak juga, ketawa gitu lah minimal."

"Enggak lucu itu masa harus maksa ketawa."

"Dih, lo enggak lihat live-nya sih, makanya enggak ketawa."

"Humor lo berdua aja yang retjeh."

"Serah lo, Sin."

"Zah," panggil Zhifa.

Zahira menoleh lalu menjawab, "Kenapa?"

"Lo dari tadi pagi diem aja. Ada masalah?" tanya Zhifa.

"Iya, Zah. Lo dari tadi diem aja, kenapa?" tanya Adiba.

Secret FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang